13.07.2013 Views

Download File

Download File

Download File

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

”Bontang, mana suaramu!” Odi berteriak sangat keras. Suaranya menggema di<br />

antara penonton yang berjubel. ”Kota Intan!” Ia lalu menyanyikan reff lagu itu.<br />

Bersama di kota Intan, kotaku indah nyaman, kotaku kota kenangan<br />

Bersama di kota Intan, kotaku aman tentram, kotaku tak terlupakan<br />

Kenangan di kota Intan, kota yang menyenangkan, kotaku kota Intan...<br />

Kota Intan, kotaku... Kota Intan, kotamu... Kota Intan, kota kita...<br />

Kota kita semua...<br />

”Untuk Bontang...yang telah menyadarkanku dari jalan yang salah,” teriak Odi<br />

diikuti riuh suara penonton. ”Dan untuk teman-teman yang selalu bersamaku. Terima<br />

kasih!”<br />

Budiman terharu mendengar lagunya dinyanyikan oleh Odi. Ya, Kota Intan<br />

adalah bentuk kerinduannya pada Bontang. Kota Intan adalah kerinduannya akan<br />

kampung halaman. Ia memberinya judul Kota Intan, karena di kota inilah seorang<br />

gadis baik hati bernama Intan tinggal.<br />

*<br />

Intan tersenyum melihat penampilan Koin band di televisi. Ia tak menyangka<br />

kalau Budiman akan memberinya hadiah seperti itu. Benar-benar kejutan.<br />

”Dia aneh ya?” komentar Heru yang ikut menyaksikan.<br />

”Ya, dia aneh....dan juga baik...”<br />

Intan tersenyum gembira. Terima kasih, kepada dua orang yang telah<br />

membuat malam-malamku menjadi lebih indah dan berwarna, batin Intan. Aku<br />

bersyukur, bisa mendapatkan perhatian seperti ini, sebelum aku pergi tak kembali...<br />

***<br />

200

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!