13.07.2013 Views

Download File

Download File

Download File

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

untuk ditolak. Dan semenjak kelulusan, Budiman tidak pernah melihat Luna lagi.<br />

Semenjak itu pula cinta pertamanya yang begitu manis itu menghilang dan terlupakan.<br />

*<br />

Luna bercerita panjang lebar mengenai dirinya setelah kelulusan waktu itu.<br />

Budiman mendengarkan dengan antusias. Pandangannya tak lepas dari wajah Luna<br />

yang manis.<br />

”Jadi kau kuliah di Surabaya, mengambil teknik perkapalan?” tanya Budiman.<br />

”Ya, pasti kau akan menyebutku gadis yang aneh.”<br />

”Tidak, itu luar biasa untuk gadis sepertimu,” puji Budiman tanpa melepaskan<br />

pandangan matanya.<br />

”Kau juga luar biasa, berhasil menjadi sarjana akuntansi,” Luna balas memuji.<br />

”Ah, tidak. Kalau aku lulus dengan terpaksa. Orang-orang di kampus sudah<br />

sangat membenciku,” rendah Budiman.<br />

”Ah, jangan begitu,” ujar Luna melihat sikap Budiman. ”Eh, ngomong-<br />

ngomong kenapa dari tadi kau memandangi wajahku terus-menerus?” tanyanya<br />

curiga.<br />

”Tidak, hanya saja wajahmu mengingatkanku akan kenangan ketika kita<br />

duduk di kelas tiga SMP. Ketika kau membelaku dari teman-teman yang selalu<br />

menghinaku,” jawab Budiman ngeles.<br />

”Biasa saja, itulah gunanya teman. Teman ada untuk membantu temannya bila<br />

sedang kesusahan. Yang suka mengganggu tidak bisa disebut sebagai teman.”<br />

”Ya, aku harus berterima kasih banyak kepadamu.”<br />

”Tidak, Akulah yang harus berterima kasih kepadamu, karena kau sering<br />

membantuku di dalam mengerjakan PR,” elak Luna.<br />

”Hmm, masa lalu yang indah ya?” seru Budiman penuh arti. Ia tidak tahu<br />

apakah dirinya masih mencintai Luna. Tapi ia tahu pasti bahwa Luna hanya<br />

menganggapnya sebagai teman, tidak lebih. Bagaimanapun ia senang dapat bertemu<br />

kembali dengan Luna.<br />

Budiman.<br />

“Hei, kenapa kau senyum-senyum sendiri?” tanya Luna melihat tingkah<br />

20

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!