13.07.2013 Views

Download File

Download File

Download File

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Dada Budiman terasa panas. Ia baru saja mau menyatakan perasaannya pada<br />

Intan. Tapi rupanya Intan menyukai orang lain. Intan menyukai Heru. Pantas saja<br />

Intan begitu senang saat kedatangan Heru waktu itu.<br />

”Ya, memang harus begitu...” Budiman berkomentar. ”Tapi apa tidak apa-apa<br />

membiarkan perasaanmu tak terlampiaskan?”<br />

”Tidak apa-apa kak. Bagiku, melihat kak Heru senang dan bahagia, itu lebih<br />

baik. Melihat wajahnya saja aku begitu senang, apalagi kalau aku bisa memilikinya<br />

sebagai kekasih.”<br />

Budiman prihatin mendengar perkataan Intan. Ia lalu mencoba memberikan<br />

saran. ”Tan, kau harus menunjukkan perhatianmu padanya, agar ia tahu kalau kau<br />

menyukainya. Apa kau tahu bagaimana perasaan Heru padamu?”<br />

Intan menggeleng lemah. ”Tidak kak, aku tidak tahu bagaimana perasaannya<br />

padaku. Aku sengaja tidak menunjukkan perhatianku yang lebih padanya. Aku pun<br />

tak berharap memilikinya.”<br />

”Maksudmu?” Budiman tak mengerti dengan perkataan aneh Intan.<br />

”Menyukainya saja sudah cukup?”<br />

matanya itu.<br />

Intan.<br />

Intan mengangguk. Tatapan matanya nanar. Kesedihan tersirat dari sorot<br />

”Aku hanya tak mau melihat kak Heru bersedih.”<br />

”Melihatnya bersedih? Apa maksudmu?” Budiman heran dengan jawaban<br />

”Karena aku...” entah mengapa Intan menghentikan perkataannya. ”Ah,<br />

sudahlah...tidak penting kok.” Ia lalu berdiri dari duduknya. ”Kak, sudah larut. Kita<br />

pulang yuk...” ajaknya.<br />

perkataannya.<br />

”Hmm, baiklah...” Budiman nampak kecewa karena Intan tidak meneruskan<br />

Mereka berdua berjalan meninggalkan bukit itu. Budiman merasa heran<br />

dengan perkataan Intan. Ia penasaran kenapa Intan tidak melanjutkan perkataan<br />

terakhirnya tadi. Apakah Intan memiliki sebuah rahasia?<br />

Lebih dari itu, Budiman merasa sangat sedih. Untuk kesekian kalinya ia patah<br />

hati. Ia tak menyangka kalau semuanya jadi seperti ini. Ia mengira kalau Intan<br />

memiliki rasa terhadapnya, walaupun kenyataannya Intan menyukai Heru. Lalu, apa<br />

172

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!