13.07.2013 Views

Download File

Download File

Download File

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

”Aku tahu kau tidak punya pilihan. Tapi...baiklah, aku sendiri tidak bisa<br />

menebak apa yang aku lakukan bila berada dalam situasi sepertimu sekarang ini. Aku<br />

tahu, yang kau lakukan hanyalah demi melihat adikmu bahagia...” tutur kata Budiman<br />

terdengar penuh arti di telinga Yasmin. ”Kami semua memaafkanmu. Ya, walaupun<br />

aku masih terkejut sewaktu kau membuatku tak sadarkan diri di kantor pengacara<br />

itu.” Budiman menyeka air matanya. Entah mengapa air matanya jatuh menitik.<br />

”Yang aku inginkan hanya melihat Yasmin yang dulu. Yasmin yang manis, ramah<br />

dan penuh senyum. Tersenyumlah, tersenyumlah dan kembalikan gadis manis itu...<br />

Jadilah Yasmin yang semanis dulu.”<br />

Budiman berdiri cepat dan berbalik menjauhi Yasmin. Ia tak tahan melihat<br />

kesedihan Yasmin terus menerus.<br />

”Kak Budiman...” isak Yasmin, ”maafkan aku ya? Aku berjanji akan<br />

mengembalikan gadis manis yang pernah kau kenal waktu itu...”<br />

Mendengar pengakuan Yasmin, Intan tersenyum. Ia lalu memandang Heru<br />

yang berdiri terpana melihat drama itu.<br />

”Kak Heru, sekarang terserah kau. Apa yang akan kau lakukan terhadap gadis<br />

manis ini?” ujarnya.<br />

”Aku pasrah bila akhirnya aku mendekam di penjara,” kata Yasmin tiba-tiba.<br />

Heru menatap perempuan yang ada di depannya. Perempuan yang selama ini<br />

ia kejar. Perempuan yang selama ini ia benci karena kejahatannya. Perempuan dengan<br />

julukan belut betina itu. Tapi saat ini ia tidak menemukan sosok belut betina itu pada<br />

diri Yasmin. Yang ia temukan hanya seorang gadis lemah tak berdaya yang tengah<br />

menangis menyesali kejahatannya.<br />

”Heru, kau yang putuskan,” Budiman ikut bicara.<br />

Heru menarik nafas dalam-dalam. Ia kesulitan mengambil keputusan.<br />

”Kau...di.....”<br />

*<br />

Di sebuah taman, seorang gadis manis tengah membaca sepucuk surat yang<br />

dipegangnya. Ia terharu membaca tulisan di dalam surat itu. Surat dari sahabat<br />

penanya yang telah ia anggap sebagai teman terbaik.<br />

150

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!