13.07.2013 Views

Download File

Download File

Download File

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Intan lalu memberi isyarat pada kedua laki-laki itu untuk mendekat. Ia lalu<br />

menceritakan semua yang telah dikisahkan oleh Yasmin.<br />

Setelah mendengar cerita dari Intan, barulah Budiman mengerti apa yang<br />

selama ini menimpa Yasmin sehingga memaksanya menjadi seorang perampok.<br />

Perusahaan milik orang tua Yasmin bangkrut. Keluarga mereka lalu terjerat<br />

hutang yang sangat banyak. Akibat depresi, kedua orang tua Yasmin menjadi sakit-<br />

sakitan dan kemudian meninggal dunia. Beban hutang orang tuanya pun ditanggung<br />

oleh Yasmin seorang.<br />

Yasmin tidak tahu bagaimana ia dapat melunasi semua hutang keluarganya<br />

itu. Ia semakin kalut manakala adik semata wayangnya jatuh sakit. Penyakit yang<br />

sangat berbahaya sehingga membutuhkan perhatian yang serius. Dalam kondisi<br />

seperti itu, Yasmin menjadi gelap mata dan kemudian memutuskan untuk merampok<br />

toko-toko dan kantor-kantor menggunakan kekuatan hipnotisnya. Semenjak itulah<br />

Yasmin menjadi penjahat wanita yang membuat kepolisian gerah.<br />

menangis.<br />

”Yas, tenanglah...” Intan mencoba menenangkan Yasmin yang terus<br />

”Kalian...” Yasmin terisak, ”terserah kalau kalian mau menangkapku. Yang<br />

pasti aku sudah lelah melakukan semua hal ini.”<br />

Budiman berjongkok di depan Yasmin. Dilihatnya wajah Yasmin yang<br />

sembab karena air mata. Bagaimanapun, Yasmin adalah perempuan. Wajar bila<br />

Yasmin menangis menumpahkan semua kegundahannya selama ini. Perasaan<br />

perempuan sekalipun dia penjahat, tetaplah sensitif.<br />

”Yas, kau ingat aku?” Budiman memandang mata sayu adik kelasnya itu.<br />

”Siapa?”<br />

”Aku Budiman, kakak kelasmu sewaktu di SMA dulu,” Budiman<br />

memperkenalkan dirinya.<br />

”Kak Budiman?” Yasmin terkejut setelah mengetahui siapa sosok yang<br />

mengejarnya tadi.<br />

”Aku tak ingin melihatmu seperti ini. Melihatmu seperti ini, seolah telah<br />

melenyapkan ingatanku akan seorang gadis manis dengan tatapan mata lembut yang<br />

pernah aku kenal dulu. Aku tak melihat sosok Yasmin yang dulu...”<br />

”Yasmin...yang dulu?” Yasmin tak mengerti. Ia masih terisak.<br />

149

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!