13.07.2013 Views

Download File

Download File

Download File

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

”Dia memang gadis yang lucu.”<br />

Tak lama, Intan kembali ke ruang tamu dengan membawa nampan berisi<br />

minuman. Ia meletakkan minuman di meja ruang tamu. ”Silakan Kak...”<br />

”Terima kasih...”<br />

”Bagaimana kau bisa bertemu dengan Intan?” tanya Budiman penasaran.<br />

”Aku bertemu dengannya secara tidak sengaja,” jawab Heru.<br />

”Kami pertama kali bertemu saat kak Heru menolongku malam itu,” tambah<br />

Intan. Ia ikut duduk di sofa.<br />

”Menolongmu?”<br />

”Ya, ketika aku pulang larut,” kisah Intan. ”Saat itu aku tak menyadari kalau<br />

beberapa orang berandalan mengikutiku. Mereka hendak berbuat tak baik kepadaku.<br />

Untunglah, waktu itu kak Heru datang dan langsung menghajar mereka semua.<br />

Berandalan itu pun lalu ditangkap oleh kak Heru. Aku sangat berterima kasih kepada<br />

kak Heru atas pertolongannya itu, tapi aku tak sempat mengatakannya. Aku terburu<br />

pingsan karena kelelahan. Bangun-bangun aku sudah ada di rumah sakit dengan tante<br />

di sampingku. Kalau tidak ada kak Heru, entah apa yang akan terjadi padaku.”<br />

lanjut Intan.<br />

”Begitukah?” Budiman tampak terkejut. ”Syukurlah kalau begitu...”<br />

”Yang tidak aku sangka, ternyata kami akan bertemu lagi setelah hari itu,”<br />

”Sudah agak lama sih. Kira-kira setahun yang lalu,” ganti Heru yang bercerita.<br />

”Saat itu aku tengah berkunjung ke taman kanak-kanak tempatku bersekolah waktu<br />

kecil. Aku memang sering datang ke sana bila sedang suntuk atau sedang pusing<br />

memikirkan banyak masalah. Mengenang masa-masa kecil di TK itu benar-benar<br />

menyenangkan, bisa menjadi obat penghilang stress. Saat itulah aku bertemu kembali<br />

dengan Intan yang rupanya bekerja sebagai seorang guru di TK tersebut. Kami pun<br />

berkenalan dan aku main ke sini karena tertarik dengan ceritanya mengenai anak-anak<br />

panti asuhan. Semenjak itu, aku sering mampir ke sini di kala senggang, sekedar ingin<br />

bersilaturahmi, walaupun kemudian aku tak pernah lagi ke sini dikarenakan<br />

kesibukanku.”<br />

”Jadi TK tempat Intan mengajar adalah sekolahmu dulu?” tanya Budiman tak<br />

percaya. Heru mengangguk.<br />

139

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!