13.07.2013 Views

Download File

Download File

Download File

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

”Kakak belum tahu mau ngapain. Mungkin untuk sementara ini, kakak akan<br />

mengurus sawah kita.”<br />

”Nggak nyoba kerja?”<br />

”Entahlah, nilai kakak terlalu jelek, kakak tidak yakin ada yang akan<br />

menerima,” jawab Budiman sedih.<br />

Fiona.<br />

”Sudahlah Kak, jangan pesimis dulu. Yakinlah akan diterima kerja,” hibur<br />

”Ya...lihat saja nanti,” sahut Budiman pendek.<br />

”Kak, kakak kangen Bontang nggak?” tanya Fiona lagi.<br />

”Bontang?” Budiman tampak berpikir. Ia terkejut mendengar pertanyaan<br />

adiknya yang tiba-tiba. Pertanyaan itu mengingatkannya pada... ”Ya, jelas. Kakak<br />

sangat ingin kembali ke Bontang. Sudah lama sekali ya kita nggak ke sana. Kau juga<br />

kangen?”<br />

”Tidak, aku hanya bertanya saja. Bukankah sebelum kakak kuliah, kakak<br />

sangat ingin pergi ke Bontang?”<br />

Mendengar itu, ingatan Budiman langsung kembali ke masa setelah lulus<br />

SMA. Ya, saat itu ia memang sangat ingin pergi ke Bontang, kuliah dan hidup<br />

mandiri di sana. Tetapi saat itu ibunya tidak membolehkannya. Alasannya, terlalu<br />

jauh dari keluarga. Terpaksa Budiman kuliah di Jakarta, tempat kakaknya bekerja.<br />

Kerinduan akan tanah kelahiran membuatnya ingin sekali kembali ke sana.<br />

Budiman dan kedua saudaranya memang lahir di Bontang. Ayah mereka adalah<br />

seorang polisi yang berdinas di kota Bontang. Hingga kemudian ayah mereka<br />

memutuskan untuk pindah ke Kediri, sebuah kota di Jawa Timur. Saat itu umur<br />

Budiman masih enam tahun. Setahun kemudian ayah Budiman meninggal akibat sakit<br />

yang diderita semenjak tinggal di Bontang. Semenjak itulah mereka kemudian tinggal<br />

di pulau Jawa.<br />

Memang sih, tidak banyak kenangan yang dimiliki oleh Budiman di sana.<br />

Tetapi, rasa rindu akan tanah kelahiran memang tidak bisa dibohongi. Budiman<br />

benar-benar rindu akan Bontang waktu itu. Sayang ibunya melarang sehingga<br />

perlahan Budiman pun melupakan kerinduannya itu.<br />

sih!”<br />

”Oi!!” teriak Fiona membuyarkan lamunan Budiman. ”Kok malah ngelamun<br />

13

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!