13.07.2013 Views

Download File

Download File

Download File

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

”Tidak perlu menggunakan perasaan seperti itu untuk menjadi orang baik.<br />

Seorang bijak pernah mengatakan, bahwa kau adalah apa yang kau pikir dan rasakan<br />

tentang dirimu. Karena, kalau kau berpikir dan merasa kau ini adalah orang baik, kau<br />

akan menjadi orang yang baik. Sebaliknya, kalau kau berpikir dan merasa kau adalah<br />

orang yang jahat, maka kau adalah sejahat-jahatnya manusia.<br />

”Pernahkah kau berpikir kenapa Tuhan mengutus Nabi dan Rosul-Nya kepada<br />

manusia? Tidaklah lebih adalah untuk menyeru kepada yang baik dan menyeru untuk<br />

meninggalkan yang jahat. Atau kau bisa menyebutnya begini...memerintahkan kepada<br />

manusia untuk melakukan perbuatan-perbuatan yang baik dan meninggalkan<br />

perbuatan-perbuatan yang buruk.”<br />

”Aku tahu itu,” potong Budiman.<br />

”Nah, kalau kau sudah tahu itu, seharusnya kau juga sudah mengerti dimana<br />

posisimu sebenarnya. Kau diciptakan untuk menjadi orang baik, bukan untuk menjadi<br />

jahat. Kalau kau menjadi orang yang jahat, berarti percuma saja kau diciptakan,<br />

karena kau telah menyalahi ketentuan-Nya,” Fathur Rozy menjelaskan panjang lebar.<br />

Budiman termenung mendengar jawaban temannya itu. Memang, selama ini ia<br />

telah banyak berbuat baik. Bahkan, kalau bisa dibilang, ia adalah orang yang baik<br />

semenjak kecil. Hanya saja, selepas SMA ia merasa menjadi orang jahat. Ya, masa-<br />

masa menjadi pemimpin geng kampus benar-benar membuatnya merasa menjadi<br />

orang jahat.<br />

Karena itulah, setelah ia sadar dan berniat menjadi orang baik seperti dulu,<br />

kenapa dukun Dayak itu mengatakan kalau ia berpotensi menjadi orang jahat? Apa<br />

maksudnya? Apa pula maksud kedatangan mimpi-mimpi buruk itu?<br />

temannya.<br />

”Budiman, kau mengerti tidak?” tanya Fathur Rozy heran melihat sikap<br />

”Ya, aku mengerti,” jawab Budiman. Ia mencoba untuk mengerti, tetapi masih<br />

ada yang mengganjal di hatinya. Peristiwa-peristiwa di kampusnya dan kemarahannya<br />

ketika bertemu Saman....apakah ia bisa kembali menjadi orang baik?<br />

*<br />

126

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!