13.07.2013 Views

Download File

Download File

Download File

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

”Sepertinya kakak berbakat memasak,” puji Intan.<br />

”Benarkah? Kau pasti bercanda,” rendah Budiman. ”Aku tak pernah<br />

membayangkan akan menjadi seorang pedagang mie ayam.”<br />

Di dalam hatinya, Budiman merasa senang. Menjual mie ayam seperti ini<br />

membuatnya teringat akan kenangan bersama sang ibu. Tidak percuma ia meminta<br />

ibunya untuk menuliskan resep mie ayam itu.<br />

Budiman lalu membatin. Ibunya pasti akan bangga padanya karena berhasil<br />

memasak mie ayam resep sang ibu. Andai ibunya masih hidup...<br />

*<br />

Malam itu, Budiman tengah bersantai di warungnya. Entah kenapa malam itu<br />

begitu sepi. Karena itulah Budiman memilih bersantai sembari membaca majalah. Ia<br />

lalu berniat menutup warungnya namun segera diurungkannya ketika seorang laki-<br />

laki datang.<br />

”Assalamu’alaikum,” terdengar suara salam dari arah depan. Budiman<br />

terkesiap. Ia meletakkan majalahnya. Dilihatnya seorang laki-laki berpakaian muslim<br />

dengan tas ransel di punggung berdiri di depan warungnya.<br />

kental.<br />

”Walaikumsalam...” jawab Budiman. ”Mau pesan mie?”<br />

”Anda berjualan mie ayam?” tanya laki-laki itu dengan logat Madura yang<br />

”Benar sekali, Anda ingin memesan?”<br />

”Kalau begitu, tolong satu porsi,” jawab laki-laki itu.<br />

”Baik, satu porsi mie ayam segera datang,” ujar Budiman ramah. Ia segera<br />

meracik bumbu-bumbu mie ayam. Mie ayam pun telah siap dihidangkan. Budiman<br />

mengantar mie ayam itu ke meja di depan laki-laki pembeli. ”Silakan Mas...”<br />

”Alhamdulillah... Terima kasih,” balas laki-laki itu. Ia kemudian segera<br />

menikmati hidangannya.<br />

Budiman mengamati pembeli itu dengan seksama. Rasanya, ia pernah<br />

mengenal laki-laki dengan aksen Madura itu. Wajahnya laki-laki itu mirip dengan<br />

wajah Amrozy, pelaku Bom Bali itu. Wajah yang pernah ia kenal.<br />

”Anda orang Madura ya?” Budiman memberanikan diri bertanya.<br />

121

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!