13.07.2013 Views

Download File

Download File

Download File

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

TEMAN LAMA YANG DINANTIKAN<br />

7<br />

“Kau memiliki potensi di jalan ini, kau bisa menjadi orang besar yang<br />

disegani. Tak maukah kau? Untuk apa kau berjalan di jalan yang akan<br />

menyakitkanmu, bila kau bisa memilih jalan yang meyenangkan hatimu. Yakinlah,<br />

dirimu ada di garis hitam. Kau akan bisa menjadi hitam yang cemerlang. Ikutlah<br />

bersamaku...kawan!”<br />

*<br />

”Astaghfirullah...” Budiman tersentak terbangun dari tidurnya. Keringat<br />

dingin membasahi tubuhnya. Ia baru saja mengalami mimpi buruk. ”Untunglah, cuma<br />

mimpi...”<br />

sahur.<br />

Budiman melihat ke arah jam wekernya. Jam setengah tiga pagi, waktunya<br />

Ia lalu beranjak dari tempat tidurnya keluar dari kamar.<br />

untuk sahur.<br />

Budiman.<br />

Di ruang makan, dilihatnya Intan dan Amanda tengah menyiapkan makanan<br />

”Baru saja aku akan membangunkanmu Kak,” kata Intan begitu melihat<br />

”Terima kasih,” sahut Budiman lalu mengambil duduk di kursi meja makan.<br />

”Anak-anak tidak dibangunkan Tan?” tanya Budiman dengan mata masih mengantuk.<br />

”Hanya Nano, Nelly, dan Alif yang aku bangunkan. Kurasa mereka akan<br />

menikmati puasa di bulan ini,” jawab Intan. ”Sebentar lagi mereka juga datang.”<br />

Budiman mengerti. Ketiga anak itu memang telah duduk di sekolah dasar.<br />

Nano di kelas empat, sedangkan Nelly dan Alif di kelas tiga. Anak-anak panti lainnya<br />

masih kecil.<br />

114

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!