13.07.2013 Views

Download File

Download File

Download File

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

”Hei, Jali! Sini kau!” panggil penebang bersenjata itu pada salah seorang<br />

rekannya. Yang dipanggil kemudian berjalan ke arah asal suara.<br />

”Kenapa?” tanyanya.<br />

”Apa kau percaya bahwa sosok yang kita lihat tadi itu hantu? Hantu hutan?”<br />

tanya penebang bersenapan.<br />

Yang ditanya mengangguk mengiyakan. ”Ya, memangnya kenapa? Sudah aku<br />

bilang kalau hutan ini angker. Sebaiknya kita mencari tempat lain saja.”<br />

Penebang bersenapan tersenyum. ”Aku tidak yakin dengan perkataanmu itu.<br />

Lihatlah!” Penebang itu menunjuk ke arah jejak kaki yang tercetak di tanah.<br />

”Ada apa?”<br />

”Kau pikir hantu menjejak tanah apa?”<br />

”Lalu?”<br />

”Dia bukan hantu. Dia manusia, sama seperti kita!”<br />

*<br />

Tio memasuki rumah pohonnya dengan gelisah. Budiman yang melihat<br />

kegelisahan itu kemudian bertanya. ”Ada apa?”<br />

”Orang itu, penebang itu...” jawab Tio terputus.<br />

”Orang itu?” Budiman tak mengerti.<br />

”Ya, aku belum pernah melihat penebang liar yang membawa senapan itu.<br />

Dan, dia sepertinya tidak takut akan hantu hutan. Dia justru menembak ke arahku.<br />

Untungnya meleset.”<br />

”Apa yang kau khawatirkan?”<br />

Kegelisahan Tio belum juga hilang. ”Aku mempunyai firasat buruk tentang<br />

ini. Sepertinya, sesuatu yang buruk akan terjadi.”<br />

Budiman terkejut mendengarnya. ”Benarkah?”<br />

*<br />

Tio, Budiman, dan Kina tengah bermain bersama di rumah pohon. Mereka<br />

bermain lempar-lemparan pisang. Mereka terlihat menikmati permainan, terlebih<br />

108

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!