13.07.2013 Views

Download File

Download File

Download File

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

”Sangat baik, rumah pohonmu benar-benar memberikan pengalaman tersendiri<br />

bagiku,” jawab Budiman.<br />

”Sepertinya kamu betah tinggal di sini.”<br />

”Benar,” Budiman berkata pendek. ”Tio, sampai kapan kau akan seperti ini?”<br />

tanyanya terdengar serius.<br />

”Maksudmu?”<br />

”Ya, seperti ini. Tinggal di dalam hutan hanya berkawankan binatang dan juga<br />

pepohonan liar. Apa kau tidak berniat untuk kembali ke kota? Desa mungkin?”<br />

Tio menghela nafas panjang. ”Entahlah Man, aku tidak tahu sampai kapan aku<br />

akan tinggal di hutan. Kalau dihitung-hitung, kurang lebih sudah tiga tahun aku hidup<br />

seperti ini. Mungkin.... kalau aku sudah merasa bosan...”<br />

”Apa kau tidak rindu akan keluargamu?” tanya Budiman lagi. ”Apa kau tidak<br />

rindu akan kawan-kawan lamamu? Kehidupan di kota? Atau kau tak rindu dengan Ibu<br />

Ulfa?”<br />

Tio berpaling cepat ke arah wajah Budiman. Ia terlihat sangat terkejut. ”Bu<br />

Ulfa? Guru matematika itu?” tanyanya. Budiman mengangguk. ”Bagaimana kau<br />

masih ingat?”<br />

Budiman tertawa kecil. ”Oh, aku takkan lupa akan kisah cinta ’terlarang’<br />

seorang murid pada gurunya sendiri. Itulah yang aku ingat bila melihatmu.”<br />

Tio ikut tertawa. ”Saat-saat itu benar-benar saat yang menyenangkan ya? Kira-<br />

kira bagaimana kabar ibu guru itu sekarang?”<br />

”Kudengar ia sudah mempunyai seorang anak,” jawab Budiman polos.<br />

”Ow,” Tio terlihat kecewa. ”Aku sudah cukup patah hati ketika mendengarnya<br />

menikah saat kita duduk di kelas satu SMA.”<br />

”Kau mau menyerah? Bukankah katamu waktu itu, akan terus menunggu Ibu<br />

Ulfa hingga menjadi janda? Tak tunggu rondomu * , itu katamu kan?”<br />

Tio tertawa mendengarnya. ”Budiman, kamu ingat aja...”<br />

Mereka kemudian tertawa bersama.<br />

* kutunggu jandamu (bahasa jawa)<br />

*<br />

106

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!