13.07.2013 Views

Download File

Download File

Download File

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

”Kamuflaseku itu rupanya berjalan efektif. Para penebang liar itu tidak<br />

mengetahui rumah pohonku. Aku juga cukup diuntungkan dengan pepohonan tinggi<br />

dan dedaunan yang lebat di sekitar sini. Namun, suatu hari ketika aku baru kembali<br />

dari desa, seorang penebang liar memergoki dan mengejarku. Untunglah kamuflase<br />

hutan yang aku bangun berhasil mengecohnya. Semenjak itulah timbul rumor tentang<br />

manusia yang tiba-tiba menghilang di dalam hutan.<br />

”Dari rumor itu, aku kemudian mendapatkan sebuah ide. Ide yang aku pikir<br />

sangat bagus untuk mengusir para penebang liar itu. Aku memahat sebuah topeng dari<br />

sepotong kayu jati dan memakainya. Iseng-iseng aku keluar menampakkan diri pada<br />

mereka dari atas pohon. Mereka ketakuan melihatku. Salah seorang dari mereka<br />

mengejarku tetapi aku berhasil masuk ke tempat ini. Semenjak itulah orang-orang<br />

memanggilku hantu hutan.<br />

”Rencanaku berhasil. Tak lama setelah aku menakut-nakuti penebang liar itu<br />

dengan topeng hantu hutan ini, mereka meninggalkan hutan. Itu bagus, dan aku<br />

merasa menang. Tetapi sebulan yang lalu, para penebang itu kembali lagi. Entahlah,<br />

apakah yang membuat mereka kembali ke hutan yang mereka katakan angker ini.<br />

Kedatangan mereka, tentulah kewaspadaan kembali untukku.<br />

”Dan hari ini, ketika aku berniat menakuti mereka, aku melihat seorang<br />

pemuda tengah berlari dari kejaran penebang liar itu. Aku melihat pemuda itu dalam<br />

masalah sehingga aku memutuskan untuk menariknya ke dalam persembunyianku.<br />

Pemuda itu adalah kau, Budiman.” Tio mengakhiri cerita panjangnya.<br />

Budiman yang sedari tadi mendengarkan terkagum-kagum. Ia kagum akan<br />

keberanian temannya itu menghadapi para penebang liar itu. Ia kagum melihat<br />

keberanian temannya itu untuk memutuskan tinggal di dalam hutan, demi<br />

menyelamatkan hutan dari kepunahan.<br />

“Cerita yang sangat mengesankan.” Budiman beranjak dari tempat tidur kayu<br />

itu menuju ke arah pintu. Ia berada di ambang pintu ketika dilihatnya pemandangan<br />

yang indah. Benar kata Tio, ia kini berada di rumah pohon buatan Tio. Ia kini berada<br />

di pohon yang tingginya kira-kira dua puluh meter dari atas tanah. Dilihatnya kayu-<br />

kayu kecil sebagai anak tangga di sepanjang batang pohon di bawahnya.<br />

103

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!