02.07.2013 Views

241 cover KIMIA11

241 cover KIMIA11

241 cover KIMIA11

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Seperti telah kalian ketahui, banyak sekali industri-industri yang memanfaatkan<br />

sistem koloid. Berbagai macam produk telah dihasilkan. Dan<br />

tentu saja selama peroses produksi itu dihasilkan limbah baik yang berupa<br />

cairan, padatan, maupun gas. Limbah gas, misalnya asap, dapat bercampur<br />

dengan partikel-partikel lain di udara membentuk suatu koloid yang mencemari<br />

udara. Apa hubungan antara koloid dengan pencemaran udara? Jenis<br />

koloid yang mana yang dapat mencemari udara? Ayo pelajari bersama.<br />

H. Koloid dan Pencemaran Lingkungan<br />

Pertumbuhan industri yang cukup pesat dan makin banyaknya alat<br />

transportasi tanpa disadari telah memberikan kontribusi yang cukup besar<br />

dalam pencemaran udara. Polusi udara adalah istilah yang luas digunakan<br />

untuk segala pengotoran partikel kimia dan biologi yang memodifikasi<br />

karakteristik alam atmosfer bumi. Beberapa definisi gangguan fisik seperti<br />

polusi suara, panas, radiasi, atau polusi cahaya dianggap sebagai polusi<br />

udara.<br />

Polusi udara diklasifikasikan menjadi polusi primer dan sekunder.<br />

Polusi udara primer adalah bahan polusi yang dilepas langsung ke udara<br />

dari sebuah sumber. Karbon monoksida adalah sebuah contoh dari polusi<br />

udara primer karena ia merupakan hasil pembakaran. Adapun polusi<br />

udara sekunder dibentuk di atmosfer melalui reaksi kimia yang melibatkan<br />

polusi udara primer. Pembentukan ozon dalam smog fotokimia adalah<br />

contoh polusi udara sekunder.<br />

Dari sekian banyak zat yang mencemari udara, ada zat yang merupakan<br />

koloid yang cukup membahayakan, yaitu smog. Smog berasal dari bahasa<br />

Inggris smoke: asap, dan fog: kabut. Smog merupakan kasus pencemaran<br />

udara berat yang bisa terjadi berhari-hari hingga hitungan bulan. Bila “asap”<br />

bergabung dengan “kabut”, maka asap tidak dapat naik karena terhalang<br />

oleh kabut. Di bawah keadaan cuaca yang menghalangi sirkulasi udara,<br />

asbut bisa menutupi suatu kawasan dalam waktu yang lama dan terus menumpuk<br />

hingga berakibat membahayakan, misalnya kasus di London, Los<br />

Angeles, Athena, Beijing, Hong Kong, atau Ruhr Area.<br />

Kasus pencemaran terjadi hampir di setiap negara, termasuk di Indonesia,<br />

seperti kasus pencemaran akibat bocornya pipa gas milik PT<br />

La pindo Brantas di Porong, Sidoarjo, Jawa Timur sejak penghujung Mei<br />

2006 dan belum berakhir hingga saat buku ini ditulis. Bersama dengan<br />

partikel-partikel lain dalam tanah, gas yang keluar dari pipa tersebut<br />

menyembur ke permukaan tanah dan menghasilkan lumpur yang sangat<br />

panas. Semburan lumpur panas tersebut telah menenggelamkan beberapa<br />

hektar areal persawahan dan ratusan permukiman warga sekitar.<br />

Kesehat an warga pun terganggu, mulai dari gangguan pernapasan hingga<br />

ganggu an kesehatan lainnya yang diakibatkan tidak tersedianya air besih<br />

dan makanan yang sehat. Lumpur panas tersebut merupakan koloid yang<br />

membahayakan dan apabila tidak segera ditangani akibatnya akan menjadi<br />

lebih parah lagi.<br />

Gambar 11.22<br />

Cerobong asap pembangkit<br />

listrik yang melepaskan<br />

sulfur dioksida dan partikel<br />

ke udara.<br />

Gambar 11.23<br />

Tembaga yang bereaksi<br />

dengan asam nitrat pekat<br />

menghasilkan uap merah<br />

coklat nitrogen dioksida,<br />

NO 2 , gas yang sama yang<br />

terdapat dalam smog<br />

Koloid<br />

Brady, 1999, hlm. 423<br />

Gambar 11.24<br />

Lumpur panas termasuk polutan<br />

yang berbentuk koloid.<br />

253<br />

50.000 Photo Art<br />

greenpace.org

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!