Nautika Kapal Penangkap Ikan_Jilid_2.pdf
Nautika Kapal Penangkap Ikan_Jilid_2.pdf Nautika Kapal Penangkap Ikan_Jilid_2.pdf
BAB. VI. KESEIMBANGAN KAPAL ( STABILITAS KAPAL ) 6.1. Pengertian Dasar Sebuah kapal dapat mengoleng disebabkan karena kapal mempunyai kemampuan untuk menegak kembali sewaktu kapal menyenget yang dikarenakan oleh adanya pengaruh luar yang bekerja pada kapal. Beberapa contoh pengaruh luar yang dimaksud adalah: arus, ombak, gelombang, angin dan lain sebagainya. Dari sifat olengnya apakah sebuah kapal mengoleng terlau lamban, ataukah kapal mengoleng dengan cepat atau bahkan terlau cepat dengan gerrakan yang menyentak-nyentak, atau apakah kapal mengoleng dengan enak, maka dibawah ini akan diberikan pengertian dasar tentang olengan sebuah kapal. 1. Sebuah kapal yang mengoleng terlalu lamban, maka hal ini menandakan bahwa kemampuan untuk menegak kembali sewaktu kapal menyenget adalah terlalu kecil. Kapal yang pada suatu saat mengoleng demikian dikatakan bahwa stabilitas kapal itu kurang atau kerapkali juga disebut bahwa kapal itu “langsar “. 2. Sebuah kapal yang mengoleng secara cepat dan dengan menyentak-nyentak, maka hal itu menandakan bahwa kapal kemampuannya untuk menegak kembali sewaktu ka[al menyenget adalah terlalu besar atau kelewat besar. Kapal yang dalam keadaan demikian itu dikatakan bahwa stabilitas kapal itu terlalu besar atau seringkali disebut bahwa kapal itu “Kaku “. 3. Sebuah kapal yang mengoleng dengan “enak “ maka hal itu menandakan bahwa kemampuannya untuk menegak kembali sewaktu kapal menyenget adalah sedang. Kapal yang dalam keadaan demikian itu sering kali disebut sebuah kapal yang mempunyai stabilitas yang “ baik “ Sebuah kapal yang stabilitasnya terlalu kecil atau yang disebut langsar itu untuk keadaan-keadaan tertentu mungkin berakibat fatal, sebab kapal dapat terbalik. Kemungkinan demikian dapat terjadi, oleh karena sewaktu kapal akan menegak kembali pada waktu kapal menyenget tidak dapat berlangsung, hal itu dikarenakan misalnya oleh adanya pengaruh luar yang bekerja pada kapal, sehingga kapal itu akan menyenget lebih besar lagi. 255
256 Apabila proses semacam itu terjadi secara terus menerus, maka pada suatu saat tertentu kapal sudah tidak memiliki kemampuan lagi untuk menegak kembali. Jelaslah kiranya bahwa apabila hal itu terjadi, maka sudah dapat dipastikan bahwa kapal akan terbalik. Sebuah kapal yang kaku dapat berakibat : 1. Kapal “ tidak nyaman “ sebagai akibat dari berolengnya kapal yang secara cepat dan menyentak-nyentak itu, sehingga mungkin sekali terjadi semua awak kapalnya (terlebih-lebih para penumpang) menjadi mabok, sebab dapat dikatakan bahwa tidak ada satu saatpun kapal itu dalam keadaan “ tenang “ 2. Sebagai akibat dari gerakannya yang menyentak-nyentak dan dengan cepat itu maka konstruksi kapal dibangunan-bangunan atasnya akan sangat dirugikan, misalnya sambungansambungan antara suku-suku bagian bangunan atas akan menjadi longgar, sebab paku-paku kelingnya menjadi longgar. Akibat lain yang mungkin juga terjadi adalah longsornya muatan yang dipadat didalam ruang-ruang dibawah. Longsornya muatan itu dapat membawa akibat yang sangat fatal (kapal dapat terbalik). Sebuah kapal yang stabilitasnya kecil atau yang disebut langsar yang disebabkan karena bobot diatas kapal dikonsetrasikan dibagian atas kapal. Sebuah kapal dapat bersifat kaku, oleh karena pemadatan muatan dikapal itu dilakukan secara tidak benar, yakni bobot-bobot dikonsentrasikan di bawah, sehingga kedudukan titik beratnya terlalu rendah. Pada pokoknya, stabilitas kapal dapat digolongkan didalam 2 jenis stabilitas yaitu : 1. Stabilitas kapal dalam arah melintang (sering kali disebut stabilitas melintang) 2. Stabilitas kapal dalam arah membujur (sering kali disebut stabilitas membujur) Stabilitas melintang adalah kemampuan kapal untuk menegak kembali sewaktu kapal menyenget dalam arah melintang yang disebabkan oleh adanya pengaruh luar yang bekerja padanya. Stabilitas membujuradalah kemampuan kapal untuk menegak kembali sewaktu kapal menyenget dalam arah membujur yang disebabkan oleh adanya pengaruh luar yang bekerja padanya.
- Page 10 and 11: 3.1.5. Kompas .....................
- Page 12 and 13: 5.2.2. Temperatur dipermukaan Bumi
- Page 14 and 15: BAB. VIII. KOMUNIKASI DAN MERSAR ..
- Page 16 and 17: 9.3.4.1. Bahan Pemadam Air.........
- Page 18 and 19: BAB. XI. PENCEGAHAN POLUSI ........
- Page 20: BAB. XIV. HUKUM LAUT DAN HUKUM PERK
- Page 23 and 24: Gerakan rotasi bumi ini akan mempen
- Page 25 and 26: 3. Lapisan MESOSFEER 4. Lapisan THE
- Page 27 and 28: Contoh : Soal. 1. Sebuah pesawat te
- Page 29 and 30: 224 Tekanan udara maksimum pada puk
- Page 31 and 32: 226 c Jadi Basah Udara Relatif = --
- Page 33 and 34: 228 8. Badai ( Gale ) Ranting-ranti
- Page 35 and 36: 5.6. Awan dan Kabut 230 Didalam lap
- Page 37 and 38: 232 Gambar. 5.2. Jenis Awan dan Kab
- Page 39 and 40: 234 - Arah dan kecepatan angin, - T
- Page 41 and 42: 236 4. N. dd. ff. 0 = kecepatan ang
- Page 43 and 44: 238 09 = pada stasiun pengamat terd
- Page 45 and 46: 240 TT = Temperatur udara dinyataka
- Page 47 and 48: 242 4 = cirrus halus yang berbentuk
- Page 49 and 50: 244 Jumlah luas seluruh samudera le
- Page 51 and 52: 246 Gambar. 5.3.c. Basin 5.8.4. Con
- Page 53 and 54: 248 Gambar. 5.4. Ombak, gelombang d
- Page 55 and 56: 250 Gambar. 5.6. Cara mengukur ting
- Page 57 and 58: 252 Gambar. 5. 8. Gelombang Bentuk
- Page 59: 254 permukaan laut ditengah-tengah
- Page 63 and 64: 258 6.2.2. Titik Tekan = Titik Apun
- Page 65 and 66: 6.3. Teori Koppel Dan Hubungannya D
- Page 67 and 68: 262 Lukisan : Penjelasan Perhitunga
- Page 69 and 70: 264 G Gambar. 6.2.c. Lengan/Momen P
- Page 71 and 72: 266 memiliki kemampuan untuk menega
- Page 73 and 74: 268 Selanjutnya, persamaan : GZ = G
- Page 75 and 76: 270 3. Besarnya nilai BM dapat dipe
- Page 77 and 78: 272 Kedudukan titik berat setiap mu
- Page 79 and 80: 274 Rumus untuk memperoleh jarak ti
- Page 81 and 82: 276 Pembongkaran ( 2 ) Bobot Jarak
- Page 83 and 84: 278 Menghitung jarak tegak titik be
- Page 85 and 86: 280 w2 (KG3 - KG2) = W’ ( KG’ -
- Page 87 and 88: 282 perpindahannya titik berat kapa
- Page 89 and 90: 4). 400 ton air laut diisikan kedal
- Page 91 and 92: Sekalipun demikian, apabila besarny
- Page 93 and 94: 288 pemadatan dikerjakan. Jadi sebe
- Page 95 and 96: 290 2 1 3 Gambar. 6.10. Waktu Oleng
- Page 97 and 98: Dengan demikian dapat diketahui ber
- Page 99 and 100: 294
- Page 101 and 102: 7.1.2. Kapal Penumpang ( Passangers
- Page 103 and 104: 7.1.4. Kapal Peti Kemas ( Container
- Page 105 and 106: 7.1.6. The Bulk Carrier Keterangan
- Page 107 and 108: 302 CLEAT CLEAT BOOM CRADLE Gambar.
- Page 109 and 110: Keterangan gambar : 1. Tiang Utama
BAB. VI. KESEIMBANGAN KAPAL ( STABILITAS KAPAL )<br />
6.1. Pengertian Dasar<br />
Sebuah kapal dapat mengoleng disebabkan karena kapal<br />
mempunyai kemampuan untuk menegak kembali sewaktu kapal<br />
menyenget yang dikarenakan oleh adanya pengaruh luar yang<br />
bekerja pada kapal.<br />
Beberapa contoh pengaruh luar yang dimaksud adalah: arus,<br />
ombak, gelombang, angin dan lain sebagainya. Dari sifat olengnya<br />
apakah sebuah kapal mengoleng terlau lamban, ataukah kapal<br />
mengoleng dengan cepat atau bahkan terlau cepat dengan<br />
gerrakan yang menyentak-nyentak, atau apakah kapal mengoleng<br />
dengan enak, maka dibawah ini akan diberikan pengertian dasar<br />
tentang olengan sebuah kapal.<br />
1. Sebuah kapal yang mengoleng terlalu lamban, maka hal ini<br />
menandakan bahwa kemampuan untuk menegak kembali<br />
sewaktu kapal menyenget adalah terlalu kecil. <strong>Kapal</strong> yang pada<br />
suatu saat mengoleng demikian dikatakan bahwa stabilitas<br />
kapal itu kurang atau kerapkali juga disebut bahwa kapal itu<br />
“langsar “.<br />
2. Sebuah kapal yang mengoleng secara cepat dan dengan<br />
menyentak-nyentak, maka hal itu menandakan bahwa kapal<br />
kemampuannya untuk menegak kembali sewaktu ka[al<br />
menyenget adalah terlalu besar atau kelewat besar. <strong>Kapal</strong> yang<br />
dalam keadaan demikian itu dikatakan bahwa stabilitas kapal itu<br />
terlalu besar atau seringkali disebut bahwa kapal itu “Kaku “.<br />
3. Sebuah kapal yang mengoleng dengan “enak “ maka hal itu<br />
menandakan bahwa kemampuannya untuk menegak kembali<br />
sewaktu kapal menyenget adalah sedang. <strong>Kapal</strong> yang dalam<br />
keadaan demikian itu sering kali disebut sebuah kapal yang<br />
mempunyai stabilitas yang “ baik “<br />
Sebuah kapal yang stabilitasnya terlalu kecil atau yang disebut<br />
langsar itu untuk keadaan-keadaan tertentu mungkin berakibat<br />
fatal, sebab kapal dapat terbalik. Kemungkinan demikian dapat<br />
terjadi, oleh karena sewaktu kapal akan menegak kembali pada<br />
waktu kapal menyenget tidak dapat berlangsung, hal itu<br />
dikarenakan misalnya oleh adanya pengaruh luar yang bekerja<br />
pada kapal, sehingga kapal itu akan menyenget lebih besar lagi.<br />
255