Nautika Kapal Penangkap Ikan_Jilid_2.pdf
Nautika Kapal Penangkap Ikan_Jilid_2.pdf Nautika Kapal Penangkap Ikan_Jilid_2.pdf
9.5.4. Sistim Pernafasan Gambar. 9.16. Sirkulasi darah Paru-paru terdiri dari dua bagian : a. Sebelah kanan terdiri dari 3 lobus yaitu lobus atas, lobus tengah, lobus bawah b. Sebelah kiri terdiri dari 2 lobus yaitu lobus atas dan lobus bawah Paru-paru dibungkus oleh selaput yang disebut : PLEURA. Pada sistim pernafasan, udara masuk mulai dari hidung pharinx larinx Trachea bronchus bronchiolus alveolus. Dalam alveolus terjadi pertukaran zat CO2 dan O2 ( Oxygenisasi). CO2 keluar melalui udara pernafasan yang disebut : EXPIRASI, sedangkan O2 masuk kedalam darah. Norma manusia bernafas dengan frekwensi kurang lebih 18 kali per menit. Pada bayi, orang sesudah berlari kencang, frekwensi pernafasan lebih besar dari normal. 433
9.5.6. Sistim Pencernaan Pencernaan adalah suatu proses biokimia, untuk mengolah makanan menjadi zat-zat yang mudah diserap oleh selaput lendir usus. 434 Beberapa proses : a. Pengunyahan, yang berperan : gigi gigi b. Penelanan, yang berperan : lidah dan air ludah c. Pencairan dan pencernaan, yang berperan : lambung d. Penyerapan, yang berperan : usus halus Organ pencernaan a. Pipa makanan ( oesophagus ) b. Lambung ( Gaster ) c. Usus halus ( Intestinum ) d. Usus besar ( Colon ) e. Hati ( Heper ) f. Zat empedu (Vesica felea ) g. Pancreas (Kelenjar ludah ) 9.5.7. P.P.P.K dan P.M.D P.P.P.K singkatan dari Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan P.M.D singkatan dari Pertolongan Medik Darurat Artinya :adalah memberikan perawatan darurat bagi para korban, sebelum mendapat pertolongan yang lebih mantap oleh dokter atau petugas kesehatan lainnya. Tujuan : 1. Menyelamatkan jiwa korban 2. Mencegah dan membatasi cacat 3. Meringankan penderitaan korban Pokok-pokok tindakan P.P.P.K 1. Jangan panik 2. Perhatikan pernafasan dan denyut jantung, bila perlu lakukan resusitasi 3. Hentikan perdarahan, bila ada 4. Perhatikan tanda-tanda sock 5. Jangan memindahkan korban secara terburu-buru, kecuali dalam keadaan kebakaran 6. Cegah aspirasi muntahan, dengan cara memiringkan kepala kesebelah kiri atau kanan
- Page 187 and 188: Z Dengan 4 angka GMT (2 angka yang
- Page 189 and 190: 384
- Page 191 and 192: Pada tahun 1889 atas inisiatif dan
- Page 193 and 194: 9.1.3. BAGIAN B 9.1.3.1. Seksi 1 SI
- Page 195 and 196: . Setiap perubahan haluan dan/atau
- Page 197 and 198: 392 iii. Jika kapal mendapat angin
- Page 199 and 200: c. Kapal tenaga yang bertindak dala
- Page 201 and 202: 396 ii. Lamanya waktu setiap cerlan
- Page 203 and 204: 9.2.1. Jenis-jenis Keadaan Darurat
- Page 205 and 206: 400 2. Regu-regu pemadam kebakaran
- Page 207 and 208: harus dilakukan adalah berteriak
- Page 209 and 210: 9.3.2. Jenis dan Macam Alat Pemadam
- Page 211 and 212: 9.3.4.3. Bahan pemadam Gas CO2 - Ba
- Page 213 and 214: 9.3.6. Instalasi CO2 408 Gambar. 9.
- Page 215 and 216: 410 Gambar. 9.5. Botol Pemadam Keba
- Page 217 and 218: 9.3.6.1.4. Botol pemadam kebakaran
- Page 219 and 220: 414 Fireman’s outfit (perlengkapa
- Page 221 and 222: 416 4. Baju Penolong (life jacket)
- Page 223 and 224: . Alat penggantung Pada alat pengga
- Page 225 and 226: 4. Dua buah kapal, satu pada tiap-t
- Page 227 and 228: terikat dengan baik didalam sekoci
- Page 229 and 230: 9.4.2.1.5.5. Kapasitas sekoci penol
- Page 231 and 232: 426 Dimana : V = Volume sekoci dala
- Page 233 and 234: Sekurang-kurangnya setengah dari se
- Page 235 and 236: 8. Sistem endokrin 9. Sistem reprod
- Page 237: . Otot Sepan Lintang Kerjanya dibaw
- Page 241 and 242: 9.5.8. Keracunan Semua zat dapat be
- Page 243 and 244: 438 2. Cara NIELSEN a. Korban dalam
- Page 245 and 246: 440 - dalam perjalanan 5. Bagian di
- Page 247 and 248: 442 4. Membalut Mata Macam-macam ca
- Page 249 and 250: 444 5. Membalut tumit dan pergelang
- Page 251 and 252: 446 3. FUNDA VERTISIS ( Menutup dan
- Page 253 and 254: 448 Gambar. 9.21.a. Membalut dengan
- Page 255 and 256: 450
- Page 257 and 258: LAMPIRAN A.2 G.J. Sonnenberg, Radar
- Page 259 and 260: LAMPIRAN B.2
- Page 261 and 262: LAMPIRAN C.2 BAB. II. PELAYARAN ELE
- Page 263 and 264: LAMPIRAN C.4 BAB. IV. OLAH GERAK DA
- Page 265 and 266: LAMPIRAN C.6 BAB. VII. PENANGANAN D
- Page 267 and 268: LAMPIRAN C.8 BAB. X. PERLENGKAPAN K
9.5.6. Sistim Pencernaan<br />
Pencernaan adalah suatu proses biokimia, untuk mengolah makanan<br />
menjadi zat-zat yang mudah diserap oleh selaput lendir usus.<br />
434<br />
Beberapa proses :<br />
a. Pengunyahan, yang berperan : gigi gigi<br />
b. Penelanan, yang berperan : lidah dan air<br />
ludah<br />
c. Pencairan dan pencernaan, yang berperan : lambung<br />
d. Penyerapan, yang berperan : usus halus<br />
Organ pencernaan<br />
a. Pipa makanan ( oesophagus )<br />
b. Lambung ( Gaster )<br />
c. Usus halus ( Intestinum )<br />
d. Usus besar ( Colon )<br />
e. Hati ( Heper )<br />
f. Zat empedu (Vesica felea )<br />
g. Pancreas (Kelenjar ludah )<br />
9.5.7. P.P.P.K dan P.M.D<br />
P.P.P.K singkatan dari Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan<br />
P.M.D singkatan dari Pertolongan Medik Darurat<br />
Artinya :adalah memberikan perawatan darurat bagi para korban,<br />
sebelum mendapat pertolongan yang lebih mantap oleh dokter atau<br />
petugas kesehatan lainnya.<br />
Tujuan : 1. Menyelamatkan jiwa korban<br />
2. Mencegah dan membatasi cacat<br />
3. Meringankan penderitaan korban<br />
Pokok-pokok tindakan P.P.P.K<br />
1. Jangan panik<br />
2. Perhatikan pernafasan dan denyut jantung, bila perlu<br />
lakukan resusitasi<br />
3. Hentikan perdarahan, bila ada<br />
4. Perhatikan tanda-tanda sock<br />
5. Jangan memindahkan korban secara terburu-buru, kecuali<br />
dalam keadaan kebakaran<br />
6. Cegah aspirasi muntahan, dengan cara memiringkan<br />
kepala kesebelah kiri atau kanan