Nautika Kapal Penangkap Ikan_Jilid_2.pdf

Nautika Kapal Penangkap Ikan_Jilid_2.pdf Nautika Kapal Penangkap Ikan_Jilid_2.pdf

bos.fkip.uns.ac.id
from bos.fkip.uns.ac.id More from this publisher
02.07.2013 Views

e. (i) Didalam air pelayaran sempit atau alur pelayaran, penyusulan dapat dilaksanakan, hanya jika kapal yang disusul itu melakukan tindakan untuk memungkinkan penglewataan dengan aman, kapal yang bermaksud menyusul harus menyatakan maksudnya dengan membunyikan isyarat yang diatur dalam aturan 34 (c). (i). Kapal yang disusul, jika telah setuju harus memperdengarkan isyarat yang sesuai seperti diatur dalam aturan 34 (c). (ii). dan mengambil langkah untuk melakukan penglewatan aman. Jika ragu-ragu ia boleh memperdengarkan isyarat-isyarat sesuai yang diatur dalam aturan 34 (d) (ii). Aturan ini tidak membebaskan kapal yang menyusul dari kewajibannya yang diatur dalam aturan 13. f. Kapal yang mendekati tikungan atau daerah air pelayaran atau alur pelayaran, dimana kapal-kapal lain mungkin terhalang penglihatannya oleh rintangan, harus berlayar dengan penuh kewaspadaan dan hatihati, serta memperdengarkan isyarat yang diatur dalam aturan 34 (e). g. Setiap kapal, jika keadaan mengijinkan, menghindari berlabuh jangkar didalam air pelayaran sempit. 9.1.3.2. Seksi 11 SIKAP KAPAL DALAM KEADAAN SALING MELIHAT 9.1.3.2.1. Pemberlakuan Aturan 11 Aturan-aturan dalam seksi ini berlaku bagi kapal-kapal dalam keadaan saling melihat 9.1.3.2.2. Kapal Layar Aturan 12 a. Bilamana dua kapal layar saling mendekati, sehingga mengakibatkan bahaya tubrukan, satu diantaranya harus menghindari yang lain sebagai berikut : i. Bilamana masing-masing mendapat angin pada lambung yang berlainan, maka kapal yang mendapat angin pada lambung kiri harus menghindari kapal yang lain. ii. Bilamana keduanya mendapatkan angin dari lambung yang sama, maka kapal yang berada di atas angin harus menghindari kapal yang berada dibawah angin. 391

392 iii. Jika kapal mendapat angin pada lambung kiri melihat kapal berada di atas angin dan tidak dapat memastikan apakah kapal lain itu mendapat angin dari lambung kiri atau kanannya, ia harus menghindari kapal yang lain itu. b. Untuk mengartikan aturan ini, sisi di atas angin ialah sisi yang berlawanan dengan sisi dimana layar utama berada atau dalam hal kapal dengan layar persegi, sisi yang berlawanan dengan sisi dimana layar muka belakang yang terbesar di pasang. 9.1.3.2.3. Penyusulan Aturan 13 a. Lepas dari apapun yang tercantum dalam aturan-aturan bagian B Seksi I dan II , setiap kapal yang menyusul kapal lain, harus menyimpangi kapal yang disusul. b. Kapal dianggap sedang menyusul, bilamana mendekati kapal lain dari jurusan lebih dari 22,5 derajat di belakang arah melintang, ialah dalam kedudukan sedemikian sehingga terhadap kapal yang menyusul itu, pada malam hari ia dapat melihat hanya penerangan buritan, tetapi tidak satupun penerangan-penerangan lambungnya. c. Bilamana sebuah kapal ragu-ragu apakah ia sedang menyusul kapal lain, ia harus menganggap bahwa demikian halnya dan bertindak sesuai dengan itu. d. Setiap perubahan baringan selanjutnya antara kedua kapal itu tidak akan mengakibatkan kapal yang sedang menyusul sebagai kapal yang menyilang, dalam pengertian Aturan-aturan ini atau membebaskan dari kewajibannya untuk tetap bebas dari kapal yang sedang menyusul itu sampai akhirnya lewat dan bebas. 9.1.3.2.4. Situasi Berhadapan Aturan 14 a. Bilamana dua buah kapal tenaga sedang bertemu dengan haluan berhadapan atau hampir berhadapan, sehingga mengakibatkan bahaya tubrukan, masing-masing kapal harus merubah haluannya ke kanan, sehingga saling berpapasan pada lambung kirinya. b. Situasi demikian itu dianggap ada, bilamana sebuah kapal melihat kapal lain tepat atau hampir tepat di depannya dan pada malam hari ia dapat melihat penerangan tiang kapal lain segaris atau hampir

e. (i) Didalam air pelayaran sempit atau alur pelayaran, penyusulan<br />

dapat dilaksanakan, hanya jika kapal yang disusul itu melakukan<br />

tindakan untuk memungkinkan penglewataan dengan aman, kapal<br />

yang bermaksud menyusul harus menyatakan maksudnya dengan<br />

membunyikan isyarat yang diatur dalam aturan 34 (c). (i).<br />

<strong>Kapal</strong> yang disusul, jika telah setuju harus memperdengarkan<br />

isyarat yang sesuai seperti diatur dalam aturan 34 (c). (ii). dan<br />

mengambil langkah untuk melakukan penglewatan aman. Jika<br />

ragu-ragu ia boleh memperdengarkan isyarat-isyarat sesuai yang<br />

diatur dalam aturan 34 (d)<br />

(ii). Aturan ini tidak membebaskan kapal yang menyusul dari<br />

kewajibannya yang diatur dalam aturan 13.<br />

f. <strong>Kapal</strong> yang mendekati tikungan atau daerah air pelayaran atau alur<br />

pelayaran, dimana kapal-kapal lain mungkin terhalang penglihatannya<br />

oleh rintangan, harus berlayar dengan penuh kewaspadaan dan hatihati,<br />

serta memperdengarkan isyarat yang diatur dalam aturan 34 (e).<br />

g. Setiap kapal, jika keadaan mengijinkan, menghindari berlabuh jangkar<br />

didalam air pelayaran sempit.<br />

9.1.3.2. Seksi 11<br />

SIKAP KAPAL DALAM KEADAAN SALING MELIHAT<br />

9.1.3.2.1. Pemberlakuan<br />

Aturan 11<br />

Aturan-aturan dalam seksi ini berlaku bagi kapal-kapal dalam keadaan<br />

saling melihat<br />

9.1.3.2.2. <strong>Kapal</strong> Layar<br />

Aturan 12<br />

a. Bilamana dua kapal layar saling mendekati, sehingga mengakibatkan<br />

bahaya tubrukan, satu diantaranya harus menghindari yang lain<br />

sebagai berikut :<br />

i. Bilamana masing-masing mendapat angin pada lambung yang<br />

berlainan, maka kapal yang mendapat angin pada lambung kiri<br />

harus menghindari kapal yang lain.<br />

ii. Bilamana keduanya mendapatkan angin dari lambung yang sama,<br />

maka kapal yang berada di atas angin harus menghindari kapal<br />

yang berada dibawah angin.<br />

391

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!