Nautika Kapal Penangkap Ikan_Jilid_2.pdf
Nautika Kapal Penangkap Ikan_Jilid_2.pdf Nautika Kapal Penangkap Ikan_Jilid_2.pdf
Containership Portal container Loader crane, with tires Stradedle loader Side loader Straddle carrier Gambar : 7.18. Containerport liftting equipment Perlengkapan pada sebuah terminal container. 7.3. AZAS-AZAS PEMUATAN / PEMADATAN Pada prinsipnya pemuatan atau pemadatan itu meliputi berbagai faktor yang perlu diperhatikan, yaitu : a. Melindungi kapal ( to protect the ship ) b. Melindungi Muatan ( to protect the cargo ) c. Keselamatan buruh dan ABK ( Safety of crew and longshore men ) d. Melaksanakan pemuatan/pemadatan secara sistimatis ( to obtain rapid systematic loading and discharging ) e. Memenuhi ruang muatan sepenuh mungkin sesuai dengan daya tampungnya ( to obtain the maximum use of available cubic of the ship ). 311
7.3.1. Melindungi kapal (to protect the ship ) Azas ini sangat erat dengan kelayakan kapal (laik laut ) artinya bahwa kapal dalam pembagian muatan di kapal haruslah baik ditinjau dari pembagian secara Vertical ( menegak dari bawah keatas ), Longitudinal (membujur dari depan ke belakang), dan secara Transversal (melintang dari kiri ke kanan). Pembagian muatan secara vertical Pembagian muatan secara vertical ini mempunyai pengaruh terhadap stabilitas kapal. Apabila muatan terlampau banyak berat dikonsentrasikan diatas atau geladak atas saja maka kapal akan cenderung mempunyai stabilitas kecil atau disebut kapal dalam kondisi langsar. Sebaliknya apabila terlalu banyak berat muatan dikonsentrasikan dalam palka bawah ( lower hold ) maka stabilitas kapal akan terlalu besar atau disebut kondisi kaku. Kedua kondisi tersebut kurang baik bila kapal dalam pelayaran. Ciri-ciri kapal dalam kondisi langsar ( tender ) adalah sebagai berikut : - Bagian atas terlampau berat - Kapal akan mengoleng dan kembali secara lambat sekali - Kapal lebih Comfortable - Apabila ombak cukup besar tidak banyak air masuk Efek sampingan dari kondisi kapal yang demikian ini adalah : - Kurang menyenangkan orang yang berada di dalamnya - Sering pula menyebabkan muatan bergeser / berpindah dari tempatnya Ciri-ciri kapal dalam kondisi kaku ( stiff ) adalah sebagai berikut : - Berat bagian bawah - Mengoleng dan kembali secara cepat sehingga tersentak-sentak - Kapal tidak Comfortable - Apabila ombak terlalu / cukup besar banyak air laut yang masuk keatas deck Efek sampingan dari kondisi kapal yang demikian ini adalah : - Dapat menimbulkan tekanan-tekanan berat pada sambungansambungan konstruksi kapal - Hempasan keras pada pintu / jendela dapat memecahkan kaca - Bergesernya atau terlepasnya ikatan-ikatan antena, standard kompas atau alat-alat lain - Kerusakan-kerusakan lainnya yang mungkin tidak diketahui tanpa adanya penelitian seksama ( di dock ). 312
- Page 65 and 66: 6.3. Teori Koppel Dan Hubungannya D
- Page 67 and 68: 262 Lukisan : Penjelasan Perhitunga
- Page 69 and 70: 264 G Gambar. 6.2.c. Lengan/Momen P
- Page 71 and 72: 266 memiliki kemampuan untuk menega
- Page 73 and 74: 268 Selanjutnya, persamaan : GZ = G
- Page 75 and 76: 270 3. Besarnya nilai BM dapat dipe
- Page 77 and 78: 272 Kedudukan titik berat setiap mu
- Page 79 and 80: 274 Rumus untuk memperoleh jarak ti
- Page 81 and 82: 276 Pembongkaran ( 2 ) Bobot Jarak
- Page 83 and 84: 278 Menghitung jarak tegak titik be
- Page 85 and 86: 280 w2 (KG3 - KG2) = W’ ( KG’ -
- Page 87 and 88: 282 perpindahannya titik berat kapa
- Page 89 and 90: 4). 400 ton air laut diisikan kedal
- Page 91 and 92: Sekalipun demikian, apabila besarny
- Page 93 and 94: 288 pemadatan dikerjakan. Jadi sebe
- Page 95 and 96: 290 2 1 3 Gambar. 6.10. Waktu Oleng
- Page 97 and 98: Dengan demikian dapat diketahui ber
- Page 99 and 100: 294
- Page 101 and 102: 7.1.2. Kapal Penumpang ( Passangers
- Page 103 and 104: 7.1.4. Kapal Peti Kemas ( Container
- Page 105 and 106: 7.1.6. The Bulk Carrier Keterangan
- Page 107 and 108: 302 CLEAT CLEAT BOOM CRADLE Gambar.
- Page 109 and 110: Keterangan gambar : 1. Tiang Utama
- Page 111 and 112: Gambar. 7.14. Pemasangan Sling Tali
- Page 113 and 114: 308 Pallet unloader Hydraulic crate
- Page 115: . 310 Multiple barrel handling atta
- Page 119 and 120: Kedua kondisi tersebut tidak baik d
- Page 121 and 122: 7.3.3. Peranginan ( Ventilasi ) Per
- Page 123 and 124: sesuai dengan petunjuk-petunjuk yan
- Page 125 and 126: mempermudah bongkar. Sebelum barang
- Page 127 and 128: • Berapa gang TKBM dibutuhkan •
- Page 129 and 130: Didalam pelaksanaan pemadatan muata
- Page 131 and 132: • Karung akan cepat rusak bila di
- Page 133 and 134: 328 Gambar. 7.24.b. Cara penyusunan
- Page 135 and 136: Penyusunan Muatan Peti Muatan peti
- Page 137 and 138: 332 CTIU 1909223 20,5 Tons IMCO Cla
- Page 139 and 140: Ruangan palka harus kering dan bers
- Page 141 and 142: • Mengandung kutu tembakau ( Lasi
- Page 143 and 144: 338
- Page 145 and 146: 340 Contoh-contoh : 1. “DY” =
- Page 147 and 148: q. Pengisyaratan visual adalah sist
- Page 149 and 150: 8.4. INSTRUKSI-INSTRUKSI UMUM 1. Or
- Page 151 and 152: 346 iv. Suara : dengan menggunakan
- Page 153 and 154: 348 Huruf “E” (East/Timur) atau
- Page 155 and 156: 8.5. PENGISYARATAN DENGAN BENDERA 1
- Page 157 and 158: 352 sebagai tanda desimal itu bukan
- Page 159 and 160: 354 Pancangan kedua di puncak Panca
- Page 161 and 162: 8.9. ULAR - ULAR ANGKA 356 Gambar.
- Page 163 and 164: 8.10. PENGISYARATAN DENGAN CAHAYA 1
- Page 165 and 166: 360 i. “RPT” AB BS” = “Ulan
7.3.1. Melindungi kapal (to protect the ship )<br />
Azas ini sangat erat dengan kelayakan kapal (laik laut ) artinya bahwa<br />
kapal dalam pembagian muatan di kapal haruslah baik ditinjau dari<br />
pembagian secara Vertical ( menegak dari bawah keatas ), Longitudinal<br />
(membujur dari depan ke belakang), dan secara Transversal (melintang<br />
dari kiri ke kanan).<br />
Pembagian muatan secara vertical<br />
Pembagian muatan secara vertical ini mempunyai pengaruh terhadap<br />
stabilitas kapal. Apabila muatan terlampau banyak berat dikonsentrasikan<br />
diatas atau geladak atas saja maka kapal akan cenderung mempunyai<br />
stabilitas kecil atau disebut kapal dalam kondisi langsar.<br />
Sebaliknya apabila terlalu banyak berat muatan dikonsentrasikan dalam<br />
palka bawah ( lower hold ) maka stabilitas kapal akan terlalu besar atau<br />
disebut kondisi kaku. Kedua kondisi tersebut kurang baik bila kapal dalam<br />
pelayaran.<br />
Ciri-ciri kapal dalam kondisi langsar ( tender ) adalah sebagai berikut :<br />
- Bagian atas terlampau berat<br />
- <strong>Kapal</strong> akan mengoleng dan kembali secara lambat sekali<br />
- <strong>Kapal</strong> lebih Comfortable<br />
- Apabila ombak cukup besar tidak banyak air masuk<br />
Efek sampingan dari kondisi kapal yang demikian ini adalah :<br />
- Kurang menyenangkan orang yang berada di dalamnya<br />
- Sering pula menyebabkan muatan bergeser / berpindah dari<br />
tempatnya<br />
Ciri-ciri kapal dalam kondisi kaku ( stiff ) adalah sebagai berikut :<br />
- Berat bagian bawah<br />
- Mengoleng dan kembali secara cepat sehingga tersentak-sentak<br />
- <strong>Kapal</strong> tidak Comfortable<br />
- Apabila ombak terlalu / cukup besar banyak air laut yang masuk<br />
keatas deck<br />
Efek sampingan dari kondisi kapal yang demikian ini adalah :<br />
- Dapat menimbulkan tekanan-tekanan berat pada sambungansambungan<br />
konstruksi kapal<br />
- Hempasan keras pada pintu / jendela dapat memecahkan kaca<br />
- Bergesernya atau terlepasnya ikatan-ikatan antena, standard kompas<br />
atau alat-alat lain<br />
- Kerusakan-kerusakan lainnya yang mungkin tidak diketahui tanpa<br />
adanya penelitian seksama ( di dock ).<br />
312