02.07.2013 Views

FISIKA 11

FISIKA 11

FISIKA 11

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

P<br />

P 1<br />

P 2<br />

Gambar 8.9 Grafik hubungan<br />

tekanan (P) dan volume (V)<br />

pada siklus termodinamika.<br />

286<br />

A B<br />

D<br />

Fisika Kelas XI<br />

C<br />

E F V<br />

Gambar (a). Bahan bakar dari karburator masuk ke dalam silinder<br />

ketika piston turun, yang menyebabkan volume bertambah. Proses ini<br />

adalah proses pemuaian isotermal. Gambar (b), silinder penuh berisi bahan<br />

bakar. Kemudian piston bergerak naik. Karena tidak ada kalor yang<br />

masuk atau keluar, maka proses ini termasuk proses penyusutan adiabatik.<br />

Gambar (c), terjadi penyusutan isotermal, sampai piston menumbuk<br />

busi, dan terjadi percikan api. Gambar (d), setelah piston menumbuk<br />

busi (pemantik api), terjadi pembakaran bahan bakar. Ini menyebabkan<br />

suhu sistem naik. Akibatnya, di dalam silinder terjadi pemuaian adiabatik.<br />

Gambar (e), terjadi penyusutan isotermik dan pembuangan gas dari<br />

silinder. Setelah itu, keadaan gas di dalam silinder kembali ke keadaan<br />

semula, yaitu gambar (a).<br />

Proses yang terjadi pada mesin empat langkah merupakan salah satu<br />

contoh siklus termodinamika. Untuk mencari besar usaha yang terlibat<br />

pada siklus termodinamika, marilah kita ambil contoh sederhana.<br />

Jika sistem melakukan serangkaian proses, maka usaha yang dihasil kan<br />

merupakan jumlah usaha dari beberapa proses yang dilakukan. Perhatikanlah<br />

diagram P versus V pada Gambar 8.9. Gambar tersebut merupakan<br />

grafik hubungan tekanan dan volume pada suatu siklus termodinamika.<br />

Berdasarkan grafik, siklus termodinamika yang terjadi terdiri dari empat<br />

proses. Keempat proses tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut.<br />

Proses I. Proses pemuaian dari A ke B secara isobarik. Pada proses ini,<br />

sistem menyerap kalor dari lingkungan sebesar Q AB dan melakukan usaha<br />

sebesar W AB . Besarnya usaha ditunjukkan oleh luas daerah ABFE. Sebagian<br />

kalor yang diserap digunakan untuk menambah energi dalam sistem,<br />

sehingga suhu sistem bertambah. Penambahan suhu ini menyebabkan<br />

volume berubah dari V 1 menjadi V 2 . Setelah volume gas mencapai titik<br />

maksimal, terjadilah proses II.<br />

Proses II. Akibat penambahan volume, terjadi penurunan tekanan<br />

sistem. Jadi proses II merupakan proses penurunan tekanan dari B ke C secara<br />

isokhorik. Proses ini berlangsung beberapa saat sehingga suhu sistem<br />

menurun. Pada proses ini tidak ada usaha yang terlibat.<br />

Proses III. Akibat penurunan suhu, terjadi proses pemampatan<br />

sistem dari C ke D secara isobarik. Pada proses ini, sistem melepas kalor<br />

sebesar Q CD dan sistem menerima usaha dari lingkungan (W bernilai negatif)<br />

sebesar W CD . Besar W CD dinyatakan oleh luas daerah CDEF. Akibat<br />

pelepasan kalor oleh sistem, energi dalam sistem berkurang sehingga suhunya<br />

turun.<br />

Proses IV. Penurunan suhu pada proses III akan berhenti sampai<br />

sistem mempunyai volume tertentu. Volume ini akan bertahan beberapa<br />

saat (isokhorik). Akibat penurunan pada proses III, tekanan sistem akan<br />

naik. Jadi, proses IV merupakan proses kenaikan tekanan dari D ke A<br />

secara isokhorik. Pada proses ini, sistem tidak melakukan usaha atau menerima<br />

usaha (W = 0). Kemudian, sistem kembali ke kedudukan semula<br />

sambil menyerap kalor dari lingkungan.

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!