teknik pembuatan benang dan pembuatan kain jilid 2 smk
teknik pembuatan benang dan pembuatan kain jilid 2 smk teknik pembuatan benang dan pembuatan kain jilid 2 smk
290 Benang pakan yang terletak diatas benang lusi disebut “efek pakan atas” atau efek pakan. Apabila benang pakan berada diatas benang lusi, titik silangnya disebut titik silang pakan. Benang lusi Benang pakan Titik silang pakan Benang pakan Benang lusi Gambar 6.4 Lusi dibawah Pakan • Efek (Float) Lusi dan Efek (Float) Pakan Yang dimaksud dengan efek lusi ialah benang lusi yang berada diatas benang pakan dan terletak diantara 2 silangan benang lusi. Yang dimaksud dengan efek pakan ialah benang pakan yang berada diatas benang lusi dan terletak diantara 2 silangan benang pakan. lusi silangan pakan lusi silangan pakan Gambar 6.5 Efek Lusi dan Efek Pakan - Angka Loncat Efek lusi pada benang-benang lusi sesudah lusi nomor 1 secara berturut-turut selalu dimulai dengan meloncat (pindah) keatas sebanyak 1 helai (atau lebih) benang terhadap efek benang lusi sebelumnya. Banyaknya loncatan atau perpindahan efek lusi tersebut dinyatakan dengan sebuah angka yang disebut angka loncat (“V”). Contoh : 2 Keper 3 - Rapot Anyaman Rapot Anyaman disebut juga pola anyaman. Yang dimaksud dengan rapot anyaman ialah satuan terkecil
291 dari lusi dan pakan didalam suatu jenis anyaman, satuan terkecil ini diulangi dengan cara yang sama didalam tenunan, baik ke arah vertikal (arah lusi) maupun ke arah horisontal (arah pakan). Contoh : Anyaman polos, Keper, Satin dan sebagainya. - Rencana Tenun Yang dimaksud dengan rencana tenun adalah suatu bagan yang memberi petunjuk tentang hubungan antara anyaman tekstil, cucukan gun ikatan gun dan cara pengangkatan gun. Dengan demikian maka rencana tenun terdiri dari : - Gambar anyaman - Cucukan sisir (bagan ini tidak digambarkan) - Cucukan gun - Ikatan gun/rencana pena - Injakan Gambar 6.6 Contoh Rencana Tenun untuk Rol Kerek dan Dobby Desain struktur kain tenun dibentuk pada saat kain ditenun dengan jalan mengolah faktorfaktor konstruksi kain. Desain struktur kain tenun dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut : 1. Menggunakan beberapa macam warna benang : Sering digunakan dalam anyaman polos atau anyaman keper, benang diatur sedemikian rupa untuk membentuk pola seperti strip, kotak-kotak, plaid dan sebagainya. 2. Menggunakan benang yang berbeda jenis seratnya.
- Page 2 and 3: Abdul Latief Sulam TEKNIK PEMBUATAN
- Page 4 and 5: KATA SAMBUTAN Puji syukur kami panj
- Page 6 and 7: DAFTAR ISI iii Halaman KATA SAMBUTA
- Page 8 and 9: 5.8.1 Bahan Baku ..................
- Page 10 and 11: 5.13.7.2 Putaran Rol Penggilas pada
- Page 12 and 13: 5.18.2.2 Penampung (Colektor) .....
- Page 14 and 15: 6.9. Anyaman Kain Khusus ..........
- Page 16 and 17: 8.6.2.1 Penguluran Lusi dengan kend
- Page 18 and 19: DAFTAR ISTILAH / GLOSARI 1. Serat :
- Page 20 and 21: DESKRIPSI KONSEP PENULISAN − Buku
- Page 22 and 23: Level Kualifikasi Kompetensi Sub Ko
- Page 24 and 25: Level Kualifikasi Kompetensi Sub Ko
- Page 26 and 27: Level Kualifikasi Kompetensi Sub Ko
- Page 28 and 29: Level Kualifikasi Kompetensi Sub Ko
- Page 30 and 31: Level Kualifikasi Kompetensi Sub Ko
- Page 32: Level Kualifikasi Kompetensi Sub Ko
- Page 35: 289 Dalam anyaman kain tenun, benan
- Page 39 and 40: 293 4. Desain Strip teratur 5. Desa
- Page 41 and 42: 295 Gambar 6.15 4 Anyaman Keper / 1
- Page 43 and 44: 297 211 Keper /1 121 Gambar 6.22 An
- Page 45 and 46: 299 Gambar 6.27 5 3 Keper / 3 (70º
- Page 47 and 48: 301 - Anyaman Armures Istilah armur
- Page 49 and 50: 303 pada keindahan / kenampakan dan
- Page 51 and 52: 305 Gambar 6.45 Silangan Anyaman Le
- Page 53 and 54: agar dapat menghasilkan produksi ka
- Page 55 and 56: 309 2. Skema proses persiapan perte
- Page 57 and 58: • Bobin Silinder Bobin silinder d
- Page 59 and 60: Keterangan : M. Motor 1. Puli motor
- Page 61 and 62: cukup sehingga gulungan benang tida
- Page 63 and 64: Jarak celah Slub Catcher dapat diat
- Page 65 and 66: Diameter benang dapat dihitung deng
- Page 67 and 68: • Peralatan Otomatis Penjaga Bena
- Page 69 and 70: telah memenuhi syarat kebutuhannya.
- Page 71 and 72: Keterangan : a. Tabung gas b. Ruang
- Page 73 and 74: L = Panjang benang yang digulung π
- Page 75 and 76: - Bobin Palet Peraba Elektrik Bobin
- Page 77 and 78: 7.3.3.1 Mesin Palet Otomatis Otomat
- Page 79 and 80: Gambar 7.33 Mekanisme Penggerak Mes
- Page 81 and 82: Kedua poros pengantar (613,613-1) d
- Page 83 and 84: Gambar 7.36 Otomatis Gulungan Penuh
- Page 85 and 86: diputarkan tergantung kedudukan Rat
290<br />
Benang pakan yang terletak<br />
diatas <strong>benang</strong> lusi disebut “efek<br />
pakan atas” atau efek pakan.<br />
Apabila <strong>benang</strong> pakan berada<br />
diatas <strong>benang</strong> lusi, titik<br />
silangnya disebut titik silang<br />
pakan.<br />
Benang lusi<br />
Benang pakan<br />
Titik silang pakan<br />
Benang pakan<br />
Benang lusi<br />
Gambar 6.4<br />
Lusi dibawah Pakan<br />
• Efek (Float) Lusi <strong>dan</strong> Efek<br />
(Float) Pakan<br />
Yang dimaksud dengan efek<br />
lusi ialah <strong>benang</strong> lusi yang<br />
berada diatas <strong>benang</strong> pakan<br />
<strong>dan</strong> terletak diantara 2 silangan<br />
<strong>benang</strong> lusi.<br />
Yang dimaksud dengan efek<br />
pakan ialah <strong>benang</strong> pakan yang<br />
berada diatas <strong>benang</strong> lusi <strong>dan</strong><br />
terletak diantara 2 silangan<br />
<strong>benang</strong> pakan.<br />
lusi<br />
silangan<br />
pakan<br />
lusi<br />
silangan<br />
pakan<br />
Gambar 6.5<br />
Efek Lusi <strong>dan</strong> Efek Pakan<br />
- Angka Loncat<br />
Efek lusi pada <strong>benang</strong>-<strong>benang</strong><br />
lusi sesudah lusi nomor 1<br />
secara berturut-turut selalu<br />
dimulai dengan meloncat<br />
(pindah) keatas sebanyak 1<br />
helai (atau lebih) <strong>benang</strong><br />
terhadap efek <strong>benang</strong> lusi<br />
sebelumnya.<br />
Banyaknya loncatan atau<br />
perpindahan efek lusi tersebut<br />
dinyatakan dengan sebuah<br />
angka yang disebut angka<br />
loncat (“V”).<br />
Contoh :<br />
2<br />
Keper<br />
3<br />
- Rapot Anyaman<br />
Rapot Anyaman disebut juga<br />
pola anyaman.<br />
Yang dimaksud dengan rapot<br />
anyaman ialah satuan terkecil