teknik pembuatan benang dan pembuatan kain jilid 2 smk
teknik pembuatan benang dan pembuatan kain jilid 2 smk
teknik pembuatan benang dan pembuatan kain jilid 2 smk
You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
492<br />
8.14. Mekanisme<br />
Pengetekan<br />
Fungsi menganyam yang ketiga<br />
adalah penampilan sisir waktu<br />
penenunan. Fungsi-fungsi yang<br />
ditampilkan sisir adalah :<br />
1. Memandu jarak antara helai<br />
<strong>benang</strong> lusi, sisir dirancang agar<br />
bisa dilewati <strong>benang</strong> dengan<br />
baik.<br />
2. Pada mesin tenun teropong<br />
<strong>dan</strong> beberapa mesin gripper<br />
projektil sisir memandu jalan<br />
pembawa pakan bersama<br />
elemen-elemen pamandu<br />
lainnya.<br />
3. Yang paling mendasar <strong>dan</strong><br />
fungsi terpenting ialah<br />
merapatkan setiap <strong>benang</strong><br />
pakan yang disisipkan ke ujung<br />
<strong>kain</strong> atau ke pakan yang sudah<br />
teranyam.<br />
Gerakan sisir dikendalikan oleh<br />
mekanisme pengetekan atau<br />
mekanisme ayunan lade yang<br />
berdampak terjadinya perapatan<br />
<strong>benang</strong> pakan. Proses ini<br />
disebut gerakan pengetekan<br />
atau Weft Beat Up Mechanism.<br />
Mekanisme pengetekanpengetekan<br />
terdiri dari :<br />
• Mekanisme Link<br />
• Mekanisme Cam<br />
• Mekanisme Roda gigi<br />
• Mekanisme Khusus<br />
8.14.1 Mekanisme Mata Rantai<br />
(Link)<br />
Empat Link pada gambar 8.45 A<br />
terdiri dari rangka 1, engkol 2,<br />
rod penghubung 3, kaki lade 4,<br />
lade 4b. untuk mesin tenun<br />
kecepatan tinggi dengan lebar<br />
<strong>kain</strong> sampai dengan 1,2 m,<br />
suatu rod penghubung 3<br />
digunakan untuk mengontrol<br />
setiap jenis gerakan.<br />
Untuk mesin tenun yang lebih<br />
lebar, digunakan rod<br />
penghubung 3a yang lebih<br />
pendek <strong>dan</strong> engkol<br />
dimungkinkan untuk<br />
diperpanjang untuk<br />
mendapatkan sudut pengetekan<br />
yang lebih besar (gambar<br />
8.45A).<br />
Mekanisme enam link<br />
digunakan untuk alasan berikut :<br />
- susunan seperti terlihat pada<br />
gambar 8.40B memberi<br />
kemungkinan untuk<br />
memperoleh sudut pukulan<br />
yang lebih besar dari<br />
mekanisme empat link.