teknik pembuatan benang dan pembuatan kain jilid 2 smk
teknik pembuatan benang dan pembuatan kain jilid 2 smk teknik pembuatan benang dan pembuatan kain jilid 2 smk
Tegangan benang lusi normal dibatasi oleh elastisitas benang. Hasilnya adalah suatu kain yang permukaannya halus dan kainnya rapat. Untuk menentukan benang sutra yang elastisitasnya tinggi tegangan yang rendah diperoleh dengan memperbesar panjang mulut lusi, sehingga tegangan benang cukup untuk shedding. 483 Dipihak lain penenunan benang kapas yang elastisitasnya rendah, metode diatas tidak cocok, karena mesin tenun memerlukan tegangan yang tinggi. Hal ini bisa diperoleh dengan memperkecil panjang mulut lusi perbandingan antara tinggi mulut lusi dengan tegangan lusi dapat dilihat pada gambar 8.34 Gambar 8.34 Perbandingan antara Tegangan Lusi dengan Tinggi Mulut lusi Dari gambar diatas dapat disimpulkan : 1) Mulut lusi tinggi menghasilkan tegangan benang yang tinggi. 2) Untuk menurunkan tegangan lusi tanpa menurunkan tinggi mulut lusi dapat diperoleh dengan memperbesar panjang mulut lusi. Gambar 8.35 Panjang Mulut Lusi yang diperbesar Gambar 8.36 Pembentukan Mulut Tengah
484 B. Mesin Jacquard Pengangkat Ganda Pada tipe ini satu lusi dikontrol oleh dua hook yang turun naik secara bergantian. Hook dan pisau satu baris ada diatas dan satu baris ada dibawah. Pada saat pembukaan pisau bawah naik dan pisau atas turun dan keduanya berhenti ditengah. Tipe ini ada dua macam : 1) Pengangkatan ganda satu silinder 2) Pengangkatan ganda dua silinder a) Mesin Jacquard pengangkatan ganda satu silinder. Ada dua macam tipe mesin ini yaitu : - Memiliki dua baris hook dan dua baris jarum - Memiliki hanya dua baris hook dan satu baris jarum. Gambar 8.37 Kombinasi hook jarum dan benang lusi
- Page 180 and 181: mengembangkan mesin tenun dan mempr
- Page 182 and 183: a. Mesin tenun harus dirancang deng
- Page 184 and 185: helai benang yang satu dengan benan
- Page 186 and 187: digunakan untuk membuat anyaman sed
- Page 188 and 189: peluncuran pembukaan mulut lusi dan
- Page 190 and 191: water jet. Pada mesin ini sistem mu
- Page 192 and 193: 8.4.3 Rangka Mesin Rangka mesin har
- Page 194 and 195: 8.5.1.2 Penggerak dengan Kopling Ag
- Page 196 and 197: jet plat melintang (4), membuka rah
- Page 198 and 199: magnit listrik banyak dipakai pada
- Page 200 and 201: ebas dari putaran penggerak kopling
- Page 202 and 203: Rem Beam Lusi Otomatis Benang lasi
- Page 204 and 205: diawali oleh gerakan tuas (gambar 8
- Page 206 and 207: 8.7 Beam Lusi Selama tiga dekade be
- Page 208 and 209: 8.8.2. Penyetelan Gandar Belakang G
- Page 210 and 211: penarikan yang terus menerus disete
- Page 212 and 213: Ketika mulut sudah terbuka dan bata
- Page 214 and 215: Temple dipasang pada suatu bar luru
- Page 216 and 217: • Sistem Satu Pawl Gerakan penyua
- Page 218 and 219: Pada mesin tenun moderen suatu puta
- Page 220 and 221: membuat kamran bekerja secara langs
- Page 222 and 223: 2. Mekanisme penyeleksian, yang men
- Page 224 and 225: sama dengan permukaan silinder (14)
- Page 226 and 227: F. Comber Board Pada gambar 8.31, d
- Page 228 and 229: 8.13.2. Klasifikasi Mesin Jacquard
- Page 232 and 233: Pada gambar 8.37 diperlihatkan komb
- Page 234 and 235: Gambar 8.39 Hubungan Kartu, Jarum,
- Page 236 and 237: mendorong jarum kemudian hook (1),(
- Page 238 and 239: Gambar 8.43 Mekanisme Gerakan Jacqu
- Page 240 and 241: Gambar 8.45 Mekanisme Pengetekan Li
- Page 242 and 243: 8.14.3 Mekanisme roda gigi Mekanism
- Page 244 and 245: Karena teropong bergerak dengan kec
- Page 246 and 247: Susunan mekanisme pukulan (gambar 8
- Page 248 and 249: Tahap-tahap peluncuran pakan adalah
- Page 250 and 251: 8.16.3 Pemeliharaan Mesin Tenun Ter
- Page 252: PENUTUP Buku ini diharapkan dapat m
- Page 255 and 256: 14. Soji Muramatsu. Jacquard Weavin
- Page 257 and 258: Gambar 5.10 Urutan Proses Pembuatan
- Page 259 and 260: Gambar 5.83 Pasangan-pasangan Rol p
- Page 261 and 262: Gambar 5.161 Batang Penggeser......
- Page 263 and 264: Gambar 6.14 Anyaman Polos .........
- Page 265 and 266: Gambar 7.40 A, B, C, D, E Peralatan
- Page 267 and 268: Gambar 8.2 Bagian-bagian Utama Mesi
- Page 269: l DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Penilaian
Tegangan <strong>benang</strong> lusi normal<br />
dibatasi oleh elastisitas <strong>benang</strong>.<br />
Hasilnya adalah suatu <strong>kain</strong> yang<br />
permukaannya halus <strong>dan</strong><br />
<strong>kain</strong>nya rapat.<br />
Untuk menentukan <strong>benang</strong><br />
sutra yang elastisitasnya tinggi<br />
tegangan yang rendah diperoleh<br />
dengan memperbesar panjang<br />
mulut lusi, sehingga tegangan<br />
<strong>benang</strong> cukup untuk shedding.<br />
483<br />
Dipihak lain penenunan <strong>benang</strong><br />
kapas yang elastisitasnya<br />
rendah, metode diatas tidak<br />
cocok, karena mesin tenun<br />
memerlukan tegangan yang<br />
tinggi. Hal ini bisa diperoleh<br />
dengan memperkecil panjang<br />
mulut lusi perbandingan antara<br />
tinggi mulut lusi dengan<br />
tegangan lusi dapat dilihat pada<br />
gambar 8.34<br />
Gambar 8.34<br />
Perbandingan antara Tegangan Lusi dengan Tinggi Mulut lusi<br />
Dari gambar diatas dapat<br />
disimpulkan :<br />
1) Mulut lusi tinggi<br />
menghasilkan tegangan<br />
<strong>benang</strong> yang tinggi.<br />
2) Untuk menurunkan<br />
tegangan lusi tanpa<br />
menurunkan tinggi mulut lusi<br />
dapat diperoleh dengan<br />
memperbesar panjang mulut<br />
lusi.<br />
Gambar 8.35<br />
Panjang Mulut Lusi yang diperbesar<br />
Gambar 8.36<br />
Pembentukan Mulut Tengah