teknik pembuatan benang dan pembuatan kain jilid 2 smk
teknik pembuatan benang dan pembuatan kain jilid 2 smk teknik pembuatan benang dan pembuatan kain jilid 2 smk
• Sistem Satu Pawl Gerakan penyuapan oleh pawl 4 berasal dari ayunan kaki lade melalui bar penarik 1. Karena tipe ini tidak dilengkapi dengan suatu gigi penuh, maka untuk mengatasi pembalikan arah putaran dipasang pal penahan 7. Gambar 8.24 Penggulung Kain Satu Pawl 469 Putaran gigi rachet R2 diteruskan ke roda gigi penggulung E, melalui roda gigi A, X, V, B, C, D dan E. Kecepatan penarikan kain tergantung pada jumlah gigi roda. Roda gigi diatas dan pada diameter gandar parut R.
470 b) Sistem Multi Pawl Untuk menenun sutra atau filamen dibutuhkan suatu penarikan yang halus (tidak terputus-putus). Pada dasarnya susunan roda gigi tidak banyak • Sistem Putaran Rol Tetap Gambar 8.25 Penggulungan Sistem Multi Pawl Gambar 8.26 Penggulungan Tanpa Pawl berbeda dengan sistem satu pawl, hanya disini terdiri dari 1 gigi rachet, 2 gigi payung, 2 gigi ulir (worm) dan 1 roda gigi biasa.
- Page 165 and 166: Dropper, mata gun gan sisir tenun.
- Page 167 and 168: 7.6.2.1 Bagian peralatan Mesin Cucu
- Page 169 and 170: 2. Pisau cucuk (Denting Hook) Pisau
- Page 171 and 172: Sisir Mesin Tenun Konvensional H E1
- Page 173 and 174: 7.6.2.3 Persiapan sebelum proses pe
- Page 175 and 176: Gambar 7.107 Bagian-bagian Peralata
- Page 178 and 179: BAB VIII PROSES PEMBUATAN KAIN TENU
- Page 180 and 181: mengembangkan mesin tenun dan mempr
- Page 182 and 183: a. Mesin tenun harus dirancang deng
- Page 184 and 185: helai benang yang satu dengan benan
- Page 186 and 187: digunakan untuk membuat anyaman sed
- Page 188 and 189: peluncuran pembukaan mulut lusi dan
- Page 190 and 191: water jet. Pada mesin ini sistem mu
- Page 192 and 193: 8.4.3 Rangka Mesin Rangka mesin har
- Page 194 and 195: 8.5.1.2 Penggerak dengan Kopling Ag
- Page 196 and 197: jet plat melintang (4), membuka rah
- Page 198 and 199: magnit listrik banyak dipakai pada
- Page 200 and 201: ebas dari putaran penggerak kopling
- Page 202 and 203: Rem Beam Lusi Otomatis Benang lasi
- Page 204 and 205: diawali oleh gerakan tuas (gambar 8
- Page 206 and 207: 8.7 Beam Lusi Selama tiga dekade be
- Page 208 and 209: 8.8.2. Penyetelan Gandar Belakang G
- Page 210 and 211: penarikan yang terus menerus disete
- Page 212 and 213: Ketika mulut sudah terbuka dan bata
- Page 214 and 215: Temple dipasang pada suatu bar luru
- Page 218 and 219: Pada mesin tenun moderen suatu puta
- Page 220 and 221: membuat kamran bekerja secara langs
- Page 222 and 223: 2. Mekanisme penyeleksian, yang men
- Page 224 and 225: sama dengan permukaan silinder (14)
- Page 226 and 227: F. Comber Board Pada gambar 8.31, d
- Page 228 and 229: 8.13.2. Klasifikasi Mesin Jacquard
- Page 230 and 231: Tegangan benang lusi normal dibatas
- Page 232 and 233: Pada gambar 8.37 diperlihatkan komb
- Page 234 and 235: Gambar 8.39 Hubungan Kartu, Jarum,
- Page 236 and 237: mendorong jarum kemudian hook (1),(
- Page 238 and 239: Gambar 8.43 Mekanisme Gerakan Jacqu
- Page 240 and 241: Gambar 8.45 Mekanisme Pengetekan Li
- Page 242 and 243: 8.14.3 Mekanisme roda gigi Mekanism
- Page 244 and 245: Karena teropong bergerak dengan kec
- Page 246 and 247: Susunan mekanisme pukulan (gambar 8
- Page 248 and 249: Tahap-tahap peluncuran pakan adalah
- Page 250 and 251: 8.16.3 Pemeliharaan Mesin Tenun Ter
- Page 252: PENUTUP Buku ini diharapkan dapat m
- Page 255 and 256: 14. Soji Muramatsu. Jacquard Weavin
- Page 257 and 258: Gambar 5.10 Urutan Proses Pembuatan
- Page 259 and 260: Gambar 5.83 Pasangan-pasangan Rol p
- Page 261 and 262: Gambar 5.161 Batang Penggeser......
- Page 263 and 264: Gambar 6.14 Anyaman Polos .........
- Page 265 and 266: Gambar 7.40 A, B, C, D, E Peralatan
• Sistem Satu Pawl<br />
Gerakan penyuapan oleh pawl 4<br />
berasal dari ayunan kaki lade<br />
melalui bar penarik 1. Karena<br />
tipe ini tidak dilengkapi dengan<br />
suatu gigi penuh, maka untuk<br />
mengatasi pembalikan arah<br />
putaran dipasang pal penahan<br />
7.<br />
Gambar 8.24<br />
Penggulung Kain Satu Pawl<br />
469<br />
Putaran gigi rachet R2<br />
diteruskan ke roda gigi<br />
penggulung E, melalui roda gigi<br />
A, X, V, B, C, D <strong>dan</strong> E.<br />
Kecepatan penarikan <strong>kain</strong><br />
tergantung pada jumlah gigi<br />
roda. Roda gigi diatas <strong>dan</strong> pada<br />
diameter gandar parut R.