marthasari
marthasari
marthasari
You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
Pembelajaran 2 - Kompetensi Dasar 2.2<br />
Setelah kalian menyimak teks percakapan tersebut, kerjakan soal berikut dalam buku tugasmu!<br />
1. Tuliskan kalimat perintah yang kalian temukan dalam teks (1)!<br />
2. Tuliskan kalimat perintah yang kalian temukan dalam teks (2)!<br />
3. Menurut kalian, apakah maksud dari perintah yang kalian temukan tersebut? Adakah unsur permintaan,<br />
ajakan, syarat, larangan, atau unsur yang lain?<br />
Pada bagian awal Anda telah mengidentifikasi<br />
perintah dalam percakapan. Sekarang, Anda akan<br />
memahami kegiatan yang dilakukan berdasarkan isi<br />
perintah kerja yang terdapat dalam bacaan.<br />
2.2.1 Mengidentifikasi Perintah<br />
Kerja Langsung<br />
Bacalah dengan saksama teks berikut ini!<br />
Fauzi Bowo: Penertiban Lebih<br />
Persuasif dan Manusiawi<br />
Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta<br />
bertekad akan semakin menegakkan ketertiban<br />
umum di ibu kota pada tahun-tahun mendatang.<br />
Penegakan peraturan akan dilakukan secara<br />
persuasif dan lebih manusiawi. “Law enforcement<br />
merupakan bagian yang tak terpisahkan dari<br />
upaya penegakan ketertiban umum. Akan tetapi,<br />
caranya harus lebih persuasif dan lebih<br />
manusiawi,” kata Gubernur DKI Jakarta, Fauzi<br />
Bowo, usai menghadiri Sidang Paripurna<br />
pemandangan umum fraksi-fraksi di Gedung<br />
DPRD DKI Jakarta, Jl Kebon Sirih, Rabu (15/8).<br />
Ia mengatakan, upaya penegakan ketertiban<br />
itu harus dilakukan sedini mungkin. Sebab, apabila<br />
terdapat pelanggaran yang berskala kecil dan hal<br />
itu dibiarkan, pelanggaran tersebut akan semakin<br />
besar sehingga sulit untuk diatasi.<br />
“Langkah preventif itu harus dilakukan,<br />
pelanggaran awal harus ditindak dan harus segera<br />
ditertibkan agar tidak menjadi besar dan agar<br />
jangan pelanggaran itu terkesan memasyarakat<br />
atau sudah biasa,” paparnya. Selain itu, kata Fauzi<br />
Bowo, pemberian sanksi tidak hanya berlaku<br />
sepihak. Artinya, tidak hanya masyarakat yang<br />
melanggar yang ditindak, tapi juga aparat yang<br />
melanggar kode etik penegakan penertiban.<br />
Pria kelahiran Jakarta 10 April 1948 itu<br />
15<br />
menuturkan, pada umumnya kasus pelanggaran<br />
ketertiban umum itu bersumber dari desakan<br />
kebutuhan ekonomi. Oleh karena itu, untuk<br />
menekan angka pelanggaran ketertiban umum,<br />
pihaknya akan mengusahakan percepatan<br />
pertumbuhan ekonomi secara merata di<br />
masyarakat. “Pelanggaran ketertiban itu erat<br />
kaitanya dengan kondisi ekonomi yang tidak<br />
merata, salah satu akibatnya banyaknya<br />
pengangguran. Jadi, dengan kata lain laju<br />
pertumbuhan ekonomi harus dipercepat,” ujarnya.<br />
Oleh karena itu, ia berharap semua lapisan<br />
masyarakat mampu memahami dan menaati<br />
semua peraturan daerah yang terkait dengan<br />
ketertiban umum baik yang sudah berlalu maupun<br />
yang akan diberlakukan. Sehingga, situasi tertib<br />
dapat menjadi sebuah budaya baru di kalangan<br />
masyarakat Jakarta. “Saya sangat setuju dengan<br />
adanya sebuah budaya tertib di kota ini. Hal itu<br />
merupakan falsafah dan sekaligus landasan dari<br />
peraturan baru yang akan kita keluarkan ini,”<br />
tandasnya.<br />
Selama ini upaya penertiban yang dilakukan<br />
Pemprov DKI seolah-olah tidak mencerminkan<br />
keberpihakan kepada rakyat kecil. Seperti yang<br />
diungkapkan Fraksi Kebangkitan Reformasi (FKR)<br />
mengungkapkan. Wahab Djamhuri, juru bicara<br />
FKR mengungkapkan penertiban yang dilakukan<br />
Pemprov DKI selalu merugikan masyarakat.<br />
Pasalnya, kata Wahab, upaya penertiban<br />
selalu mengakibatkan kerugian di pihak<br />
masyarakat baik secara ekonomi, psikologis,<br />
bahkan fisik. Oleh karena itu, FKR mengusulkan<br />
adanya sebuah peraturan pendukung yang mampu<br />
meng-cover permasalahan paska penertiban<br />
khususnya kepada masyarakat korban<br />
penertiban.<br />
“Seperti yang kita lihat, upaya sebuah pe-