02.07.2013 Views

tata kecantikan rambut jilid 2 smk

tata kecantikan rambut jilid 2 smk

tata kecantikan rambut jilid 2 smk

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

1) Asal-usul sanggul Ciwidey<br />

Di Jawa Barat terdapat satu kecamatan bernama Ciwidey, termasuk<br />

wilayah kotamadya Bandung dan letaknya kurang lebih 50 km di sebelah<br />

Selatan Bandung. Salah satu sanggul yang terkenal di Jawa Barat<br />

bernama Ciwidey. Belum jelas siapa orang pertama yang menggunakan<br />

istilah itu. Nama sanggul itu agaknya tak dapat dilepaskan dari nama<br />

daerah itu.<br />

Nama sanggul Ciwidey mulai dikenal di daerah Jawa Barat pada<br />

tahun 1947. Sanggul itu diperkenalkan oleh kanjeng Haji<br />

Wiranatakusumah. Sebelum sanggul Ciwidey dikenal di daerah Jawa<br />

Barat, pada zaman Pangeran Sumedang telah dikenal nama sanggul<br />

Pasundan atau sanggul Kasundan atau disebut juga kebesaran, yang<br />

umumnya dipakai oleh kaum ningrat hingga rakyat biasa. Kemudian<br />

sanggul itu berubah menjadi nama sanggul Ciwidey. Siapa yang<br />

mengubahnya dan bila diubahnya belum dapat diketahui secara pasti.<br />

Jika dilihat dari segi bentuknya, sanggul Ciwidey dipengaruhi oleh<br />

bentuk huruf Arab, yaitu alif, ditambah dengan huruf nun atau dikenal<br />

dengan istilah sunda; alif pakait sareng nun. Dalam hal ini terlihat<br />

pengaruh agama islam. Hal ini dapat dimengerti karena hampir seluruh<br />

penduduk asli Jawa Barat pemeluk agama Islam.<br />

Pada zaman dahulu umumnya wanita yang be<strong>rambut</strong> panjang jarang<br />

menggunakan cemara. Pada zaman modern sekarang ini rata-rata wanita<br />

be<strong>rambut</strong> pendek, tetapi masih tetap disanggul <strong>rambut</strong>nya dan mereka<br />

tidak meninggalkan sanggul tradisional atau sanggul asli, yaitu sanggul<br />

Pasundan atau Ciwidey.<br />

Bentuk sanggul Ciwidey terletak dikepala bagian belakang, dengan<br />

bentuk sanggul agak bulat dan bagian bawahnya tidak menyentuh leher.<br />

Pada bagian kedua sisi menggunakan “jabing” (=sunggar, bhs. Jawa).<br />

Sanggul ini menggunakan perhiasan sepasang “cucuk gelung” atau tusuk<br />

konde yang terbuat dari tanduk binatang, imitasi, emas, perak atau<br />

lainnya yang dipakai di kanan dan kiri sanggul.<br />

Pemakaian jenis perhiasan tergantung pada golongan masyarakat<br />

pemakainya. Jika pemakainya dari golongan ningrat, hiasannya berupa<br />

emas dan apabila pemakainya golongan biasa atau golongan bawah,<br />

hiasanya terbuat dari tanduk atau imitasi. Ornamen/perhiasan itu adalah<br />

berupa; Cucuk Gelung/tusuk konde yang terbuat dari tanduk kerbau,<br />

imitasi, emas atau perak.<br />

265

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!