Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
11.1.2. Jumlah partikel larutan elektrolit<br />
dan non elektrolit<br />
Sebelum kita bahas kenaikan titik didih dan<br />
penurunan titik beku, terlebih dahulu kita bedakan<br />
Larutan elektrolit dan larutan non elektrolit dalam<br />
kaitannya kandungan partikelnya.Kedua larutan ini<br />
walaupun memiliki konsentrasi larutan yang sama,<br />
namun memiliki jumlah partikel yang berbeda. Hal<br />
ini disebabkan karena larutan elektrolit terurai<br />
menjadi ion‐ion sedangkan larutan non elektrolit<br />
tidak terionisasi.<br />
Untuk larutan non elektrolit, tidak terionisasi<br />
C6H12O6 → C6H12O6<br />
Hanya melarut dan terpecah menjadi partikel‐<br />
partikel yang lebih kecil. Sedangkan larutan<br />
elektrolit, mengalami ionisasi seperti:<br />
HCl → H + + Cl ‐<br />
Pada kasus HCl merupakan elektrolit kuat, sehingga<br />
semua terionisasi, jika elektrolit tersebut hanya<br />
terionisasi sebagian, maka perlu cara lain untuk<br />
melihat banyaknya partikel yang terionisasi seperti<br />
yang disajikan pada bagan 11.3.<br />
11.1.3. Kenaikan titik didih<br />
Hasil eksperimen Roult menunjukan bahwa<br />
Kenaikan titik didih larutan akan semakin besar<br />
apabila konsentrasi (molal) dari zat terlarut<br />
semakin besar. Titik didih larutan akan lebih tinggi<br />
dari titik didih pelarut murni. Hal ini juga diikuti<br />
dengan penurunan titik beku pelarut murni, atau<br />
titik beku larutan lebih kecil dibandingkan titik<br />
beku pelarutnya. Hasil eksperimen ini<br />
disederhanakan dalam Gambar 11.4.<br />
Roult menyederhanakan ke dalam persamaan<br />
Tb = kb . m<br />
Tb = kenaikan titik didih larutan<br />
kb = tetapan kenaikan titik didih molal pelarut<br />
(kenaikan titik didih untuk 1 mol zat dalam<br />
1000 gram pelarut)<br />
m = molal larutan (mol/100 gram pelarut)<br />
Perubahan titik didih atau ∆Tb merupakan selisih<br />
dari titik didih larutan dengan titik didih pelarutnya,<br />
seperti persamaan : ∆Tb = Tb – Tb 0<br />
Kimia Kesehatan, Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 2007<br />
208<br />
Bagan 11.3. Jumlah partikel yang terjadi<br />
pada proses ionisasi sebagian<br />
Jika reaksi ionisasi dengan derajat<br />
ionisasi α.<br />
α<br />
a A → n B<br />
Zat A mula-mula : a mol<br />
Zat A yang terurai : a α mol<br />
Zat A yang tersisa : a - a α mol<br />
: a (1-α) mol<br />
Zat B yang terbentuk : n a α mol<br />
Jumlah mol sesudah ionisasi :<br />
Zat A sisa + Zat B yang terbentuk<br />
Jumlah mol sesudah ionisasi<br />
: a (1-α) m + n a α<br />
: a [1+ (n-1) α]<br />
Perbandingan jumlah mol sesudah<br />
dan sebelum ionisasi adalah<br />
a [ 1+<br />
( n −1)<br />
α ]<br />
:<br />
a<br />
: 1 + (n-1) α<br />
Gambar 11.4. Diagram tekanan dan<br />
suhu untuk titik didih dan titik beku dari<br />
pelarut dan larutan