02.07.2013 Views

download

download

download

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Reaksi berlangsung karena adanya partikel‐partikel, atom<br />

atau molekul yang bertumbukan dan tidak semua<br />

tumbukan menghasilkan reaksi, hanya tumbukan dengan<br />

energi yang cukup yang dapat menghasilkan reaksi.<br />

Energi tersebut dikenal dengan Energi aktifasi dan<br />

didefinisikan sebagai energi kinetik minimum yang harus<br />

dimiliki atau diberikan kepada partikel agar tumbukannya<br />

menghasilkan sebuah reaksi. Dalam Hubungannya<br />

dengan energi atau ∆H, maka enegi aktifasi bukan bagian<br />

dari energi tersebut seperti dapat kita lihat pada dua jenis<br />

reaksi eksoterm dan endoterm pada Gambar 10.1.<br />

Untuk lebih mudah memahami perhatikan persamaan<br />

reaksi sebagai berikut :<br />

A → B<br />

Pada awal reaksi, yang ada hanya zat A, sedangkan zat B<br />

belum terbentuk. Selama reaksi berjalan, secara<br />

perlahan‐lahan zat A berkurang, dan zat B terbentuk atau<br />

bertambah. Secara grafik dapat kita sederhanakan pada<br />

Gambar 10.2. Untuk lebih mudah memahami perhatikan<br />

persamaan reaksi sebagai berikut :<br />

A → B<br />

Pada awal reaksi, yang ada hanya zat A, sedangkan zat B<br />

belum terbentuk. Selama reaksi berjalan, secara<br />

perlahan‐lahan zat A berkurang, dan zat B terbentuk atau<br />

bertambah. Secara grafik dapat kita sederhanakan pada<br />

Gambar 10.3. Sehingga kita dapat katakan bahwa<br />

kecepatan reaksi adalah berkurangnya konsentrasi zat A<br />

dalam selang waktu tertentu, dengan persamaan :<br />

∆[<br />

A]<br />

V = −<br />

∆ t<br />

dimana V = kecepatan dalam mol/L.s<br />

∆[A] = penurunan konsentrasi zat A dalam mol/L<br />

∆t = Selang waktu dalam detik<br />

Kecepatan reaksi dapat kita ubah dalam satuan<br />

konsentrasi B, yaitu bertambahnya konsentrasi zat B<br />

dalam selang waktu tertentu. Jika kita rumuskan :<br />

∆[<br />

B ]<br />

V =<br />

∆ t<br />

dimana V = kecepatan dalam mol/L.s<br />

∆[B] = pertambahan konsentrasi zat B dalam mol/L<br />

∆t = selang waktu dalam detik<br />

Kimia Kesehatan, Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 2007<br />

176<br />

Gambar 10.2. Perubahan<br />

konsentrasi zat A dan<br />

meningkatnya konsentrasi dalam<br />

selang waktu<br />

Gambar 10.3. Perubahan<br />

konsentrasi zat A dan<br />

meningkatnya konsentrasi dalam<br />

selang waktu

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!