Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
12.8.1. Tata Nama Alkohol<br />
Penamaan senyawa alkohol berdasarkan aturan<br />
IUPAC adalah; menetapkan rantai utama yaitu yang<br />
terpanjang yang mengandung gugus OH.<br />
Selanjutnya memberi nomor pada rantai<br />
terpanjang, dengan C yang mengikat gugus fungsi<br />
memiliki nomor terkecil dan diakhiri dengan<br />
menyebutkan nomor dan nama cabang pada rantai<br />
utama (sesuai abjad), disertai nomor dan nama<br />
alkanolnya (dengan mengganti akhiran –a pada<br />
alkana menjadi –ol pada alkohol).<br />
Penamaan senyawa alkanol untuk senyawa dengan<br />
rumus molekul C2H5OH, C3H7OH. Untuk senyawa<br />
C2H5OH, dimulai dengan menuliskan jumlah atom C,<br />
dilanjutkan dengan mengisi atom H‐nya, dan satu<br />
ikatan diisikan dengan gugus OH.<br />
Sedangkan C3H7OH dibuat dengan cara di atas<br />
namun juga diperhatikan adanya isomer, dengan<br />
pembentukan cabang pada rantai utamanya.<br />
Penyelesaian untuk kedua senyawa tersebut dapat<br />
dilihat pada Bagan 12.44.<br />
12.8.2. Sifat-sifat Alkohol<br />
Alkohol umumnya berwujud cair dan memiliki sifat<br />
mudah menguap (volatil) tergantung pada panjang<br />
rantai karbon utamanya (semakin pendek rantai C,<br />
semakin volatil). Kelarutan alkohol dalam air<br />
semakin rendah seiring bertambah panjangnya<br />
rantai hidrokarbon. Hal ini disebabkan karena<br />
alkohol memiliki gugus OH yang bersifat polar dan<br />
gugus alkil (R) yang bersifat nonpolar, sehingga<br />
makin panjang gugus alkil makin berkurang<br />
kepolarannya.<br />
Reaktifitas alkohol diketahui dari berbagai reaksi<br />
seperti:<br />
1. Reaksi Oksidasi<br />
Reaksi oksidasi alkohol dapat digunakan untuk<br />
membedakan alkohol primer, sekunder dan<br />
tersier. Alkohol primer akan teroksidasi menjadi<br />
aldehida dan pada oksidasi lebih lanjut akan<br />
menghasilkan asam karboksilat. Alkohol sekunder<br />
akan teroksidasi menjadi keton. Sedangkan<br />
alkohol tersier tidak dapat teroksidasi (Bagan<br />
12.45).<br />
Kimia Kesehatan, Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 2007<br />
248<br />
Bagan 12.44. Moleukul etanol dan<br />
propanol bersama isomernya<br />
Bagan 12.45. Reaksi oksidasi alkohol<br />
primer, sekunder dan tersier