02.07.2013 Views

biologi 1

biologi 1

biologi 1

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Sumber: Ilustrasi Cahyo<br />

Seperti pada gambar berikut ini:<br />

Gambar 3.9 fase<br />

injeksi<br />

a. Penetrasi sel inang<br />

oleh bakteriofage<br />

b. Seludang ekor<br />

memendek intinya<br />

menembus ke<br />

dalam sel, dalam<br />

DNA virus<br />

disuntikkan ke<br />

dalam sel<br />

c. Fase sintesis, DNA virus yang telah<br />

diinjeksikan yang mengandung enzim<br />

lisozim ke dalam akan menghancurkan<br />

DNA bakteri, sehingga DNA virus yang<br />

berperan mengambil alih kehidupan.<br />

Kemudian DNA virus mereplikasi diri<br />

berulang-ulang dengan cara menggandakan<br />

diri dalam jumlah yang<br />

banyak, selanjutnya melakukan sintesis<br />

protein dari ribosom bakteri yang akan<br />

diubah manjadi bagian-bagian kapsid<br />

seperti kepala, ekor, dan serabut ekor.<br />

d. Fase perakitan, bagian-bagian kapsid<br />

kepala, ekor, dan rambut ekor yang<br />

mula-mula terpisah selanjutnya dirakit<br />

menjadi kapsid virus kemudian DNA<br />

virus masuk ke dalamnya, maka terbentuklah<br />

tubuh virus yang utuh.<br />

e. Fase litik, ketika perakitan telah<br />

selesai yang ditandai dengan terbentuknya<br />

tubuh virus baru yang utuh.<br />

Virus ini telah mengambil alih perlengkapan<br />

metabolik sel inang bakteri yang<br />

menyebabkan memuat asam nukleat<br />

virus dari pada asam nukleat bakteri.<br />

Setelah sekitar 20 menit dari infeksi<br />

awal sudah terbentuk 200 bakteriofage<br />

yang telah terakit dan sel bakteri itu pun<br />

meledak pecah (lisis) dan melepaskan<br />

fage-fage baru/virus akan keluar untuk<br />

mencari/menginfeksi bateri-bakteri lain<br />

sebagai inangnya, begitu seterusnya<br />

dan memulai lagi daur hidup tersebut.<br />

Dengan demikian jumlah profage<br />

DNA virus akan mengikuti<br />

jumlah sel bakteri inangnya.<br />

c. Fase sintesis, dalam keadaan tertentu<br />

jika DNA virus yang tidak<br />

aktif (profage) terkena zat kimia<br />

tertentu atau terkena radiasi tinggi,<br />

maka DNA virus akan menjadi<br />

aktif kemudian menghancurkan<br />

DNA bakteri dan memisahkan<br />

diri. Selanjutnya, DNA virus tersebut<br />

mensintesis protein sel bakteri<br />

(inangnya) untuk digunakan<br />

sebagai kapsid bagi virus-virus<br />

baru dan sekaligus melakukan<br />

replikasi diri menjadi banyak.<br />

d. Fase perakitan: kapsid-kapsid<br />

dirakit menjadi kapsid virus yang<br />

utuh, yang berfungsi sebagai selubung<br />

virus. Kapsid baru virus<br />

terbentuk. Selanjutnya, DNA hasil<br />

replikasi masuk ke dalamnya guna<br />

membentuk virus-virus baru.<br />

e. Fase litik, fase ini sama dengan<br />

daur litik.<br />

Setelah terbentuk bakteri virus baru<br />

terjadilah lisis sel. Virus-virus<br />

yang, terbentuk berhamburan<br />

keluar sel bakteri guna menyerang<br />

bakteri baru. Dalam daur selanjutnya<br />

virus dapat mengalami daur<br />

litik atau lisogenik, demikian seterusnya.<br />

Biologi SMA/MA Kelas X<br />

71

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!