02.07.2013 Views

biologi 1

biologi 1

biologi 1

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Dari Gambar 6.2 tampak bahwa pada hifa yang bersekat, tiap sekat<br />

terdapat satu sel yang terdiri atas satu atau beberapa inti sel. Adapun pada<br />

hifa yang tidak bersekat, inti selnya tersebar di dalam sitoplasma yang disebut<br />

dengan sinositik. Seperti yang terlihat pada mikroskop, sel-sel jamur ini sudah<br />

memiliki membran inti sel, sehingga dikelompokkan sebagai organisme<br />

eukariotik. Dinding sel jamur ini terbuat dari kitin yang dapat memberikan<br />

bentuk dari sel-sel jamur.<br />

Jalinan/kumpulan hifa-hifa ini akan membentuk suatu miselium, dan<br />

miselium inilah yang tumbuh menyebar di atas substrat dan berfungsi sebagai<br />

penyerap makanan dari lingkungannya.<br />

Bagaimana cara jamur mendapatkan makanan? Seperti yang Anda<br />

lihat, karena jamur tidak mempunyai klorofil, jadi dia tidak dapat berfotosintesis,<br />

sehingga hidup secara heterotrof dengan memperoleh zat makanannya<br />

dengan cara menyerap dari lingkungannya atau substratnya. Tetapi<br />

makanannya yang masih berbentuk senyawa-senyawa kompleks akan diuraikan<br />

terlebih dahulu di luar sel jamur, yaitu dengan menghasilkan enzimenzim<br />

hidrolitik ekstraseluler.<br />

Makanan jamur bisa berasal dari sumber-sumber seperti tanah subur,<br />

produk makanan buatan pabrik, tubuh hewan atau tumbuhan, baik yang<br />

sudah mati (sebagai saprofit) atau yang masih hidup. Jamur yang hidup pada<br />

inang hidup dapat bersimbiosis mutualisme, yaitu dapat membantu tumbuhan<br />

memperoleh mineral dari tanah. Tetapi kebanyakan bersifat parasit, jamur<br />

ini memiliki haustorium, yaitu suatu hifa yang khusus digunakan untuk<br />

menyerap makanan dari inangnya.<br />

2. Cara Bereproduksi<br />

Secara alamiah, jamur dapat berkembang biak dengan dua cara, yaitu<br />

secara aseksual dan seksual. Secara aseksual dilakukan dengan pembelahan,<br />

yaitu dengan cara sel membagi diri untuk membentuk dua sel anak yang<br />

serupa, penguncupan, yaitu dengan cara sel anak yang tumbuh dari penonjolan<br />

kecil pada sel inangnya atau pembentukan spora. Spora aseksual ini<br />

berfungsi untuk menyebarkan speciesnya dalam jumlah yang besar dengan<br />

melalui perantara angin atau air.<br />

Ada beberapa macam spora aseksual, di antaranya seperti berikut.<br />

a. Konidiospora, merupakan konidium yang terbentuk di ujung atau di sisi<br />

hifa. Ada yang berukuran kecil, bersel satu yang disebut mikrokonidium,<br />

sebaliknya konidium yang berukuran besar dan bersel banyak disebut<br />

makrokonidium.<br />

b. Sporangiospora, merupakan spora bersel satu yang terbentuk dalam<br />

kantung yang disebut sporangium, pada ujung hifa khusus.<br />

Biologi SMA/MA Kelas X<br />

155

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!