You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
1.5.3 Busur Cello<br />
Secara tradisional, busur dibuat dari pernambuco atau kayu<br />
Brazil. Keduanya dibuat dari jenis pohon yang sama (Caelsapiuna<br />
echinata), namun pernambuco, digunakan pada busur dengan kualitas<br />
yang lebih baik, yang merupakan kayu inti sebuah pohon dengan warna<br />
yang lebih gelap dari kayu Brazil (yang terkadang bernoda). Pernambuco<br />
adalah kayu yang berat dan berdamar dengan tingkat elastisitas yang<br />
luar biasa yang membuatnya sangat iedal untuk digunakan sebagai<br />
sebuah busur.<br />
Ada pula busur yang terbuat dari serat karbon yang lebih kuat dari kayu.<br />
Busur yang banyak digunakan para siswa biasanya terbuat dari serat<br />
fiber. Panjang busur biasanya sekitar 73 cm, dengan tinngi 3 cm, dan<br />
lebar 1,5 cm.<br />
Busur biasanya menggunakan rambut kuda, walaupun dapat juga<br />
menggunakan rambut sintetis dengan warna yang beragam. Rambut<br />
tersebut kemudian dilapisi dengan gala untuk membuatnya kencang dan<br />
dapat bergetar. Rambut tersebut perlu diganti secara berkala terlebih lagi<br />
bila rambut tersebut telah putus atau dirasa kuarang kencang. Rambut<br />
tersebut dapat pula dijaga kekencangannya dengan sebuah panel mur.<br />
11.1.3.4. Perkembangan Cello.<br />
Cello dikembangkan dari bass violin, dimana pada awalnya<br />
merujuk pada Jambe de Fer pada tahun 1556, yang sebenarnya<br />
merupakan instrument dengan tiga dawai. Seorang composer yang untuk<br />
pertama kalinya menspesifikasikan bass violin adalah Gabrieli dalam<br />
sacrae symphoniae, 1597. Monteverdy kemudian mengikuti jejaknya<br />
dengan merujuk pada instrument “basso de viola da braccio” dalam<br />
Orfeonya (1607). Walaupun bass violin pertama kali diciptakan oleh<br />
Amati pada awal 1548, yang terinspirasi dari sebuah viol, yang diciptakan<br />
sebagai pasangan violin. Bass violin biasanya dikenal sebagai “violone”<br />
atau “viola besar”. Instrument tersebut kemudian dimainkan secara<br />
bersama dalam sebuah pertunjukan <strong>seni</strong> di Italia pada awal abad ke-15.<br />
Dawai berupa kawat ditemukan di Bologna pada sekitar tahun<br />
1660 yang memungkinkan terciptanya suara bass yang lebih baik dengan<br />
menggunakan dawai dari usus binatang pada bagian tubuh instrument<br />
tersebut yang pendek. Para <strong>seni</strong>man Bologna kemudian menggunakan<br />
teknologi ini untuk menciptakan sebuah cello, sebuah instrument yang<br />
lebih kecil yang cocok dimainkan secara solo yang dikarenakan warna<br />
226