02.07.2013 Views

seni musik klasik jilid 2 smk

seni musik klasik jilid 2 smk

seni musik klasik jilid 2 smk

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

membutuhkan tenaga profesional. Kenyataan ini membuata mahasiswa<br />

S1 terpaksa memaksimalkan kemampuan praktik mereka di luar<br />

kapasitas SKS mata kuliah praktik yang disediakan oleh kurikulum.<br />

Bahka di samping memenuhi waktu belajar mandirinya dengan latihan<br />

praktik instrumen mayor, sebagian dari mereka juga mempelajari<br />

instrumen lain sebagai tambahan ketrampilan.<br />

Dari kenyataan akan kebutuhan masyarakat tersebut di atas, kita<br />

perlu mempertimbangkan kembali rumusan kebijakan pendidikan di<br />

bidang <strong>musik</strong> tentang bobot teori dan praktik pada jenjang pendidikan S1,<br />

dan apakah untuk sementara jenjang D3 ini perlu ditutup? Melihat contoh<br />

pada universitas-universitas di berbagai negara maju , misalnya pada<br />

Indiana University di Amerika. Pada universitas tersebut jalur pendididkan<br />

akademis dan profesional tidak dibedakan semata-mata atas dasar teori<br />

dan praktik, tetapi juga menurut program studinya. Jalur akademik untuk<br />

bidang studi <strong>musik</strong> tidak hanya tediri dari program studi mayoritas teori<br />

(<strong>musik</strong>ologi, pendidikan <strong>musik</strong>, etno<strong>musik</strong>ologi, dsb.), tetapi juga di<br />

bidang praktik <strong>musik</strong> (dengan penekanan pada penguasaan instrumen,<br />

misalnya piano, flute, contrabass, dll.). jalur tersebut tidak hanya<br />

diselenggarakan pada jenjang S1, bahkan juga hingga tingkat pendidikan<br />

magister dan doktoral. Sementara itu jenjang profesional tetap<br />

diselenggarakan yaitu dalam program studi performer diploma (Artist<br />

Diploma/ IU Bulletin 93/95). Kurikulum Universitas Indiana tersebut<br />

menunjukkan bahwa ada kesesuaian antara kurikulum pendidikan<br />

dengan aktifitas penelitian mereka. Prosentase praktik dan teori tidak<br />

dibedakan berdasarkan program non-gelar atau gelar, tetapi menurut<br />

jenis programnya. Untuk mengakhiri bidang studi praktik instrumen tugas<br />

akhir mereka dijalani melalui resital dengan bobot resitalnya lebih ringan,<br />

namun karya tulisnya lebih berat seperti skripsi, dan untuk <strong>musik</strong>ologi dan<br />

etno<strong>musik</strong>ologi hanya dengan karya tulis setara skripsi.<br />

Sejak berdirinya ISI Yogyakarta hingga saat ini tampak adanya<br />

ketidak-seimbangan antara mahsiswa dan dosen di Jurusan Musik dalam<br />

hal pelaksanaan aktifitas penelitian. Dalam mengakhiri studinya,<br />

mahasiswa jalur pendidikan S1 melakukan penelitian untuk menyusun<br />

skripsi. Hal ini menunjukkan bahwa mereka hanya dituntut untuk<br />

memenuhi kategori penelitian yang pertama. Sementara itu para dosen<br />

umumnya melakukan penelitian yang berorientasi pada bidang <strong>musik</strong><br />

praktik, hal ini bisa kita lihat dalam pengajuan kredit poin untuk<br />

pengusulan kenaikan jabatan. Pengajuan itu sendiri lebih banyak yang<br />

berbentuk penelitian <strong>musik</strong> praktik daripada penelitian <strong>musik</strong> teoritik.<br />

Selain itu perkembangan baru bagi kalangan mahasiswa sendiri menurut<br />

Katalog ISI Yogyakarta 1995/96. Tugas Akhir bagi mahasiswa pada<br />

jenjang S1 ‘bisa’ berupa karya <strong>seni</strong> atay skripsi. Jadi dalam menempuh<br />

Tugas Akhir mahasiswa bisa mengajukan bentuk karya <strong>seni</strong> yang<br />

297

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!