You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
Sepeninggal Jos Bredie, kepemimpinan Seksi Gitar dilakukan<br />
secara bergilir namun tanpa batasan ketentuan waktu hingga akhir<br />
semester genap 2004/2005 (Juni 2005). Selama itu dapat dikatakan<br />
bahwa Seksi Gitar telah mengalami stagnansi, yaitu hanya melakukan<br />
rutinitas yang telah mentradisi sejak awal tanpa evaluasi dan<br />
pengembangan. Sementara itu dunia pergitaran <strong>klasik</strong> di masyarakat<br />
tetap bergerak tanpa kompromi. Sehubungan dengan keadaan tersebut<br />
Seksi Gitar mempertimbangkan bahwa selama ini kepemimpinan dalam<br />
Seksi Gitar tidak dilakukan melalui suatu musyawarah melainkan<br />
berdasarkan azas insiatif individual dan oleh karenanya memerlukan<br />
sistem manajerial yang demokratif, rapi dan teratur. Pertimbangan lain<br />
ialah agar Seksi Gitar dapat mencapai produksi dan daya saing yang<br />
maksimal, dan di samping itu juga agar PBM untuk bidang studi gitar<br />
dapat berlangsung dengan baik dan lancar sesuai dan sejalan dengan<br />
pengembangan keempat Minat Utama di Jurusan Musik.<br />
Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut Seksi Gitar<br />
telah melakukan langkah kongkrit guna mencapai kualitas pendidikan<br />
gitar yang lebih baik dengan memperbaharui susunan kepengurusannya.<br />
Langkah yang telah diambil ialah pemilihan ketua baru untuk periode dua<br />
tahun ke depan. Sehubungan dengan itu rapat pemilihan ketua Seksi<br />
Gitar telah dilakukan pada hari Senin, tanggal 18 Juli 2005, pukul 10.00 –<br />
12.00 WIB bertempat di ruang Ketua Jurusan Musik yang dihadiri oleh<br />
80% anggota inti Seksi Gitar yang terdiri dari para pengajar mata kuliah<br />
Instrumen Mayor Gitar. Dengan tersusunnya kepengurusan yang baru<br />
maka diharapkan Seksi Gitar akan berkembang kepada tingkat yang<br />
lebih profesional.<br />
15.6. Musik Klasik dan Penelitian Ilmiah<br />
Musik Klasik di Indonesia telah mendapatkan perhatian tidak hanya<br />
dari masyarakat menengah ke atas tapi juga dari pemerintah. Sebagai<br />
bukti dari perhatian tersebut ialah dibukanya program-program<br />
pendidikan vokasional pada tingkat Sekolah Menengah Ketrampilan<br />
dalam bidang <strong>musik</strong>. Lebih jauh lagi, sejak permulaan paruh pertama<br />
abad ke-20 pemerintah juga telah menyediakan pendidikan tinggi untuk<br />
bidang <strong>musik</strong> <strong>klasik</strong>, bermula dari pendirian Sekoah Musik Indonesia<br />
(SMIND) Yogyakarta, kemudian menjadi Akademi Musik Indonesia (AMI)<br />
Yogyakarta, dan akhirnya sejak tahun 1984 hingga sekarang menjadi<br />
Jurusan Musik pada Fakultas Seni Pertunjukan (FSP) Institut Seni<br />
Indonesia (ISI) Yogyakarta.<br />
Pada mulanya jejnjang pendidikan tersebut dikelola oleh dirjen<br />
kebudayaan dengan sasaran pendidikan untuk meluluskan <strong>seni</strong>man<strong>seni</strong>man<br />
<strong>musik</strong> yang setingkat dengan sarjana, dan akhirnya dikelola<br />
295