You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
mereka. Para pelopor aliran <strong>musik</strong> elektronik tersebut antara lain John<br />
Cage, Pierre Schaeffer, dan Karlheinz Stockhausen. Beberapa komposer<br />
<strong>musik</strong> elektronik masa kini yang telah memberikan kontribusinya untuk<br />
pengembangan <strong>musik</strong> <strong>klasik</strong> aliran kontemporer ialah Ton de Leuw dari<br />
Belanda dan Jack Body dari New Zealand. Saat ini Indonesia sendiri<br />
memiliki beberapa komposer yang menaruh perhatian terhadap <strong>musik</strong><br />
elektronik, di antaranya ialah Otto Shidarta dari Jakarta, dan Slamet<br />
Raharjo dari Yogyakarta.<br />
Istilah <strong>musik</strong> <strong>klasik</strong> umumnya lebih dikenal luas sebagai <strong>musik</strong><br />
serius. Walaupun demikian secara khusus dalam diskusi etno<strong>musik</strong>ologi,<br />
istilah <strong>musik</strong> <strong>klasik</strong> tidak hanya merujuk pada <strong>musik</strong> <strong>klasik</strong> Eropa saja,<br />
melainkan juga pada <strong>musik</strong>-<strong>musik</strong> di Asia dan Timur seperti misalnya<br />
<strong>musik</strong> <strong>klasik</strong> Persia, India, Tiongkok, dan lain-lain. Dalam lingkup<br />
<strong>musik</strong>ologi, penggunaan kata ‘<strong>klasik</strong>’ bisa mengandung tiga makna. Yang<br />
pertama ialah berarti Musik Kuno, yaitu <strong>musik</strong> yang berkembang pada<br />
era Yunani Kuno (masa Antiquity). Pengertian yang kedua ialah <strong>musik</strong><br />
pada era Klasik, yang didominasi oleh gaya Wina pada abad ke-18<br />
dengan tiga tokoh komposer yang terkenal yaitu Haydn, Mozart, dan<br />
Beethoven. Ketiga, kata ‘<strong>klasik</strong>’ yang diterapkan pada <strong>musik</strong> <strong>klasik</strong> pada<br />
saat ini ialah sebagai <strong>musik</strong> <strong>seni</strong> (art music); yang pengertiannya berbeda<br />
dengan istilah <strong>seni</strong> <strong>musik</strong> atau musical arts. Yang dimaksud <strong>klasik</strong> dalam<br />
konteks ini ialah lawan dari <strong>musik</strong> hiburan. Secara khusus, di Indonesia<br />
ada istilah lagu seriosa untuk menamai <strong>musik</strong> vokal yang intinya mirip<br />
dengan <strong>musik</strong> <strong>klasik</strong> pada umumnya. Musik dalam pengertian yang<br />
terakhir inilah yang menjadi pokok pembahasan dalam buku ini.<br />
Pokok bahasan <strong>musik</strong> <strong>klasik</strong> sangat luas karena tidak melulu<br />
membicarakan fenomena <strong>musik</strong>al yang terjadi di sekitar saat ini tapi juga<br />
yang terjadi selama berabad-abad. Dengan demikian berbeda dengan<br />
<strong>musik</strong> non <strong>klasik</strong> yang didasarkan atas fenomena <strong>musik</strong>al yang terjadi<br />
saat ini atau masa kontemporer, dan tidak jauh dari sekitar abad ke-20.<br />
Tidaklah mengherankan jika secara kuantitatif <strong>musik</strong> <strong>klasik</strong> tidak hanya<br />
memiliki repertoar yang sangat luas namun juga literatur yang juga luas.<br />
Keluasan cakupan pembahasan <strong>musik</strong> <strong>klasik</strong> yang menyangkut waktu<br />
berabad-abad memungkinkannya untuk dilakukan pembahasan dengan<br />
pendektan sejarah, baik secara diakronis melalui pendekatan kronologis,<br />
yaitu dari tahun ke tahun secara bertahap, maupun secara sinkronis,<br />
yaitu mengkaitkannya dengan aspek-aspek terkait di sekitar periode yang<br />
dibahas.<br />
Guna memudahkan pemahaman terhadap <strong>musik</strong> <strong>klasik</strong> maka<br />
seseorang perlu memahami aspek-aspek sejarah <strong>musik</strong> <strong>klasik</strong> yang<br />
meliputi pengertian-pengertian dasar mengenai <strong>musik</strong> secara umum.<br />
Walaupun jarang diterapkan pada buku-buku pengantar tentang<br />
pengetahuan <strong>musik</strong>, proses kelahiran sistem tonal berikut<br />
viii