02.07.2013 Views

PENJUALAN JILID 3 Untuk SMK - Bursa Open Source

PENJUALAN JILID 3 Untuk SMK - Bursa Open Source

PENJUALAN JILID 3 Untuk SMK - Bursa Open Source

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

486<br />

demi hukum, artinya dari semula dianggap tidak pernah dilahirkan suatu<br />

perjanjian dan tidak pernah ada suatu perikatan.<br />

<strong>Untuk</strong> lebih jelasnya berikut ini dikemukakan satu persatu mengenai syaratsyarat<br />

perjanjiannya, yaitu:<br />

• Kesepakatan di antara para pihak<br />

Yang dimaksud “kesepakatan” atau “kata sepakat” di sini adalah<br />

bertemunya dua kehendak/keinginan, atau terjadinya persesuaian<br />

kehendak. Timbulnya kehendak/keinginan itu tidak didasarkan atas<br />

paksaan, kekhilafan atau penipuan dari salah satu pihak, melainkan<br />

betul-betul lahir dari lubuk hatinya. Kehendak itu dapat dinyatakan<br />

secara tegas dan dapat pula secara diam-diam.<br />

• Cakap untuk membuat perikatan<br />

Seseorang dinyatakan cakap untuk membuat perikatan, jika ia telah<br />

dewasa atau tidak berada di bawah pengampunan.<br />

• Suatu hal tertentu<br />

Yang menjadi obyek perjanjian itu harus jelas dan tertentu atau paling<br />

tidak dapat ditentukan jenisnya, misalnya jual beli rumah, beras dan<br />

lain-lain.<br />

• Sebab (causa) yang halal<br />

Maksudnya jika anda membuat/mengadakan perjanjian maka isi<br />

perjanjian itu dibenarkan atau tidak bertentangan dengan undangundang,<br />

ketertiban umum dan kesusilaan. Misalnya, mengadakan<br />

perjanjian jual-beli narkotika, maka perjanjian seperti ini adalah batal<br />

demi hukum karena bertentangan dengan undang-undang.<br />

Apabila prestasi tersebut diatas, ternyata tidak dipenuhi atau<br />

dilaksanakan oleh penjual atau pembeli maka maka ia dapat dikatakan<br />

telah melakukan ingkar janji,( cidera janji), lalai atau “wanprestasi”.<br />

<strong>Untuk</strong> menentukan sejak kapan seseorang (debitur) itu dinyatakan<br />

ingkar janji, maka undang-undang telah menentukan yaitu dengan<br />

dilakukannya “somasi” atau “penetapan lalai” oleh kreditur. Somasi adalah<br />

suatu teguran atau peringatan dari kreditur kepada debitur tentang kapan<br />

paling lambat debitur akan melaksanakan/memenuhi prestasi tersebut.<br />

Bentuk penetapan lalai ini pada dasarnya harus tertulis, namun sekarang<br />

sudah lazim dengan cara lisan asalkan teguran/peringatan itu dinyatakan<br />

dengan cukup tegas oleh kreditur.<br />

Sebagai contoh Mahabarata harus menyerahkan barang pada tanggal<br />

23 Mei 2005, ternyata Mahabarata belum juga menyerahkannya, maka<br />

dalam hal ini kreditur menegur/mengingatkan agar Mahabarata harus<br />

menyerahkan barang tersebut paling lambat tanggal 7 Juli 2005. Apabila<br />

pada saat itu, ternyata Mahabarata tidak juga memenuhinya maka sejak<br />

itu Mahabarata (debitur) dinyatakan telah melakukan wanprestasi atau

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!