02.07.2013 Views

PENJUALAN JILID 3 Untuk SMK - Bursa Open Source

PENJUALAN JILID 3 Untuk SMK - Bursa Open Source

PENJUALAN JILID 3 Untuk SMK - Bursa Open Source

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Dalam praktek bisnis terdapat beberapa jenis klausa baku, antara lain:<br />

1. Perjanjian tertutup<br />

Perjanjian tertutup (closed contract) adalah perjanjian yang mengikat<br />

penjual dan pembeli untuk satu kali transaksi atau satu periode pelaksanaan<br />

transaksi. Oleh karenanya, bila kedua belah pihak akan melaksanakan<br />

transaksi lagi harus dibuat perjanjian baru.<br />

2. Perjanjian terbuka<br />

Perjanjian terbuka (open contract) adalah perjanjian yang sifatnya terbuka,<br />

yaitu bentuk perjanjianyang membuka kemungkinan pihak pembeli dan<br />

penjual untuk bertransaksi terus menerus (jangka panjang) tanpa harus<br />

membuat perjanjian baru. Oleh karena sifat perjanjian yang berjangka<br />

panjang maka perjanjian seperti ini disebut pula sebagai perjanjian<br />

berjangka panjang. Perjanjian terbuka (open contract) akan berakhir<br />

apabila kedua belah pihak menginginkan perubahan atau penghentian<br />

(pencabutan) perjanjian.<br />

3. Syarat (persyaratan)<br />

Syarat atau persyaratan (term) adalah syarat-syarat jual beli yang ditentukan<br />

oleh pihak penjual dan disepakati oleh pembeli.<br />

Syarat-syarat jual beli ini biasanya dalam surat penawaran dan dalam<br />

faktur (invoice) atau bukti penjualan.<br />

Contoh:<br />

o Dalam penjualan tunai:<br />

- Barang yang sudah dibeli tidak dapat ditukar/dikembalikan; atau<br />

- Barang hanya dapat ditukar dalam jangka waktu 2 x 24 jam.<br />

Undang-undang telah menentukan sebagaimana yang tercantum di dalam<br />

pasal 1320 KUH Perdata bahwa untuk sahnya suatu perjanjian harus<br />

dipenuhi syarat-syarat sebagai berikut.<br />

- Ada kata sepakat dari orang-orang yang mengikatkan dirinya.<br />

- Cakap untuk membuat perikatan.<br />

- Suatu hal tertentu, dan<br />

- Suatu sebab yang halal<br />

Syarat pertama dan kedua disebut juga sebagai syarat subyektif,<br />

artinya syarat-syarat yang menyangkut tentang orangnya. Jika syarat ini<br />

tidak dipenuhi berarti perjanjian dapat dibatalkan, maksudnya perjanjian<br />

itu baru dianggap batal setelah adanya putusan hakim yang membatalkan<br />

perbuatan hukum (perjanjian) tersebut. Dengan demikian selama tidak<br />

dibatalkan (oleh hakim) atas permintaan pihak yang berkepentingan maka<br />

perjanjian itu tetap mengikat para pihak. Syarat ketiga dan keempat disebut<br />

juga sebagai syarat obyektif, maksudnya syarat-syarat yang menyangkut<br />

tentang obyeknya. Jika syarat ini tidak dipenuhi berarti perjanjian batal<br />

485

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!