02.07.2013 Views

PENJUALAN JILID 3 Untuk SMK - Bursa Open Source

PENJUALAN JILID 3 Untuk SMK - Bursa Open Source

PENJUALAN JILID 3 Untuk SMK - Bursa Open Source

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

456<br />

luas yang melibatkan para pihak dari negara dengan sistem hukum yang berbeda.<br />

Masing-masing negara memiliki ketentuan tersendiri yang bisa jadi berbeda satu<br />

dengan lainnya. Perbedaan tersebut tentu saja akan mempengaruhi bentuk dan<br />

jenis perjanjian yang dibuat oleh para pihak yang berasal dari dua negara yang<br />

berbeda tersebut karena apa yang diperbolehkan oleh suatu sistem hukum negara<br />

tertentu ternyata dilarang oleh sistem hukum negara lainnya.<br />

Suatu jenis perjanjian jual-beli barang dibuat untuk menjamin kepastian hukum<br />

bagi para pihak. Perjanjian tersebut akan meliputi subyek dan obyek perjanjian,<br />

hak dan kewajiban para pihak dalam perjanjian dan upaya hukum yang tersedia<br />

bagi para pihak apabila terjadi sengketa dalam pelaksanaan perjanjian tersebut.<br />

1. Perjanjian jual beli barang<br />

Sudikno Mertokusumo (1996:103) mendefi nisikan perjanjian sebagai<br />

hubungan hukum antara dua pihak atau lebih berdasarkan kata sepakat untuk<br />

menimbulkan akibat hukum. Suatu perjanjian didefi nisikan sebagai hubungan<br />

hukum karena didalam perjanjian itu terdapat dua perbuatan hukum yang<br />

dilakukan oleh dua orang atau lebih yaitu perbuatan penawaran (offer aanbod)<br />

dan perbuatan penerimaan (acceptance, aanvaarding).<br />

Dalam pasal 1457 KUHPerdata disebutkan bahwa jual-beli adalah<br />

suatu persetujuan dengan mana pihak yang satu mengikatkan dirinya untuk<br />

menyerahkan suatu kebendaan, dan pihak yang satu lain untuk membayar<br />

harga yang telah dijanjikan.<br />

Jadi pengertian jual-beli menurut KUHPerdata adalah suatu perjanjian<br />

bertimbal balik dalam mana pihak yang satu (penjual) berjanji untuk<br />

menyerahkan hak milik atas suatu barang, sedang pihak yang lainnya (pembeli)<br />

untuk membayar harga yang terdiri atas sejumlah uang sebagai imbalan dari<br />

perolehan hak milik tersebut. (Subekti, 1995: 1)<br />

Perjanjian jual-beli dalam KUHPerdata menentukan bahwa obyek perjanjian<br />

harus tertentu, atau setidaknya dapat ditentukan wujud dan jumlahnya pada<br />

saat akan diserahkan hak milik atas atas barang tersebut kepada pembeli.<br />

Sementara itu, KUHPerdata mengenal tiga macam barang yaitu barang<br />

bergerak, barang tidak bergerak (barang tetap), dan barang tidak berwujud<br />

seperti piutang, penagihan, atau claim.<br />

Surat perjanjian jual beli merupakan akta sesuatu surat untuk dapat<br />

dikatakan sebagai akta harus ditandatangai, harus dibuat dengan sengaja dan<br />

harus untuk dipergunakan oleh orang untuk keperluan siapa surat itu dibuat. Di<br />

dalam KHUPerdata ketentuan mengenai akta diatur dalam Pasal 1867 sampai<br />

pasal 1880.<br />

Perbedaan pokok antara akta otentik dengan akta di bawah tangan<br />

adalah cara pembuatan atau terjadinya akta tersebut. Apabila akta otentik cara<br />

pembuatan atau terjadinya akta tersebut dilakukan oleh dan atau dihadapan<br />

pejabat pegawai umum (seperti Notaris, Hakim, Panitera, Juru Sita, Pegawai<br />

Pencatat Sipil), maka untuk akta di bawah tangan cara pembuatan atau

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!