24.06.2013 Views

pemahaman tentang karya ilmiah - Sumber Belajar

pemahaman tentang karya ilmiah - Sumber Belajar

pemahaman tentang karya ilmiah - Sumber Belajar

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

MODUL PELATIHAN<br />

DIKLAT PENGEMBANG TEKNOLOGI PEMBELAJARAN<br />

PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH<br />

(PEMAHAMAN TENTANG ARTIKEL ILMIAH/KARYA TULIS ILMIAH)<br />

Penulis:<br />

Drs. SUDIRMAN SIAHAAN, M.Pd<br />

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN<br />

PUSAT TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI PENDIDIKAN<br />

2012


1. Petunjuk <strong>Belajar</strong><br />

Materi pelajaran yang akan ANDA pelajari dalam Kegiatan <strong>Belajar</strong>-1 ini mencakup: (a) pengertian<br />

<strong>karya</strong> <strong>ilmiah</strong>/<strong>karya</strong> tulis <strong>ilmiah</strong>, (b) ragam/jenis <strong>karya</strong> <strong>ilmiah</strong>/<strong>karya</strong> tulis <strong>ilmiah</strong>, (c)<br />

sistematika/struktur artikel imiah, (d) prinsip-prinsip penulisan artikel <strong>ilmiah</strong>, dan (e) pentingnya<br />

penulisan artikel <strong>ilmiah</strong>. Pelajarilah secara seksama materi pelajaran yanlg diuraikan pada masingmasing<br />

topik berikut ini. Satu hal yang penting adalah membuat catatan <strong>tentang</strong> materi pelajaran<br />

yang sulit ANDA pahami. Cobalah mendiskusikan materi pelajaran yang sulit dengan sesama<br />

peserta pelatihan terlebih dahulu. Apabila memang masih dibutuhkan, ANDA dianjurkan untuk<br />

mendiskusikannya dengan nara sumber pelatihan pada saat dilaksanakan kegiatan pembelajaran<br />

secara tatap muka.<br />

Dalam mempelajari materi pelajaran yang disajikan pada Kegiatan <strong>Belajar</strong>an-1 ini, ANDA akan<br />

menjumpai soal-soal latihan. Usahakanlah semaksimal mungkin untuk mengerjakan semua soal<br />

latihan tanpa terlebih dahulu melihat Kunci Jawaban yang disediakan pada bagian akhir modul ini.<br />

ANDA barulah diperkenankan untuk mempelajari materi pelajaran yang diuraikan pada Kegiatan<br />

<strong>Belajar</strong>-2 setelah ANDA berhasil mengerjakan 80% benar soal-soal latihan mengenai Kegiatan<br />

<strong>Belajar</strong>-1.<br />

Seandainya setelah mengerjakan soal-soal latihan, ANDA masih belum berhasil menjawab 80%<br />

benar, janganlah berkecil hati. Cobalah pelajari kembali dengan lebih cermat materi pelajaran yang<br />

masih belum ANDA pahami. Kemudian, kerjakan kembali soal-soal latihannya. Semoga kali ini<br />

ANDA lebih berhasil. Ingatlah bahwa dengan penuh semangat disertai rasa percaya diri, ANDA<br />

pasti dapat menyelesaikan materi pelajaran yang disajikan pada modul ini. Selamat belajar dan<br />

sukses.<br />

2. Uraian Materi Pelajaran<br />

a. Pengertian dan Ciri-ciri Artikel Ilmiah<br />

1) Pengertian<br />

Pengertian <strong>karya</strong> <strong>ilmiah</strong>/<strong>karya</strong> tulis <strong>ilmiah</strong> (KTI) menurut Parlindungan Pardede adalah<br />

tulisan yang mengungkapkan buah pikiran, yang diperoleh dari hasil pengamatan,<br />

penelitian, atau peninjauan terhadap sesuatu yang disusun menurut metode dan<br />

sistematika tertentu, dan yang isi dan kebenarannya dapat dipertanggungjawabkan.<br />

(http://fkip.uki.ac.id/ index.php?view=article&catid=41:artikel&id=68 Diakses tanggal 25<br />

Pebruari 2011).<br />

Tidak jauh berbeda dengan Parlindungan Pardede, Halda Aditya mengemukakan bahwa<br />

artikel <strong>ilmiah</strong> merupakan tulisan yang berisi laporan sistematis mengenai hasil kajian atau<br />

hasil penelitian yang disajikan bagi masyarakat <strong>ilmiah</strong> tertentu, yang merupakan audiens<br />

khusus dengan tujuan menyampaikan hasil kajian dan kontribusi penulis artikel kepada<br />

mereka untuk dipikirkan, dikaji kembali, dan diperdebatkan, baik secara lisan ataupun<br />

secara tertulis (http://haldaaditya.blogspot.com/2007/11/menulis-artikel-<strong>ilmiah</strong>-episode-<br />

1.html Diakses tanggal 24 Maret 2011).<br />

Kemudian, Anne Ahira memberikan pengertian <strong>tentang</strong> artikel <strong>ilmiah</strong> sebagai karangan<br />

(atau <strong>karya</strong> tulis, penulis) yang memuat data dan fakta yang diperoleh dari hasil penelitian,


pengamatan, peninjauan dan disampaikan secara runtut sesuai dengan metode penulisan<br />

<strong>karya</strong> <strong>ilmiah</strong> yang baku (http://www.anneahira.com/menulis-artikel-<strong>ilmiah</strong>.htm diakses<br />

tanggal 24 Maret 2011). Pengertian <strong>karya</strong> <strong>ilmiah</strong> atau <strong>karya</strong> tulis <strong>ilmiah</strong> (KTI) dapat berupa<br />

hasil penelitian, pengkajian atau pengamatan, survei dan atau evaluasi di bidang tertentu.<br />

KTI dapat berupa: (a) buku pelajaran, diktat, (b) skripsi, tesis, disertasi, (c) tinjauan,<br />

gagasan, atau ulasan <strong>ilmiah</strong> yang disampaikan sebagai prasaran dalam pertemuan <strong>ilmiah</strong><br />

(http://jeperis. wordpress.com2009/02/05/ penulisan-<strong>karya</strong>-tulis-<strong>ilmiah</strong>/ diakses tanggal 25<br />

Pebruari 2011).<br />

Artikel <strong>ilmiah</strong> adalah <strong>karya</strong> tulis yang dirancang untuk dimuat dalam jurnal <strong>ilmiah</strong> atau buku<br />

kumpulan artikel <strong>ilmiah</strong> yang ditulis dengan tata cara <strong>ilmiah</strong> dan mengikuti pedoman atau<br />

konvensi <strong>ilmiah</strong>. Artikel <strong>ilmiah</strong> dapat berupa hasil penelitian maupun gagasan <strong>ilmiah</strong><br />

(review). Hasil penelitian ataupun gagasan/pemikiran <strong>ilmiah</strong> akan lebih bermanfaat apabila<br />

telah diaplikasikan ataupun disampaikan kepada publik. Jurnal <strong>ilmiah</strong> merupakan suatu<br />

sarana yang efektif untuk mempublikasikan hasil penelitian bagi kalangan yang lebih luas<br />

atau publik (http://s2biounsoed.edublogs.org/files/ 2009/08/Pedoman-Penulisan-Usul-<br />

Penelitian-Tesis-dan-Artikel-Ilmiah-final-2009.pdf diakses tanggal 24 Maret 2011).<br />

Batasan lain <strong>tentang</strong> artikel <strong>ilmiah</strong> (scientific paper) sebagaimana yang terdapat pada<br />

Panduan Penulisan Karya Ilmiah Universitas Jenderal Soedirman adalah sebagai laporan<br />

tertulis dan dipublikasikan yang memaparkan hasil penelitian atau pengkajian yang telah<br />

dilakukan oleh seseorang atau sebuah tim dengan memenuhi kaidah dan etika keilmuan<br />

yang dikukuhkan dan ditaati oleh masyarakat keilmuan. Data, simpulan, dan informasi<br />

yang terkandung dalam artikel <strong>ilmiah</strong> dijadikan acuan (referensi) bagi ilmuwan lain dalam<br />

melaksanakan penelitian atau pengkajian selanjutnya (http://<br />

s2biounsoed.edublogs.org/files/2009/08/Pedoman-Penulisan-Usul-Penelitian-Tesis-dan-<br />

Artikel-Ilmiah-final-2009.pdf diakses tanggal 24 Maret 2011).<br />

.<br />

Berdasarkan berbagai pemikiran yang telah dikemukakan di atas, sebuah <strong>karya</strong> tulis <strong>ilmiah</strong><br />

atau artikel <strong>ilmiah</strong> pada dasarnya ditandai setidak-tidaknya oleh (a) hasil penelitian atau<br />

kajian, (b) dilakukan oleh seorang atau tim, (c) penulisannya mengikuti kaidah atau tata<br />

cara <strong>ilmiah</strong>, dan (d) disajikan kepada publik melalui jurnal atau pertemuan <strong>ilmiah</strong>. Apabila<br />

artikel <strong>ilmiah</strong> yang ditulis akan diterbitkan melalui jurnal <strong>ilmiah</strong>, maka penulis artikel<br />

haruslah mengikuti format atau pedoman penulisan yang ditetapkan oleh pengelola jurnal<br />

<strong>ilmiah</strong> (http://s2biounsoed.edublogs.org/files/2009/ 08/Pedoman-Penulisan-Usul-Penelitian-<br />

Tesis-dan-Artikel-Ilmiah-final-2009.pdf. diaksea tanggal 24 Maret 2011).<br />

2) Ciri-ciri Karya Ilmiah (Artikel Ilmiah)<br />

Secara singkat dikemukakan Parlindungan Pardede bahwa sekalipun <strong>karya</strong> <strong>ilmiah</strong><br />

berragam jenisnya namun secara umum mempunyai ciri-ciri: (a) accurate (keterangan<br />

yang diberikan didasarkan pada data faktual dan dapat diuji kebenarannya), (b) brief<br />

(ringkas dan tidak boleh bertele-tele, bahasanya lugas atau denotatif, mengikuti kaidahkaidah<br />

bahasa yang berlaku, kata dan ungkapan yang bermakna ganda harus<br />

dihindarkan), (c) clear (jelas dan tuntas serta berbagai aspek yang berkaitan dengan<br />

masalah dipaparkan secara proporsional), (d) ethical (ditulis secara etis, mengikuti notasi<br />

<strong>ilmiah</strong> secara ajeg/konsisten, seperti: pencantuman sumber informasi apabila dikutip dari<br />

sumber lain dengan menyebutkan nama sumber data atau informasi secara jujur, dan (e)<br />

logical (logis dengan menggunakan cara berpikir analitik, deduktif, atau induktif; semua<br />

keterangan yang digunakan mempunyai alasan yang masuk akal).


Suatu tulisan dapat dikatakan sebagai <strong>karya</strong> Ilmiah menurut Sardy S. (http://<br />

uai.ac.id/public/lp5m/Penulisan%20Karya%20Ilmiah%20&%20Etika%20Riset.pdf di-akses<br />

tanggal 25 Pebruari 2011) apabila memiliki ciri-ciri sebagai berikut:<br />

a) menyajikan fakta atau fenomena secara objektif <strong>tentang</strong> alam, teknologi, sosial, dan<br />

seni/budaya secara sistematis dan logis,<br />

b) bersifat orisinil, kreatif, dan handal,<br />

c) menggunakan metode <strong>ilmiah</strong> sesuai dengan konsensus ilmu pengetahuan selingkungbidang,<br />

d) teruji melalui verifikasi dan falsifikasi, baik untuk hasil penelitian eksperimental,<br />

maupun non-eksperimental,<br />

e) menghasilkan temuan/model/terminologi/koreksi baru/tesis atau teori, dan<br />

f) bermanfaat bagi kesejahteraan dan peradaban manusia (Penulisan Karya <strong>ilmiah</strong> &<br />

Etika Riset dlm bentuk ppt.).<br />

Dari berbagai pengertian dan ragam <strong>karya</strong> <strong>ilmiah</strong>/<strong>karya</strong> tulis <strong>ilmiah</strong> yang dikemukakan di dalam<br />

Modul ini, maka yang dimaksudkan adalah terbatas pada artikel <strong>ilmiah</strong> yang dipublikasikan<br />

melalui jurnal <strong>ilmiah</strong>. Mengapa? Pembatasan pembahasan <strong>karya</strong> <strong>ilmiah</strong>/ <strong>karya</strong> tulis <strong>ilmiah</strong><br />

hanya pada artikel <strong>ilmiah</strong> dimaksudkan agar para peserta pelatihan yang akan menjadi tenaga<br />

fungsional Pengembang Teknologi Pembelajaran Pertama, memfokuskan dirinya untuk belajar<br />

menulis artikel <strong>ilmiah</strong> untuk dipublikasikan melalui jurnal <strong>ilmiah</strong>. Sedangkan untuk mengetahui<br />

atau mendalami berbagai ragam/jenis <strong>karya</strong> <strong>ilmiah</strong>/ <strong>karya</strong> tulis <strong>ilmiah</strong> lainnya, peserta pelatihan<br />

dapat mempelajarinya secara tersendiri melalui berbagai sumber. Oleh karena itu, penggunaan<br />

istilah <strong>karya</strong> <strong>ilmiah</strong>/<strong>karya</strong> tulis <strong>ilmiah</strong> dalam uraian selanjutnya hendaknya diartikan secara<br />

terbatas sebagai artikel <strong>ilmiah</strong> yang dipublikasikan melalui jurnal <strong>ilmiah</strong>.<br />

b. Ragam/Jenis Karya Ilmiah<br />

Berbicara <strong>tentang</strong> ragam/jenis <strong>karya</strong> <strong>ilmiah</strong>/<strong>karya</strong> tulis <strong>ilmiah</strong>, maka setidak-tidaknya di dalam<br />

alam pikiran akan terlintas berbagai hasil <strong>karya</strong> <strong>ilmiah</strong>/<strong>karya</strong> tulis <strong>ilmiah</strong>, seperti: buku teks,<br />

modul, makalah seminar/simposium, makalah pelatihan, artikel <strong>ilmiah</strong>, jurnal, paper, pidato<br />

<strong>ilmiah</strong>, diktat, skripsi, tesis, dan disertasi. Masing-masing jenis <strong>karya</strong> <strong>ilmiah</strong>/<strong>karya</strong> tulis <strong>ilmiah</strong> ini<br />

mempunyai pengertian tersendiri. Berdasarkan bentuk dan fungsinya, <strong>karya</strong> <strong>ilmiah</strong> menurut<br />

Parlindungan Pardede ada 10 jenis, yaitu:<br />

1) Laporan atau tulisan yang berisi rekaman kegiatan <strong>tentang</strong> suatu yang sedang dikerjakan,<br />

digarap, diteliti, atau diamati dan mengandung saran-saran untuk dilaksanakan.<br />

2) Makalah atau tulisan yang dibuat mahasiswa sehubungan dengan tugas dalam bidang<br />

studi tertentu, seperti hasil pembahasan buku atau hasil suatu pengamatan.<br />

3) Kertas kerja yang berisi prasaran, usulan, atau pendapat yang berkaitan dengan<br />

pembahasan suatu pokok persoalan untuk dibacakan dalam rapat kerja, seminar atau<br />

simposium.<br />

4) Skripsi atau <strong>karya</strong> tulis <strong>ilmiah</strong> yang diajukan sebagai salah satu syarat memperoleh gelar<br />

sarjana yang membahas suatu masalah dengan memaparkan data dan konsep dari studi<br />

literatur yang relevan untuk menghasilkan kesimpulan (mendeskripsikan suatu ilmu).<br />

5) Tesis atau <strong>karya</strong> tulis <strong>ilmiah</strong> yang tingkat pembahasannya lebih dalam daripada skripsi<br />

yang tujuannya adalah mensintesiskan ilmu yang telah diperoleh dengan temuan dalam<br />

penelitian guna memperluas khazanah ilmu yang ditekuni,<br />

6) Disertasi atau <strong>karya</strong> tulis <strong>ilmiah</strong> yang diajukan sebagai salah satu syarat memperoleh gelar<br />

doktor (gelar yang tertinggi yang diberikan perguruan tinggi) didasarkan pada data yang<br />

diperoleh melalui penelitian lapangan, penelitian laboratorium, dan hasil kajian pustaka.


7) Resensi atau <strong>karya</strong> <strong>ilmiah</strong> yang berisi hasil penimbangan, pengulasan, atau penilaian<br />

sebuah buku (resensi buku atau book review) yang disajikan kepada pembaca melalui<br />

surat kabar, majalah, jurnal untuk memberikan pertimbangan dan penilaian secara obyektif<br />

sehingga masyarakat mengetahui apakah buku yang diulas patut dibaca atau tidak.<br />

8) Kritik yaitu <strong>karya</strong> <strong>ilmiah</strong> yang berisikan penilaian baik-buruknya suatu <strong>karya</strong> secara<br />

obyektif, tidak hanya untuk mencari kesalahan atau catat suatu <strong>karya</strong> tetapi juga<br />

menampilkan kelebihan atau keunggulan <strong>karya</strong> <strong>ilmiah</strong> itu seperti apa adanya.<br />

9) Esai atau <strong>karya</strong> tulis yang relatif pendek dan membahas suatu subyek (masalah) dari<br />

sudut pandang penulisnya; opini penulis berperan sentral dalam sebuah esai.<br />

10) Artikel <strong>ilmiah</strong> atau <strong>karya</strong> tulis yang dirancang untuk dimuat dalam jurnal atau buku<br />

kumpulan artikel yang ditulis dengan tata cara <strong>ilmiah</strong> dan mengikuti pedoman atau<br />

konvensi <strong>ilmiah</strong> yang telah disepakati (http://fkip.uki.ac.id/index.php?view=article<br />

&catid=41:artikel&id=68 <strong>tentang</strong> “Penulisan Karya Ilmiah” yang diakses pada tanggal 25<br />

Pebruari 2011).<br />

c. Sistematika/Struktur Artikel Ilmiah<br />

Sebagaimana yang telah dikemukakan sebelumnya bahwa ada 2 jenis artikel <strong>ilmiah</strong>, yaitu (1)<br />

yang didasarkan atas hasil penelitian dan (2) yang didasarkan atas hasil pengkajian. Untuk<br />

membantu mempermudah penulisan artikel <strong>ilmiah</strong> diperlukan adanya sistematika penulisan<br />

atau kerangka tulisan (outline) yang berfungsi sebagai panduan. Sistematika penulisan artikel<br />

<strong>ilmiah</strong> yang dikemukakan berikut ini didasarkan atas pedoman yang dikemukakan di beberapa<br />

jurnal <strong>ilmiah</strong> dan tampak cukup memadai untuk dijadikan sebagai acuan penulisan artikel<br />

<strong>ilmiah</strong>. Sekalipun demikian, pedoman penulisan artikel <strong>ilmiah</strong> ini masih terbuka untuk<br />

dikembangkan lebih lanjut sesuai dengan tuntutan Jurnal Ilmiah yang akan mempublikasikan<br />

artikel yang ditulis.<br />

1) Artikel Ilmiah yang Didasarkan atas Hasil Penelitian<br />

Artikel <strong>ilmiah</strong> yang didasarkan atas hasil penelitian mempunyai sistematika sebagai<br />

berikut:<br />

a) Judul/topik dari artikel <strong>ilmiah</strong> yang akan dipublikasikan ditulis dengan huruf tebal;<br />

langsung di bawah judul artikel dituliskan nama penulisnya (tanpa huruf tebal) disertai<br />

dengan tanda*) setelah huruf terakhir nama penulis,<br />

b) Abstrak ditulis 1 spasi dengan jumlah kata sekitar 150-350 kata yang dirumuskan<br />

dalam satu alinea dan di bawahnya dituliskan dikemukakan kata-kata kunci (key<br />

words) serta di bagian akhir bawah dari halaman yang sama dituliskan identitas<br />

penulis; ada jurnal <strong>ilmiah</strong> yang mempersyaratkan abstrak ditulis dalam bahasa Inggris<br />

jika artikelnya berbahasa Indonesia atau sebaliknya, ada juga jurnal yang menuntut<br />

agar abstrak ditulis dalam 2 bahasa (bahasa Inggris dan bahasa Indonesia),<br />

c) Pendahuluan yang di dalamnya dicakup uraian <strong>tentang</strong> latar belakang (rasional<br />

mengajukan dan membahas topik atau masalah yang akan dibahas, kedalaman dan<br />

keluasannya), perumusan masalah, dan apa tujuan penelitian (10%),<br />

d) Kajian Literatur yang mencakup: kajian teori dan hasil penelitian terdahulu yang<br />

relevan (15%),<br />

e) Metodologi yang berisikan rancangan/model, sampel dan data, tempat dan waktu,<br />

teknik pengumpulan dan analisis data (10%),<br />

f) Hasil dan Pembahasan yang mencakup uraian <strong>tentang</strong> hasil analisis data dan<br />

implikasinya (disesuaikan dengan variabel penelitian yang diteliti) (50%),


g) Penutup yang berisikan <strong>tentang</strong> beberapa kesimpulan (didasarkan atas hasil analisis<br />

data) dan saran-saran (haruslah terkait dengan kesimpulan yang diajukan) (15%), dan<br />

f) Pustaka Acuan (Referensi) yang berisikan semua rujukan atau sumber acuan yang<br />

digunakan di dalam tulisan (harus dihindarkan memasukkan acuan yang sama sekali<br />

tidak digunakan di dalam uraian materi). Sedangkan penggunaan istilah Daftar<br />

Pustaka (Kepustakaan) ditujukan sebagai saran/usul kepada para pembaca untuk<br />

memperluas wawasannya melalui berbagai acuan yang dikemukakan penulis.<br />

haruslah dihindarkan sebab kecuali memang dikandung memasukkan yang sama<br />

sekali tidak digunakan di dalam uraian materi).<br />

2) Artikel Ilmiah yang Didasarkan atas Hasil Pengkajian<br />

Artikel <strong>ilmiah</strong> yang didasarkan atas hasil pengkajian mempunyai sistematika sebagai<br />

berikut:<br />

a) Judul/topik dari artikel <strong>ilmiah</strong> yang akan dipublikasikan ditulis dengan huruf tebal;<br />

langsung di bawah judul artikel dituliskan nama penulisnya (tanpa huruf tebal) disertai<br />

dengan tanda*) setelah huruf terakhir nama penulis.<br />

b) Abstrak ditulis 1 spasi dengan jumlah kata sekitar 150-350 kata yang dirumuskan<br />

dalam satu alinea dan di bawahnya dituliskan dikemukakan kata-kata kunci (key<br />

words) serta di bagian akhir bawah dari halaman yang sama dituliskan identitas<br />

penulis; ada jurnal <strong>ilmiah</strong> yang mempersyaratkan abstrak ditulis dalam bahasa Inggris<br />

jika artikelnya berbahasa Indonesia atau sebaliknya, ada juga jurnal yang menuntut<br />

agar abstrak ditulis dalam 2 bahasa (bahasa Inggris dan bahasa Indonesia).<br />

c) Pendahuluan yang di dalamnya dicakup uraian materi <strong>tentang</strong> mengapa memilih<br />

judul/topik tulisan untuk dibahas, kedalaman dan keluasan materi yang akan dibahas,<br />

dan apa tujuannya.<br />

d) Kajian Literatur dan Bahasan yang uraian materi mencakup: pembahasan <strong>tentang</strong><br />

pokok-pokok pikiran yang terkandung di dalam topik/judul artikel.<br />

e) Penutup yang berisikan <strong>tentang</strong> beberapa kesimpulan (didasarkan atas materi yang<br />

dibahas) dan saran-saran (haruslah terkait dengan kesimpulan yang diajukan).<br />

f) Pustaka Acuan (Referensi) yang berisikan semua rujukan atau sumber acuan yang<br />

digunakan di dalam tulisan. Sedangkan penggunaan istilah Daftar Pustaka<br />

(Kepustakaan) ditujukan sebagai saran/usul kepada para pembaca untuk memperluas<br />

wawasannya melalui berbagai acuan yang dikemukakan penulis. haruslah dihindarkan<br />

sebab kecuali memang dikandung memasukkan yang sama sekali tidak digunakan di<br />

dalam uraian materi).<br />

d. Prinsip-prinsip Penulisan Artikel Ilmiah<br />

Untuk dapat menulis sebuah <strong>karya</strong> tulis, terlebih lagi <strong>karya</strong> tulis <strong>ilmiah</strong> (artikel <strong>ilmiah</strong>) tentunya<br />

diperlukan <strong>pemahaman</strong> penulis mengenai prinsip-prinsip penulisannya. Berikut ini<br />

dikemukakan beberapa prinsip penulisan artikel <strong>ilmiah</strong>, yaitu:<br />

1) Penerapan Etika<br />

Penulis artikel <strong>ilmiah</strong> haruslah menjunjung tinggi Hak Akan Kekayaan Intelektual (HAKI)<br />

dalam penulisan <strong>karya</strong> <strong>ilmiah</strong>nya. Haruslah senantiasa dijadikan penulis sebagai prinsip<br />

bahwa artikel <strong>ilmiah</strong> yang ditulis adalah benar-benar hasil pemikirannya (orisinalitas).<br />

Keadaan yang demikian ini tidaklah berarti bahwa seorang penulis artikel <strong>ilmiah</strong> tidak boleh<br />

mengutip pendapat dari berbagai ahli lainnya. Sejauh menyebutkan sumber informasi yang


dijadikan sebagai rujukan dalam mengutip pendapat berbagai ahli lain dan disesuaikan<br />

dengan tata cara yang ditentukan, tidaklah menjadi masalah. Penulis artikel <strong>ilmiah</strong> akan<br />

dipermasalahkan apabila mengutip berbagai pendapat para ahli tetapi tidak menyebutkan<br />

sumber informasinya.<br />

Selain orisinalitas, penulis artikel <strong>ilmiah</strong> juga harus menerapkan prinsip obyektivitas.<br />

Artinya, penulis harus berupaya untuk menyajikan fakta dan data sebagaimana adanya,<br />

tanpa disertai dengan kepentingan diri pribadi atau vested interest. Dengan menjunjung<br />

tinggi prinsip obyektivitas, maka penulis telah menerapkan etika <strong>ilmiah</strong> dalam penulisan<br />

artikel <strong>ilmiah</strong>nya. Manakala artikel <strong>ilmiah</strong> yang ditulis adalah berdasarkan hasil penelitian,<br />

maka proses pengumpulan, pengolahan, analisis data dan interpretasinya hendaknya<br />

benar-benar dilaksanakan secara jujur.<br />

2) Penggunaan Bahasa<br />

a) Menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar apabila artikel <strong>ilmiah</strong> yang ditulis<br />

akan dipublikasikan melalui jurnal <strong>ilmiah</strong> berbahasa Indonesia. Misalnya dengan<br />

menggunakan (1) struktur kalimat yang baku, (2) bahasa tulis, (3) tanda baca yang<br />

benar, dan (4) cara pemenggalan kata.<br />

b) Penggunaan kalimat hendaknya diupayakan sesederhana mungkin tetapi jelas dan<br />

lengkap (subyek, predikat, obyek, dan/atau keterangan, SPOK).<br />

Contoh penggunaan yang salah:<br />

- “Menurut Ichlasul Amal (1994) mengatakan bahwa pemerintah Indonesia<br />

menghadapi dilema dalam melakukan desentralisasi dan Demokratisasi” (rumusan<br />

yang salah).<br />

Contoh penggunaan yang benar:<br />

- Menurut Ichlasul Amal (1994), pemerintah Indonesia menghadapi dilema dalam<br />

melakukan desentralisasi dan demokratisasi.<br />

- Ichlasul Amal (1994) mengatakan bahwa pemerintah Indonesia menghadapi dilema<br />

dalam melakukan desentralisasi dan demokratisasi (http://www.pin.or.id/<br />

dat/doc/02_bag1_penulisan_<strong>karya</strong>_<strong>ilmiah</strong>.pdf diakses tgl 16 Maret 2011).<br />

c) Satu paragraf terdiri dari minimal dua kalimat, yakni kalimat inti dan kalimat penjelas.<br />

Contoh:<br />

Siaran televisi dari belahan dunia mana pun dapat disaksikan setiap saat tanpa ada<br />

batasan waktu dengan menggunakan perangkat parabola maupun melalui televisi<br />

kabel. Televisi dapat menyiarkan kejadian atau peristiwa, baik secara langsung<br />

maupun tunda (penggunaan rekaman). Televisi juga dapat menyiarkan secara luas<br />

berbagai ragam materi siaran yang sudah dikemas atau direkam dalam bentuk<br />

hiburan, berita, atau lainnya. Dengan keberagaman acara yang disiarkan secara luas<br />

memungkinkan masyarakat (dari balita sampai manula) dapat menyaksikannya.<br />

d) Menggunakan istilah Indonesia atau istilah yang sudah di-Indonesia-kan.<br />

Contoh:


- Peserta seminar mengakomodasikan berbagai pemikiran yang berkembang selama<br />

seminar (mengakomodasikan berasal dari kata “to accommodate”).<br />

- Sekretariat pengelola jabatan fungsional Pengembang Teknologi Pembelajaran<br />

dituntut untuk mengembangkan database (pangkalan data) guna memfasilitasi<br />

kelancaran proses pemberkasan dokumen pejabat fungsional PTP (memfasilitasi<br />

berasal dari kata “to facilitate”).<br />

- Penulis artikel <strong>ilmiah</strong> dapat menggunakan berbagai rujukan termasuk rujukan yang<br />

diunduh (di-download) dari internet (istilah internet sudah memasyarakat atau sudah<br />

menjadi kosa kata publik).<br />

e) Penggunaan istilah (terminologi) asing di dalam artikel <strong>ilmiah</strong> haruslah diupayakan<br />

padanannya dalam bahasa Indonesia namun untuk lebih memperjelas makna istilah<br />

asing tersebut, penulis dapat menggunakannya di antara tanda kurung dengan<br />

menggunakan huruf miring.<br />

Contoh:<br />

Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 dan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1999<br />

merupakan landasan konstitusional pelaksanaan otonomi daerah. Salah satu<br />

argumentasi yang mendasari penerapan otonomi daerah menurut Azfar, dkk. (Azfar,<br />

dkk., 1999) adalah karena Pemerintah Daerah lebih dekat dengan masyarakat, dan<br />

masyaralat dinilai lebih memperhatikan program Pemerintah Daerah dibandingkan<br />

dengan program Pemerintah Pusat (subnational governments are closer to the people,<br />

citizens are considered to be more aware of subnational governments’ actions than<br />

they are of actions of central government).<br />

f) Penulis boleh menggunakan kutipan tertentu dalam bahasa aslinya tetapi haruslah<br />

disajikan juga terjemahannya. Kutipan dalam bahasa asing ditulis dengan huruf miring<br />

(italic).<br />

Contoh:<br />

Ros Morpeth (Morpeth, 2004) mengemukakan bahwa yang dimaksudkan dengan<br />

pendidikan terbuka (open learning) adalah suatu istilah yang memayungi setiap skema<br />

pendidikan atau pelatihan yang secara sistematis mengatasi berbagai kendala<br />

terhadap belajar, seperti: usia, waktu, tempat atau ruang. Dengan pendidikan terbuka,<br />

setiap individu bertanggung jawab terhadap apa yang akan dipelajari, bagaimana cara<br />

mempelajarinya, di mana akan mempelajarinya, seberapa cepat akan mempelajarinya,<br />

siapa yang akan membantunya belajar, dan kapan hasil belajarnya dikehendaki untuk<br />

dinilai ("an umbrella term for any scheme of education or training that seeks<br />

systematically to remove barriers to learning, whether they are concerned with age,<br />

time, place or space. With open learning, individuals take responsibility for what they<br />

learn, how they learn, where they learn, how quickly they learn, who helps them and<br />

when they have their learning assessed").<br />

g) Pemakaian tanda baca yang sering kurang mendapat perhatian. Tata cara penulisan<br />

tanda baca, seperti: koma (,), titik (.), titik dua (:), titik koma (;), tanda tanya (?), tanda<br />

petik (“….”), tanda seru (!), dilakukan dengan merapatkan tanda baca dengan huruf<br />

dari kata yang dimaksudkan.<br />

Contoh cara penulisan tanda tanya yang salah:


- Bagaimanakah hubungan antara identifikasi partai dengan voting behaviour dalam<br />

pemilihan umum ?<br />

- Bagaimanakah hubungan antara identifikasi partai dengan voting behaviour dalam<br />

pemilihan umum?.<br />

Contoh cara penulisan tanda tanya yang benar:<br />

- Bagaimanakan hubungan antara identifikasi partai dengan voting behaviour dalam<br />

pemilihan umum? (catatan: tanpa spasi sebelum tanda tanya dan tanpa titik setelah<br />

tanda tanya).<br />

Contoh cara penulisan tanda kurung yang salah:<br />

- Angkatan Bersenjata Republik Indonesia ( ABRI ) telah direorganisasi menjadi<br />

Tentara Nasional Indonesia ( TNI ) dan Kepolisian Republik Indonesia ( Polri ).<br />

Contoh cara penulisan tanda kurung yang benar:<br />

- Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI) telah direorganisasi menjadi<br />

Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Kepolisian Republik Indonesia (Polri).<br />

(catatan: tanpa spasi antara tanda kurung dan huruf).<br />

h) Penggunaan kata depan (preposisi) “di” dan “ke” yang rancu dengan fungsinya<br />

sebagai awalan.<br />

Contoh cara penulisan yang salah:<br />

- Sistem pemerintahan ditingkat desa telah di sempurnakan. Di lihat dari perspektif<br />

politik, Kepala Desa yang di pilih langsung memiliki posisi tawar yang lebih di<br />

banding Kepala Desa yang di tunjuk. Karenanya, arus aspirasi otonom dari bawah<br />

keatas mengalir deras.<br />

Contoh cara penulisan yang benar:<br />

- Sistem pemerintahan di tingkat desa telah disempurnakan. Dilihat dari perspektif<br />

politik, Kepala Desa yang dipilih langsung memiliki posisi tawar yang lebih besar<br />

dibanding Kepala Desa yang ditunjuk. Karenanya, arus aspirasi otonom dari<br />

bawah ke atas mengalir deras.<br />

Penjelasan: Cara penulisan kata “di” yang digabung dengan “tingkat” pada kata<br />

“ditingkat’ adalah tidak tepat karena fungsi kata “di” adalah sebagai kata<br />

depan. Sedangkan penggunaan kata “di” yang terpisah pada kata “di<br />

sempurnakan”, “Di lihat”, “di pilih”, “di banding”, dan “di tunjuk” adalah<br />

berfungsi sebagai awalan sehingga penggunaan yang benar haruslah<br />

digabung.<br />

i) Penggunaan huruf besar dan kecil<br />

Contoh cara penulisan yang salah:<br />

- Propinsi Sumatera Utara terdiri atas 33 Kabupaten/Kecamatan.<br />

- Kecamatan long iram terdiri dari beberapa Desa, yang sebagian di antaranya<br />

tidak bisa dijangkau dengan transportasi darat.<br />

Contoh cara penulisan yang benar:<br />

- Propinsi Sumatera Utara terdiri atas 33 kabupaten/kota.


- Kecamatan Long Iram terdiri dari beberapa desa, yang sebagian di antaranya<br />

tidak bisa dijangkau dengan transportasi darat.<br />

j) Penggunaan pasangan kata “baik …… maupun”, “jika ……..maka” dan “tidak<br />

hanya ….tetapi juga”<br />

Contoh penggunaan yang salah:<br />

- Jika pejabat fungsional ingin berkembang lebih pesat kariernya,<br />

produktivitasnya harus terus ditingkatkan.<br />

- Jika pemerintah pusat tidak hanya memberi otonomi administrasi tapi juga<br />

otonomi polittik. Maka daerah otonom akan lebih leluasa dalam menyelesaikan<br />

persolan-persoalan di daerahnya (salah).<br />

- Dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia, para pahlawan kusuma<br />

bangsa tidak hanya mengorbankan jiwa-raganya. Tetapi mereka juga<br />

mengorbankan harta bendanya.<br />

- Pemanfaatan TIK dalam kegiatan pembelajaran tidak hanya berkaitan dengan<br />

ketersediaan perangkat keras. Tetapi kesiapan perangkat lunaknya juga<br />

penting.<br />

- Orang tua maupun guru haruslah menjalin kerjasama yang erat dalam proses<br />

pendidikan anak-anak.<br />

Contoh penggunaan yang benar:<br />

- Jika pejabat fungsional ingin berkembang lebih pesat kariernya, maka<br />

produktivitasnya harus terus ditingkatkan.<br />

- Jika pemerintah pusat tidak hanya memberi otonomi administrasi tapi juga<br />

otonomi politik, maka daerah otonom akan lebih leluasa dalam penyelesaikan<br />

persoalan-persoalan di daerahnya.<br />

- Dalam memperjuangkan kemerdekaan bangsa Indonesia, para pahlawan<br />

kusuma bangsa tidak hanya mengorbankan jiwa-raganya tetapi juga harta<br />

bendanya.<br />

- Pemanfaatan TIK dalam kegiatan pembelajaran tidak hanya berkaitan dengan<br />

ketersediaan perangkat keras tetapi juga perangkat lunaknya.<br />

- Baik orang tua maupun guru haruslah menjalin kerjasama yang erat dalam<br />

proses pendidikan anak-anak.<br />

e. Pentingnya Penulisan Artikel Ilmiah<br />

Di lingkungan pejabat fungsional, pentingnya penulisan artikel <strong>ilmiah</strong> tidak perlu dipertanyakan<br />

lagi. Setiap PNS yang berkiprah sebagai pejabat fungsional telah memahami bahwa melalui<br />

artikel <strong>ilmiah</strong> yang dipublikasikan di dalam jurnal <strong>ilmiah</strong>, terlebih-lebih lagi jurnal <strong>ilmiah</strong> yang<br />

terakreditasi, maka angka kredit yang akan diperoleh relatif besar. Bahkan banyak tenaga<br />

fungsional yang mengakui bahwa kariernya dapat berkembang lebih cepat atau pangkatnya<br />

naik relatif lebih cepat yaitu rata-rata sekitar 2 tahun sekali dikarenakan produktivitasnya<br />

menulis artikel <strong>ilmiah</strong>. Artikel <strong>ilmiah</strong> yang dihasilkan secara teratur ini dipublikasikan melalui<br />

jurnal <strong>ilmiah</strong> atau melalui bentuk publikasi <strong>karya</strong> <strong>ilmiah</strong> lainnya (seperti: buku, prosiding<br />

seminar, makalah pelatihan).<br />

Pengakuan pejabat fungsional tersebut di atas patut dijadikan sebagai dorongan (motivasi) di<br />

kalangan para calon pejabat fungsional. Artinya, pejabat fungsional pemula haruslah<br />

mempersiapkan dirinya untuk belajar menulis dan menjadikan kegiatan penulisan artikel <strong>ilmiah</strong>


sebagai suatu kebutuhan/tuntutan dalam pengembangan kariernya. Di samping sebagai<br />

sarana untuk percepatan pengembangan karier, penulisan artikel <strong>ilmiah</strong> juga memberikan<br />

berbagai dampak bagi pejabat fungsional.<br />

Tampaklah betapa pentingnya penulisan artikel <strong>ilmiah</strong> dalam pengembangan karier seorang<br />

pejabat fungsional. Beberapa dampak yang dapat dinikmati oleh pejabat fungsio-nal melalui<br />

penulisan artikel <strong>ilmiah</strong> adalah (1) khasanah pengetahuan yang dimiliki terus mengalami<br />

pemutakhiran (continuously updated) dan pendalamannya, (2) kepuasan psikologis karena<br />

dapat berbagi pengetahuan yang dimiliki kepada masyarakat, (3) adanya pengakuan<br />

professional dari kalangan profesinya, dan (4) meningkatnya penghasilan, baik melalui<br />

tunjangan fungsional yang diterima maupun melalui jasa ekspertis sebagai nara sumber dalam<br />

berbagai pertemuan karena masyarakat telah mengenal dan mengundang sebagai nara<br />

sumber dalam berbagai pertemuan (http://beriheriyantho.blogspot.com/2009/ 03/langkahlangkah-penulisan-artikel.html<br />

diakses tanggal 24 Maret 2011).<br />

f. Tips Penulisan Artikel Ilmiah<br />

Setiap orang mempunyai kiat tersendiri dalam menulis artikel <strong>ilmiah</strong>. Belum tentu kiat menulis<br />

artikel <strong>ilmiah</strong> yang diterapkan seseorang cocok/pas (applicable) untuk orang lain. Sekalipun<br />

demikian, tidak ada jeleknya untuk mengetahui atau mempelajari berbagai kiat menulis artikel<br />

<strong>ilmiah</strong> yang dilakukan oleh orang lain. Oleh karena itu, kiat menulis yang akan diterapkan<br />

setiap orang adalah sepenuhnya tergantung pada masing-masing penulis.<br />

Kiat menulis yang akan diuraikan berikut ini adalah lebih bersifat individual sehingga dapat saja<br />

kemungkinan sangat pas atau cocok pada orang-orang tertentu tetapi belum tentu atau tidak<br />

pas untuk diterapkan oleh penulis lainnya.<br />

1) Inspirasi/gagasan Tumbuh Karena Banyak Membaca Jurnal Ilmiah<br />

Seorang Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang akan berkiprah sebagai pejabat fungsional pada<br />

umumnya dan tenaga fungsional Pengembang Teknologi Pembelajaran pada khususnya,<br />

dituntut untuk mulai membiasakan diri banyak membaca secara teratur. Sebagai PNS,<br />

kegiatan membaca (tentunya membaca yang relevan dengan tugas dan fungsi lembaga<br />

tempat bekerja) adalah juga pekerjaan. Ungkapan orang bijak yang mengatakan “Untuk<br />

dapat menulis haruslah banyak membaca” adalah sangat tepat karena melalui kegiatan<br />

membaca, seseorang secara akumulatif akan memperkaya kosa kata yang dimilikinya.<br />

Selain kosa kata yang dikuasai semakin banyak, gagasan/inspirasi atau ide juga dapat<br />

tumbuh/mencuat melalui kegiatan membaca. Dengan banyak membaca artikel di berbagai<br />

jurnal <strong>ilmiah</strong> setidak-tidaknya akan dapat menginspirasi seseorang <strong>tentang</strong> topik, tema<br />

atau masalah yang menarik perhatiannya untuk ditulis. Demikian juga dengan gaya<br />

bahasa yang diterapkan oleh para penulis artikel <strong>ilmiah</strong> secara tidak langsung sebenarnya<br />

sudah menjadi pengalaman belajar pembaca.<br />

Manakala sulit mendapatkan jurnal <strong>ilmiah</strong> dalam bentuk cetak, maka banyak jurnal <strong>ilmiah</strong><br />

yang dapat diakses secara online. Memang ada beberapa pengelola jurnal <strong>ilmiah</strong> online<br />

yang mempersyaratkan untuk menjadi pelanggan (subscriber), mengajukan email untuk<br />

mendapatkan artikel yang lengkap, atau bahkan yang mempersyaratkan sejumlah biaya<br />

tertentu untuk dapat mengakses berbagai artikel <strong>ilmiah</strong> yang dimiliki. Tetapi ada juga<br />

pengelola jurnal <strong>ilmiah</strong> yang sama sekali tidak mempersyaratkan apa-apa alias bebas<br />

mengunduh (men-download) berbagai artikel <strong>ilmiah</strong> yang tersedia. Yang terpenting pada


dasarnya adalah semangat dan kemauan yang besar/tinggi untuk menulis sebagaimana<br />

dikatakan pepatah “Where there is a will, there is always a away”.<br />

2) Penulisan Dimulai Dengan Penataan/Pengorganisasian Informasi<br />

Memang berbeda-beda cara orang untuk menulis. Ada sebagian orang yang mengawali<br />

tulisannya dengan terlebih dahulu membuat kerangka artikel yang akan ditulis (outline),<br />

tetapi tidak demikian halnya dengan orang lain. Sebagian orang lagi justru menulis saja<br />

yang dipikirkannya dan setelah itu, barulah melakukan penataan atau peng-organisasian<br />

dengan menggunakan kerangka berdasarkan materi tulisan yang telah ditulisnya. Terlepas<br />

dari proses penulisan yang digunakan, yang perlu mendapat perhatian adalah penataan<br />

dan pengorganisasian (http://abacus.bates.edu/~ganderso/<br />

biology/resources/writing/HTWgeneral.html diakses tanggal 24 April 2011).<br />

3) Menulis Tentang Topik Yang Telah Dipilih<br />

Setelah mendapatkan suatu ide dan kemudian mengembangkannya menjadi sebuah<br />

rumusan topik/judul artikel <strong>ilmiah</strong> yang akan ditulis, maka seseorang menuliskan apa yang<br />

ada di dalam pikirannya tanpa terlebih dahulu memikirkan bagaimana kerangka artikel<br />

yang akan ditulisnya. Dalam kaitan ini, ada istilah yang sering digunakan, yaitu “selagi lagi<br />

masih in the mood, janganlah berhenti menulis”; tetapi teruslah menulis (keep on writing)<br />

agar apa yang berkembang di dalam alam pikiran dapat dituangkan (dituliskan) seoptimal<br />

mungkin.<br />

Bahkan apabila seandainya kemudian tidak lagi in the mood, maka konsep tulisan yang<br />

telah dihasilkan, disimpan saja di dalam komputer. Tidak perlu memaksakan diri untuk<br />

menyelesaikan konsep tulisannya pada waktu yang singkat tetapi konsep tulisan yang<br />

sudah dapat saja sewaktu-waktu dilanjutkan penulisannya manakala mood muncul<br />

kembali. Atau, ada juga penulisan tidak berlanjut untuk sementara waktu setelah sebuah<br />

topik/judul artikel telah berhasil dirumuskan. Kelanjutannya dapat saja dilakukan apabila<br />

telah muncul kembali mood untuk menulis.<br />

4) Menuliskan Apa Yang Ada di Pikiran<br />

“Menuliskan apa yang ada di pikiran” kedengarannya janggal dan cenderung sering<br />

diabaikan. Namun, apabila benar-benar diterapkan, maka manfaatnya sangat besar. Oleh<br />

karena itu, cobalah usahakan untuk memulai menuliskan apa yang sedang berkembang di<br />

dalam pikiran tanpa harus membelenggu diri dengan berbagai aspek, seperti: kebahasaan,<br />

keruntutan pola pikir, atau rujukan yang mendukung. Ada ungkapan yang mengatakan<br />

bahwa “selagi in the mood, janganlah berhenti menuliskan apa yang berkembang di dalam<br />

pikiran”. Setelah “tidak in the mood” lagi misalnya, simpanlah tulisan yang telah dihasilkan<br />

tersebut di dalam komputer dengan nama file tertentu yang sewaktu-waktu tentunya dapat<br />

dikembangkan atau dilanjutkan lagi. Tidak perlu terlalu memaksakan diri kalau memang<br />

sudah tidak “mood” lagi.<br />

Sekalipun yang telah dihasilkan hanyalah berupa berbagai alternatif judul artikel atau<br />

hanya berupa satu alinea yang berisikan pokok pikiran tertentu, atau bahkan sebuah<br />

abstrak dari artikel yang akan ditulis, hendaknya dikompilasi secara baik di dalam<br />

komputer. Dokumen ini dapat dibuka kembali sewaktu-waktu apabila membaca publikasi<br />

<strong>tentang</strong> artikel yang berkaitan sehingga dapat dilakukan pengembangan terhadap konsep


atau dokumen yang telah tersimpan di dalam komputer. Dalam kaitan ini, membiasakan<br />

diri untuk menyimpan berbagai artikel <strong>ilmiah</strong> atau pokok-pokok pikiran dari artikel <strong>ilmiah</strong><br />

yang berkaitan dengan tugas dan fungsi dari berbagai sumber akan sangat membantu<br />

dalam proses penulisan artikel <strong>ilmiah</strong>.<br />

5) Janganlah Hanya Membaca untuk Sekedar Membaca<br />

Ada kebiasaan bagi sebagian orang yang hanya melakukan kegiatan membaca untuk<br />

kepentingan membaca (reading for the sake of reading). Kebiasaan yang demikian inilah<br />

yang perlu diubah di kalangan para pejabat fungsional termasuk Pengembang Teknologi<br />

Pembelajaran apabila memang menghendaki pengembangan karier yang lebih cepat.<br />

Bentuk perubahan yang dimaksudkan adalah bahwa setelah selesai membaca berbagai<br />

artikel <strong>ilmiah</strong> setidak-tidaknya haruslah membuat catatan <strong>tentang</strong> esensi dari artikel yang<br />

dibaca dan apabila memungkinkan menyimpan artikelnya secara utuh. Dalam pencatatan<br />

esensi materi artikel <strong>ilmiah</strong> yang dibaca, hendaknya dicatat juga nama penulis, sumber<br />

(buku, jurnal, prosiding, atau web), tanggal diakses (untuk sumber Web), tahun dan<br />

penerbit untuk sumber yang berupa media cetak (buku, jurnal, atau prosiding).<br />

Acuan yang dihimpun dari waktu ke waktu akan sangat bermanfaat dalam menulis artikel.<br />

Terlebih-lebih lagi apabila penyimpanan catatan dilakukan secara sistematis yang<br />

memudahkan untuk pencarian. Memang yang diperlukan adalah kemauan dan disiplin diri<br />

untuk tidak lagi hanya membaca untuk sekedar membaca tetapi membaca untuk dapat<br />

menghasilkan bacaan bagi peningkatan potensi diri sendiri dan orang lain.

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!