Chapter II.pdf - USU Institutional Repository - Universitas Sumatera ...
Chapter II.pdf - USU Institutional Repository - Universitas Sumatera ... Chapter II.pdf - USU Institutional Repository - Universitas Sumatera ...
mengukur jumlah perdarahan sampai sebanyak itu sebab menghentikan perdarahan lebih dini akan memberikan prognosis lebih baik. Pada umumnya bila bila terdapat perdarahan yang lebih dari normal, apalagi telah menyebabkan perubahan tanda vital (seperti kesadaran menurun, pucat, limbung, berkeringat dingin, sesak napas, serta tensi 100/menit), maka penanganan harus segera dilakukan. Sifat perdarahan bisa banyak, bergumpal-gumpal sampai menyebabkan syok atau terus merembes sedikit demi sedikit tanpa henti (Prawirohardjo, 2009). Penyebab perdarahan pada masa persalinan, yaitu: 1. Gangguan miometrium untuk berkontraksi dan retraksi guna menghentikan perdarahan selama dan setelah pelepasan plasenta (Bellington, 2007). Faktor predisposisinya yaitu (1) regangan rahim berlebihan karena kehamilan gameli, polihidraamnion, atau anak terlalu besar, (2) kelelahan karena persalinan lama atau persalinan kasep, (3) kehamilan grande-multipara, (4) Ibu dengan keadaan umum yang jelek, anemis, atau menderita penyakit menahun, (5) Mioma uteri yang mengganggu kontraksi rahim, (6) infeksi intrauterine (karioamnionitis), dan (7) ada riwayat pernah atonia uteri sebelumnya. 2. Robekan jalan lahir. Pada umumnya robekan jalan lahir terjadi pada persalinan dengan trauma. Pertolongan persalinan yang semakin manipulatif dan traumatik akan memudahkan robekan jalan lahir dan karena itu dihindarkan memimpin persalinan pada saat pembukaan serviks belum lengkap. Robekan jalan lahir biasanya akibat episiotomi, robekan spontan Universitas Sumatera Utara
perineum, trauma forceps atau vakum ektraksi, atau karena versi ekstraksi (Prawirohardjo, 2009). 3. Retensio plasenta, merupakan keadaan dimana plasenta belum lahir dalam waktu 1 jam setelah bayi lahir. Penyebabnya yaitu (1) plasenta belum terlepas dari dinding rahim karena tumbuh melekat lebih dalam dan (2) plasenta sudah terlepas tetapi belum keluar karena atonia uteri dan akan menyebabkan perdarahan yang banyak (Mochtar, 1998). 4. Gangguan pembekuan darah. 2. Pre-eklamsia dan Eklamsia Pre-eklamsia dan eklamsia menempati urutan kedua sebagai penyebab kematian ibu di Indonesia. Pre-eklampsia–Eklampsia yang disebut juga Pregnancy Induced Hipertention (PIH) atau kehamilan yang menginduksi tekanan darah adalah penyakit pada wanita hamil yang secara langsung disebabkan oleh kehamilan. Definisi preeklampsia adalah hipertensi disertai proteinuria dan edema (penimbunan cairan dalam cairan tubuh sehingga ada pembengkakan pada tungkai dan kaki) akibat kehamilan setelah usia kehamilan 20 minggu atau segera setelah persalinan. Gejala ini dapat timbul sebelum 20 minggu bila terjadi penyakit trofoblastik (kelainan plasenta). Eklampsia adalah timbulnya kejang pada penderita pre-eklampsia yang disusul dengan koma. Kejang di sini bukan akibat kelainan neurologis (saraf). PE-E hampir secara eksklusif merupakan penyakit pada kehamilan pertama (nullipara). Biasanya terdapat pada wanita masa subur dengan umur ekstrim, yaitu pada remaja belasan tahun atau pada wanita yang berumur lebih dari 35 tahun. Pada Universitas Sumatera Utara
- Page 1: 2.1 Komplikasi Persalinan BAB 2 TIJ
- Page 5 and 6: Menurut pengamatan para ahli, pre-e
- Page 7 and 8: 4. Partus Lama Persalinan yang berl
- Page 9 and 10: perut dan diafragma sewaktu ibu men
- Page 11 and 12: lebih dari 35 tahun akan mengalami
- Page 13 and 14: Bahaya yang dapat terjadi pada ibu
- Page 15 and 16: mempengaruhi cara pemilihan tempat
- Page 17 and 18: 6. Mengurangi bayi lahir prematur,
- Page 19 and 20: Edukasi (KIE) kepada ibu hamil, sua
perineum, trauma forceps atau vakum ektraksi, atau karena versi ekstraksi<br />
(Prawirohardjo, 2009).<br />
3. Retensio plasenta, merupakan keadaan dimana plasenta belum lahir dalam<br />
waktu 1 jam setelah bayi lahir. Penyebabnya yaitu (1) plasenta belum terlepas<br />
dari dinding rahim karena tumbuh melekat lebih dalam dan (2) plasenta sudah<br />
terlepas tetapi belum keluar karena atonia uteri dan akan menyebabkan<br />
perdarahan yang banyak (Mochtar, 1998).<br />
4. Gangguan pembekuan darah.<br />
2. Pre-eklamsia dan Eklamsia<br />
Pre-eklamsia dan eklamsia menempati urutan kedua sebagai penyebab<br />
kematian ibu di Indonesia. Pre-eklampsia–Eklampsia yang disebut juga Pregnancy<br />
Induced Hipertention (PIH) atau kehamilan yang menginduksi tekanan darah adalah<br />
penyakit pada wanita hamil yang secara langsung disebabkan oleh kehamilan.<br />
Definisi preeklampsia adalah hipertensi disertai proteinuria dan edema (penimbunan<br />
cairan dalam cairan tubuh sehingga ada pembengkakan pada tungkai dan kaki) akibat<br />
kehamilan setelah usia kehamilan 20 minggu atau segera setelah persalinan. Gejala<br />
ini dapat timbul sebelum 20 minggu bila terjadi penyakit trofoblastik (kelainan<br />
plasenta). Eklampsia adalah timbulnya kejang pada penderita pre-eklampsia yang<br />
disusul dengan koma. Kejang di sini bukan akibat kelainan neurologis (saraf).<br />
PE-E hampir secara eksklusif merupakan penyakit pada kehamilan pertama<br />
(nullipara). Biasanya terdapat pada wanita masa subur dengan umur ekstrim, yaitu<br />
pada remaja belasan tahun atau pada wanita yang berumur lebih dari 35 tahun. Pada<br />
<strong>Universitas</strong> <strong>Sumatera</strong> Utara