Chapter II.pdf - USU Institutional Repository - Universitas Sumatera ...

Chapter II.pdf - USU Institutional Repository - Universitas Sumatera ... Chapter II.pdf - USU Institutional Repository - Universitas Sumatera ...

repository.usu.ac.id
from repository.usu.ac.id More from this publisher
21.06.2013 Views

Apabila terdapat kelainan atau penyulit kehamilan seperti mual, muntah, keracunan kehamilan, perdarahan, kelainan letak dan lain – lain frekuensi pemeriksaan disesuaikan dengan kebutuhan. Dalam pelaksanaan operasionalnya, dikenal Standar Minimal Pelayanan Antenatal “7T”, yang terdiri dari: 1. Timbang berat badan 2. Ukur Tekanan darah 3. Ukur Tinggi fundus uteri 4. Pemberian imunisasi TT (Tetanus Toksoid) lengkap 5. Pemberian Tablet zat besi, minimal 90 hari selama kehamilan 6. Test terhadap penyakit Menular Seksual, HIV/AIDS dan malaria 7. Temu wicara/(konseling) dalam rangka persiapan rujukan (Depkes, 2007). Adapun tujuan pelayanan antenatal adalah: 1. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang janin. 2. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental, dan sosial ibu. 3. Mengenali dan mengurangi secara dini adanya penyulit-penyulit atau komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan pembedahan. 4. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan mempersiapkan ibu agar dapat memberikan ASI secara eksklusif. 5. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran janin agar dapat tumbuh kembang secara normal. Universitas Sumatera Utara

6. Mengurangi bayi lahir prematur, kelahiran mati dan kematian neonatal. 7. Mempersiapkan kesehatan yang optimal bagi janin. Berdasarkan penelitiian Sri Nurlaela, (2003) terdapat hubungan antara pemeriksaan kehamilan dengan kejadian komplikasi persalinan dengan OR sebesar 4,52, dan menurut penelitian Sinurtina (2004) ibu hamil yang tidak melakukan pemeriksaan antenatal akan mengalami komplikasi pada waktu persalinan sebesar 6,04 kali daripada ibu hamil yang melakukan pemeriksaan antenatal. 2.4 Pencegahan Komplikasi Persalinan Besarnya kemungkinan terjadinya komplikasi persalinan pada setiap komplikasi persalinan pada setiap ibu tidak sama tergantung keadaan selama kehamilan apakah termasuk kelompok kehamilan risiko rendah, atau ibu hamil dengan masalah/faktor resiko, yaitu kehamilan risiko tinggi dan kehamilan risiko sangat tinggi. Untuk itu dibutuhkan upaya pencegahan pro-aktif sejak awal kehamilan, selama kehamilan sampai dekat menjelang persalinan, yang dilakukan bersama-sama oleh tenaga kesehatan, bidan di desa dengan ibu hamil, suami, keluarga, serta masyarakat (Rochjati, 2003). Pendekatan risiko merupakan strategi operasional untuk pencegahan proaktif dalam pelayanan kebidanan melalui upaya dini pengendalian/pencegahan proaktif terhadap komplikasi persalinan (Prawirohardjo, 2009). Pendekatan risiko sebagai pengetahuan, baru diperkenalkan oleh WHO pada tahun 1978 yang berkembang tepat pada waktunya untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas “Primary Health Care” bagi semua ibu hamil. Universitas Sumatera Utara

6. Mengurangi bayi lahir prematur, kelahiran mati dan kematian neonatal.<br />

7. Mempersiapkan kesehatan yang optimal bagi janin.<br />

Berdasarkan penelitiian Sri Nurlaela, (2003) terdapat hubungan antara<br />

pemeriksaan kehamilan dengan kejadian komplikasi persalinan dengan OR sebesar<br />

4,52, dan menurut penelitian Sinurtina (2004) ibu hamil yang tidak melakukan<br />

pemeriksaan antenatal akan mengalami komplikasi pada waktu persalinan sebesar<br />

6,04 kali daripada ibu hamil yang melakukan pemeriksaan antenatal.<br />

2.4 Pencegahan Komplikasi Persalinan<br />

Besarnya kemungkinan terjadinya komplikasi persalinan pada setiap<br />

komplikasi persalinan pada setiap ibu tidak sama tergantung keadaan selama<br />

kehamilan apakah termasuk kelompok kehamilan risiko rendah, atau ibu hamil<br />

dengan masalah/faktor resiko, yaitu kehamilan risiko tinggi dan kehamilan risiko<br />

sangat tinggi. Untuk itu dibutuhkan upaya pencegahan pro-aktif sejak awal<br />

kehamilan, selama kehamilan sampai dekat menjelang persalinan, yang dilakukan<br />

bersama-sama oleh tenaga kesehatan, bidan di desa dengan ibu hamil, suami,<br />

keluarga, serta masyarakat (Rochjati, 2003).<br />

Pendekatan risiko merupakan strategi operasional untuk pencegahan proaktif<br />

dalam pelayanan kebidanan melalui upaya dini pengendalian/pencegahan proaktif<br />

terhadap komplikasi persalinan (Prawirohardjo, 2009).<br />

Pendekatan risiko sebagai pengetahuan, baru diperkenalkan oleh WHO pada<br />

tahun 1978 yang berkembang tepat pada waktunya untuk meningkatkan efisiensi dan<br />

efektifitas “Primary Health Care” bagi semua ibu hamil.<br />

<strong>Universitas</strong> <strong>Sumatera</strong> Utara

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!