April 2011 Liahona - The Church of Jesus Christ of Latter-day Saints
April 2011 Liahona - The Church of Jesus Christ of Latter-day Saints
April 2011 Liahona - The Church of Jesus Christ of Latter-day Saints
You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
PAHALA<br />
dari Membangun Kembali<br />
Sewaktu saya melihat puing-puing gempa bumi, saya sedih. Namun<br />
kemudian saya sadar bahwa Allah mengasihi mereka yang meninggal<br />
demikian juga mereka yang hidup.<br />
Oleh Ashley Dyer<br />
Karena saya tinggal di Shanghai, Cina, saya<br />
berkesempatan pergi dengan satu kelompok<br />
sekolah ke Provinsi Sinchuan di bagian<br />
barat-<strong>day</strong>a Cina untuk membangun rumah-rumah<br />
bagi para kurban gempa bumi yang menghancurkan<br />
wilayah itu beberapa tahun lalu. Kami bekerja<br />
keras menaruh batu bata, menyekop semen, mendorong<br />
gerobak berisi bata, dan memberikan batu<br />
bata secara estafet pada orang-orang “yang berdiri<br />
berjajar.” Pada hari kedua punggung saya terasa<br />
sakit, dan sarung tangan saya penuh lubang. Meskipun<br />
demikian, perjalanan itu merupakan suatu<br />
pengalaman yang tak terlupakan bagi saya dan<br />
memperkuat kesaksian saya sendiri dan nilai individu<br />
setiap orang, salah satu nilai Remaja Putri.<br />
Sewaktu saya bekerja keras setiap hari, saya<br />
melihat bahwa kepercayaan dalam nilai saya<br />
sendiri bertumbuh. Saya merasa baik terhadap diri<br />
saya sendiri karena saya melakukan hal-hal untuk<br />
meningkatkan taraf hidup mereka yang kurang<br />
beruntung dibandingkan diri saya.<br />
Kami juga memiliki kesempatan untuk mengunjungi<br />
sebuah sekolah di wilayah itu. Ketika<br />
kami tiba, sekelompok anak kecil yang lucu<br />
berlari menghampiri kami. Ketika saya<br />
melihat semua anak kecil yang luar biasa ini,<br />
saya juga mengenali nilai pribadi mereka. Mereka<br />
semua anak-anak cantik Allah, dan saya<br />
sungguh-sungguh merasakan bahwa Dia mengasihi<br />
dan mengenali mereka masing-masing.<br />
Menjelang akhir perjalanan saya, kami berkesempatan<br />
untuk pergi ke sebuah resor, di mana<br />
kami pergi makan siang. Tetapi ketika kami tiba di<br />
sana, kami mendapati bahwa resor itu telah hancur<br />
karena gempa bumi. Itu kehancuran terparah<br />
yang pernah saya lihat. Itu membuat saya ingin<br />
menangis. Atap dan dinding-dinding bangunan itu<br />
50 <strong>Liahona</strong><br />
roboh, pepohonan di dekat situ tumbang, dan reruntuhan<br />
di mana-mana. Sebuah batu besar telah<br />
menggelinding dari gunung dan menabrak salah<br />
satu sisi bangunan itu, menyebabkan atap dan<br />
dindingnya roboh. Ada satu buah sepatu yang<br />
tergeletak di salah satu pintu.<br />
Sewaktu saya memikirkan tentang hal ini dan<br />
kenyataan bahwa orang-orang telah tewas dalam<br />
bencana ini, saya berusaha keras untuk<br />
memahami bagaimana Bapa Surgawi<br />
membiarkan hal ini terjadi. Bukan-<br />
kah Dia mengasihi mereka? Lalu saya<br />
memikirkan kembali tentang apa<br />
yang telah kami bahas di kelas Remaja<br />
Putri dan menyadari bahwa ya,<br />
Dia memang mengasihi mereka. Dia<br />
mengetahui serta mengasihi masingmasing<br />
secara pribadi. Mereka yang<br />
meninggal pada hari itu semuanya Cina.<br />
adalah anak-anak Allah. Sesungguhnya,<br />
itu bahkan membuat saya<br />
semakin sedih memikirkan hal tersebut.<br />
Namun kemudian saya menyadari<br />
bahwa orang-orang ini berada dalam dunia<br />
roh dan mereka dapat kembali lagi kepada Bapa<br />
Surgawi. Pikiran ini menghibur saya dan memberi<br />
saya suatu perasaan damai.<br />
Saya tahu bahwa saya adalah anak Allah, dengan<br />
nilai pribadi yang luar biasa. Kita semua<br />
adalah anak-anak Bapa Surgawi, yang mengenal<br />
kita secara pribadi. Dia mengasihi kita dengan<br />
kasih yang lebih dalam dan lebih kuat daripada<br />
yang kita semua dapat bayangkan. Pemahaman<br />
ini tertanam kuat di hati saya sewaktu saya bekerja<br />
dengan dan melayani di antara orang-orang<br />
yang telah menderita sedemikian hebat dalam<br />
gempa bumi di Sinchuan. ◼<br />
Ashley Dyer (kanan)<br />
menolong membangun<br />
kembali rumah-rumah<br />
bagi penduduk setem-<br />
pat setelah gempa bumi<br />
tahun 2008 di Sichuan,<br />
FOTO SEIZIN DARI ASHLEY DYER