April 2011 Liahona - The Church of Jesus Christ of Latter-day Saints
April 2011 Liahona - The Church of Jesus Christ of Latter-day Saints
April 2011 Liahona - The Church of Jesus Christ of Latter-day Saints
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
NYARIS KE<br />
LUAR JALAN?<br />
“Terlalu sering …<br />
kita memulai apa<br />
yang kita harapkan<br />
menjadi perjalanan<br />
yang menarik hanya untuk menyadari,<br />
ketika terlambat, bahwa sebuah<br />
kekeliruan hanya beberapa derajat<br />
saja telah mengarahkan kita pada<br />
suatu arah lintasan menuju bencana<br />
rohani.”<br />
Presiden Dieter F. Uchtdorf, Penasihat Kedua<br />
dalam Presidensi Utama, “Masalah Beberapa<br />
Derajat,” <strong>Liahona</strong>, Mei 2008, 58–59.<br />
“Dia teman lama, dan itu<br />
bukan sebuah kencan,”<br />
saya membatin. Jadi mengapa<br />
Roh terus mengingatkan<br />
saya seharusnya saya<br />
tidak di sana?<br />
anggur, saya menjelaskan bahwa saya<br />
tidak akan membayar untuk alkohol.<br />
Dia menghormati keinginan saya dan<br />
membayar untuk dirinya sendiri.<br />
Kecemasan rohani saya terus<br />
bertambah sewaktu malam semakin<br />
larut. Setelah makan malam usai, saya<br />
duduk di ujung kursi saya, siap untuk<br />
pergi, karena saya tahu kereta malam<br />
yang terakhir segera berangkat dan<br />
saya juga tinggal jauh untuk naik<br />
taksi. Tanggap akan kekhawatiran<br />
saya, teman saya mengatakan saya<br />
dapat menginap di tempatnya. Sekarang<br />
Roh tidak akan meninggalkan<br />
saya sendirian, menegaskan apa yang<br />
sudah saya ketahui: tinggal di situ<br />
bukanlah suatu pilihan.<br />
Sewaktu saya mengantarnya pulang,<br />
saya berusaha keras untuk terlihat<br />
tenang. “Kamu yakin tidak mau<br />
menginap?” dia bertanya. Saya<br />
yakin. Dia tidak agresif atau<br />
mendesak, namun Roh<br />
dengan lembut berbicara<br />
lebih jelas daripada suara<br />
guruh. Saya tidak<br />
mau ketinggalan<br />
kereta saya!<br />
Saya menunggu sampai saya tahu<br />
dia di dalam, lalu berlari secepat<br />
mungkin untuk mencapai stasiun<br />
kereta tepat waktu. Tak pelak saya<br />
memikirkan Yusuf dari Mesir ketika<br />
dia lari dari godaan (lihat Kejadian<br />
39:7–12).<br />
Sewaktu saya memikirkan kembali<br />
tentang kejadian malam itu, saya<br />
merasa takut namun juga bersyukur:<br />
takut akan apa yang mungkin terjadi<br />
dan bersyukur akan penemanan Roh<br />
Kudus. Roh berbicara, meskipun<br />
saya seharusnya melakukan itu lebih<br />
awal, saya bahagia akhirnya saya<br />
mendengarkan.<br />
Jelaskan bahwa pandangan saya<br />
terhadap situasi malam itu sungguh<br />
tidak sejelas pandangan Tuhan. Sebagaimana<br />
Yesaya mencatat:<br />
”Sebab rancangan-Ku bukanlah<br />
rancanganmu, dan jalanmu bukanlah<br />
jalan-Ku, demikianlah firman Tuhan.<br />
Seperti tingginya langit dari bumi,<br />
demikianlah tingginya jalan-Ku dari<br />
jalanmu dan rancangan-Ku dari rancanganmu”<br />
(Yesaya 55:8–9).<br />
Beberapa pilihan yang kita hadapi<br />
dalam kehidupan dengan cepat<br />
dibuat dan dilupakan. Ada pilihanpilihan<br />
lain yang datang dengan<br />
pelajaran yang akan kita serap dengan<br />
baik tanpa pernah dilupakan. Saya<br />
sangat bersyukur untuk mengetahui<br />
bahwa kita mengindahkan bisikanbisikan<br />
Roh Kudus—dan ketika kita<br />
melakukannya dengan sedemikian<br />
langsung—kita dapat lebih mudah<br />
untuk tetap di jalan yang Yesus Kristus<br />
tetapkan bagi kita untuk diikuti. ◼<br />
<strong>April</strong> <strong>2011</strong> 45<br />
DEWASA MUDA