April 2011 Liahona - The Church of Jesus Christ of Latter-day Saints
April 2011 Liahona - The Church of Jesus Christ of Latter-day Saints
April 2011 Liahona - The Church of Jesus Christ of Latter-day Saints
You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
PENDERITAAN-NYA MERINGANKAN<br />
PENDERITAAN KITA<br />
Sebagai perawat di unit perawatan<br />
intensif bayi yang baru lahir, saya<br />
merawat bayi-bayi yang sakit, terkadang<br />
sangat mungil. Suatu malam<br />
saya ditugasi merawat bayi lelaki<br />
berusia 17 minggu dan beratnya 0,5<br />
kg. Tangannya kecil, kaki mungilnya<br />
hanya sebesar jari saya, dan telapak<br />
kakinya seukuran ibu jari saya.<br />
Karena masalah pernapasannya yang<br />
parah, dokter tidak mengharapkannya<br />
hidup sampai malam itu.<br />
Keheningan yang mendalam menyelimuti<br />
seluruh ruangan itu ketika<br />
bayi yang baru lahir itu berjuang untuk<br />
hidup. Setiap orang semakin stres, terutama<br />
sang perawat bayi itu, dan malam<br />
ini sayalah yang stres. Orang tuanya<br />
telah bersamanya seharian, namun mereka<br />
kelelahan. Ibunya telah kembali<br />
ke kamarnya untuk melepas lelah.<br />
Kamar privat sang bayi sarat dengan<br />
inkubator, monitor, ventilator,<br />
dan pompa IV, yang membantunya<br />
tetap hidup. Karena dia sedemikian<br />
sakit dan memerlukan perawatan intensif<br />
semacam itu, saya tidak ditugasi<br />
kepada pasien lain mana pun malam<br />
itu. Saya akan mendampingi bayi<br />
ini sepanjang malam, sibuk dengan<br />
mengobati, memonitor, merawat, dan<br />
mengetes.<br />
Ketika malam semakin larut, saya<br />
mencoba membayangkan bagaimana<br />
perasaaan saya seandainya saya adalah<br />
ibunya. Kepiluan hati akanlah tak<br />
tertanggungkan.<br />
Saya dengan lembut menyeka<br />
wajahnya, menyentuh tangan dan kakinya<br />
yang mungil, dengan hati-hati<br />
mengganti dan mengubah posisinya<br />
dalam selimut baru yang lembut. Saya<br />
bingung apa lagi yang dapat saya<br />
lakukan untuk pasien mungil saya.<br />
Apa yang ibunya akan lakukan? Apa<br />
yang Bapa Surgawi ingin agar saya<br />
lakukan?<br />
Roh mungil yang berharga dan<br />
polos ini segera akan kembali kepada<br />
Bapanya di Surga. Saya bertanya-<br />
tanya apakah dia takut. Saya memikirkan<br />
tentang anak-anak saya sendiri.<br />
Ketika mereka masih muda dan takut,<br />
saya menyanyi untuk mereka. “Aku<br />
Anak Allah” adalah favorit mereka.<br />
Dengan menahan tangis, saya menyanyi<br />
untuk bayi itu.<br />
Sebagai perawat saya melihat<br />
tabung dan darah, menghitung naikturun<br />
dada sang bayi, mendengarkan<br />
detak jantungnya, dan melihat angkaangka<br />
pada monitor. Sebagai Orang<br />
Suci Zaman Akhir saya melihat roh<br />
selestial dan kagum pada<br />
rencana keselamatan.<br />
Sewaktu malam telah<br />
larut, kesehatannya menurun.<br />
Dia akhirnya mencapai<br />
suatu kondisi yang<br />
menyebabkan pendarahan<br />
di jantungnya.<br />
Pada pagi harinya<br />
pasien<br />
mungil saya<br />
pergi dengan<br />
tenang melewati<br />
tabir. Dia<br />
D engan<br />
menahan<br />
tangis, saya<br />
menyanyi “Aku<br />
Anak Allah” untuk<br />
bayi itu.<br />
SUARA ORANG SUCI ZAMAN AKHIR<br />
meninggalkan lengan ibunya dan<br />
“dibawa pulang kepada Allah itu<br />
yang memberi [nya] hidup” (Alma<br />
40:11).<br />
Saya tumbuh semakin dekat kepada<br />
Juruselamat dan Bapa Surgawi<br />
malam itu. Saya mengembangkan<br />
pemahaman yang lebih besar akan<br />
kasih Tuhan bagi umat manusia—dan<br />
kasih-Nya bagi saya. Saya diingatkan,<br />
bahkan terpana, dengan kedalaman<br />
kasih yang saya rasakan bagi-Nya.<br />
Dan saya merasakan suatu hasrat<br />
untuk menjadi lebih baik hati, lebih<br />
lembut, lebih mengampuni, lebih berbelaskasihan—lebih<br />
seperti Dia—satu<br />
hari dan satu detak setiap kali. ◼<br />
Barbara Winter, Arizona, AS