21.06.2013 Views

April 2011 Liahona - The Church of Jesus Christ of Latter-day Saints

April 2011 Liahona - The Church of Jesus Christ of Latter-day Saints

April 2011 Liahona - The Church of Jesus Christ of Latter-day Saints

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

untuk menghormati orang tua saya, untuk<br />

tetap bersekolah, dan untuk tetap di jalan<br />

yang benar.”<br />

Pengaruh dari Pria yang Saleh<br />

Lydia Kaminaga, seperti Hirobo Obeketang,<br />

dilahirkan ke dalam Gereja tetapi menjadi<br />

tidak aktif selama masa-masa remajanya.<br />

Namun kisah perjalanan kembalinya sama<br />

hebat dan jelasnya.<br />

Kiri atas: Hirobo Obeketang (juga terlihat<br />

bersama keluarganya di halaman sebelumnya)<br />

bekerja sebagai manajer hotel.<br />

Bawah: Patricia Horiuchi adalah pemimpin<br />

untuk konferensi dewasa lajang<br />

muda pertama di Kepulauan Marshall<br />

pada bulan Juni 2009 (kanan bawah).<br />

TANTANGAN UNIVERSAL<br />

Meskipun geografi, kebu<strong>day</strong>aan, dan jarak mungkin memisahkan<br />

mereka dari para Orang Suci Zaman Akhir lainnya, para anggota<br />

di Kepulauan Marshall menjelaskan bahwa mereka menghadapi banyak<br />

tantangan serupa yang semua anggota hadapi.<br />

Gary Zackious (kanan), seorang pemimpin dewasa<br />

lajang muda pasak, menuturkan bahwa “orang-orang<br />

datang kepada Anda dan berkata, ‘Kita tidak membutuhkan<br />

seorang nabi di zaman sekarang, dan kita tidak<br />

memerlukan lagi tulisan suci apa pun.’ Beberapa anggota<br />

tidak benar-benar membaca tulisan suci atau memahaminya,<br />

jadi ketika seseorang mengatakan kepada mereka sesuatu yang<br />

mengendurkan kepercayaan mereka, mereka mundur dari apa yang<br />

mereka tahu benar adanya.”<br />

Bagi Gary, solusinya sederhana, “Saya ditantang oleh para misionaris<br />

untuk berdoa mengenai Kitab Mormon, Pemulihan, dan Joseph Smith<br />

untuk mengetahui apakah hal itu benar. Suatu malam saya berdoa<br />

dengan berlutut. Saya merasakan Roh. Itu suatu perasaan yang tidak<br />

pernah saya rasakan sebelumnya. Saya tahu hal-hal yang diajarkan kepada<br />

saya oleh para misionaris benar adanya. Membaca Kitab Mormon<br />

memperkuat kesaksian saya sebagai orang insaf muda.” Sejak pembaptisannya<br />

hingga misinya sampai sekarang ini, Gary menuturkan,<br />

“Kesaksian saya telah bertumbuh sewaktu saya membaca<br />

Kitab Mormon dan menelaah tulisan suci serta perkataan<br />

para nabi.”<br />

Ernest Mea (kanan), yang bekerja dengan Gary sebagai<br />

penerjemah Gereja di Kepulauan Marshall, menuturkan<br />

bahwa banyak kaum remaja terjebak dalam amoralitas.<br />

Dia tetap berada di jalan yang sempit dan sesak dengan<br />

terlibat dalam kegiatan-kegiatan yang sehat bersama<br />

teman-teman yang sepaham. “Sebelum misi saya, kami<br />

bermain bola basket di Gereja setiap hari kecuali hari<br />

Minggu dan Senin,” tuturnya.<br />

Bagi Michael Ione (kanan) dari Lingkungan Jenrok,<br />

bergabung dalam Gereja tahun 2006 ada harganya: dia<br />

tidak bisa terus tinggal di rumah. Meskipun demikian,<br />

memperlihatkan iman dan keyakinannya, dia dibaptiskan.<br />

Hanya satu tahun kemudian dia dipanggil pergi misi—ke Kepulauan<br />

Marshall. Yang terkini, keluarga Michael telah mulai menunjukkan<br />

minat terhadap Gereja dan belajar bersama para misionaris.

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!