April 2011 Liahona - The Church of Jesus Christ of Latter-day Saints
April 2011 Liahona - The Church of Jesus Christ of Latter-day Saints
April 2011 Liahona - The Church of Jesus Christ of Latter-day Saints
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
Hirobo mulai belajar dengan para misionaris dan mempelajari<br />
kembali ajaran. Presiden Nelson Bleak dari Misi<br />
Kepulauan Marshall Majuro menemaninya, juga para anggota<br />
lainnya, termasuk presiden Arlington Tibon. Akhirnya,<br />
Hirobo bertekad untuk kembali, dan hal berikutnya yang<br />
dia tahu, dia tengah menghadiri bukan saja pertemuan sakramen<br />
namun juga pertemuan Sekolah Minggu dan keimamatan.<br />
Pada akhirnya, Hirobo membuat keputusan.<br />
“Ketika saya kembali, saya berkata, ‘Inilah. Inilah<br />
yang akan saya lakukan.’ Dan itu mengubah hidup saya<br />
seutuhnya.”<br />
Hirobo dan Linda menikah pada tanggal 30 Agustus<br />
2008. Dia segera menerima Imamat Harun dan membaptiskan<br />
istrinya. Dua bulan kemudian Hirobo menerima<br />
Imamat Melkisedek dan dipanggil sebagai sekretaris pelaksana<br />
distrik.<br />
Hirobo menatap istrinya dan tersenyum. “Dia tidak percaya<br />
sayalah yang membaptisnya,” tuturnya. “Bayangkan—<br />
diperlukan delapan tahun baginya, dari tahun 2000 sampai<br />
2008. Dia luar biasa.”<br />
Teladan dari Seorang Ayah yang Saleh<br />
Kadang-kadang pemandu kita, seperti seorang pelaut,<br />
bekerja secara erat dengan kita, mengajari kita apa yang<br />
kita perlu ketahui agar kita dapat dengan berhasil menavigasi<br />
hidup kita. Dalam banyak hal pelaut itu menyelesaikan<br />
ini dengan memberikan contoh bagi kita untuk diikuti.<br />
Demikian halnya dengan ayah Patricia Horiuchi, Frank.<br />
Setelah bertemu dengan para misionaris, Frank mulai<br />
secara rutin mengundang mereka untuk makan malam.<br />
Segera dia mulai mengambil pelajaran. Namun tidak ada<br />
dalam keluarganya yang ingin berurusan dengan Gereja.<br />
“Ketika kami melihat para misionaris datang,” Patricia<br />
memaparkan, “kami semua akan lari—saya dan adik lelaki<br />
serta perempuan saya.”<br />
Kemudian Frank dibaptiskan pada bulan Juli 2007 oleh<br />
34 <strong>Liahona</strong><br />
presiden misi, Nelson Bleak. Itu merupakan<br />
momen yang khusyuk bagi Patricia dan saudarasaudara<br />
kandungnya.<br />
“Saya melihat ayah saya mulai berubah,”<br />
tuturnya. “Saya tahu bahwa jika Injil dapat menyentuh<br />
hati ayah saya, itu juga dapat menyentuh<br />
hati saya dan mengubah hidup saya. Karena<br />
itu saya memutuskan untuk belajar dengan para<br />
sister misionaris, dan mereka menantang saya<br />
untuk menelaah Kitab Mormon serta Alkitab.<br />
Saudara lelaki saya dan saya telah bertikai sebelumnya,<br />
dan saya tidak pernah memaafkannya.<br />
Kemudian saya membaca dalam tulisan suci<br />
bahwa jika Anda mengampuni orang lain, Allah akan<br />
mengampuni Anda” (lihat 3 Nefi 13:14–15)<br />
Patricia menyadari dia harus mengampuni saudara lelakinya<br />
untuk mulai mengubah hidupnya, menjadi bersih,<br />
dan memiliki kedamaian. Jadi dia melakukan.<br />
“Setelah saya membuang sikap buruk saya dan berubah<br />
menjadi orang baru yang menaati perintah-perintah, saya<br />
sedemikian gembira. Saya tahu saya harus<br />
dibaptiskan agar saya dapat berada<br />
di Gereja yang benar,” dia bertutur.<br />
“Gereja membawa saya ke jalan<br />
yang benar. Gereja memisahkan<br />
saya dari pengaruh-pengaruh<br />
buruk. Gereja mengajari saya