April 2011 Liahona - The Church of Jesus Christ of Latter-day Saints
April 2011 Liahona - The Church of Jesus Christ of Latter-day Saints
April 2011 Liahona - The Church of Jesus Christ of Latter-day Saints
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
Berlayar<br />
dengan Setia<br />
Oleh Joshua J. Perkey<br />
Majalah Gereja<br />
Para pelaut zaman dahulu mengarungi samudra<br />
dipandu dengan arah matahari, bulan, dan bintangbintang.<br />
Di malam hari mata mereka tetap terjaga<br />
berfokus pada Bintang Utara, arahnya yang pasti menyediakan<br />
sauh surgawi bagi para pelaut, menolong mereka<br />
mengarungi jalan yang benar ke tempat tujuan mereka.<br />
Di Kepulauan Marshall di Lautan Pasifik, para pelaut<br />
menemukan teknik lain. Di sana, pola ombak, atau gelombang<br />
laut, mengalir di antara atol dan pulau-pulau dalam<br />
pola yang konsisten. Seorang pelaut yang terlatih dapat<br />
mengarungi beratus-ratus mil dengan mengikuti alur gelombang<br />
yang rumit—masing-masing bagaikan satu jalur<br />
jalan—dari satu pulau atau atol ke yang lainnya. Mereka<br />
yang tahu di mana gelombang itu berada dan di mana<br />
gelombang itu mengalir dapat menuntun para pelancong<br />
lain dengan aman ke tempat tujuan mereka.<br />
Bagi para anggota Gereja, Yesus Kristus adalah teladan<br />
sempurna kita, yang terang sejatinya membimbing kita.<br />
KE KEPULAUAN MARSHALL<br />
Hukum-hukum dan tata cara-tata cara-Nya, bagai gelombang<br />
lautan, dapat menuntun kita dengan aman ke rumah<br />
surgawi kita. Namun bagi kita semua, ada orang-orang<br />
yang pelayanan dan dukungannya bekerja selaras dengan<br />
peran Navigator Tuhan. Dalam kisah berikut, tiga anggota<br />
di Kepulauan Marshall membagikan bagaimana orang lain<br />
menolong mereka menavigasi beting berbatu dan badai kehidupan<br />
mereka untuk menuntun mereka kepada Kristus.<br />
Pengaruh dari Wanita yang Saleh<br />
Hirobo Obeketang duduk bersandar di s<strong>of</strong>anya dan<br />
tersenyum. Dia dan istrinya, Linda, baru saja selesai mengadakan<br />
malam keluarga bersama empat anaknya dan sister<br />
misionaris. Mereka juga mengundang para misionaris itu<br />
untuk makan malam dengan menu ikan, lengkap dengan<br />
mata dan ekornya—sebuah tradisi di Majuro, ibu kota<br />
Kepulauan Marshall. Sewaktu Hirobo memaparkan kehidupannya,<br />
dia menyatakan betapa bersyukurnya dia atas<br />
FOTO OLEH JOSHUA J. PERKEY, KECUALI SEBAGAIMANA<br />
DITULISKAN; FOTO PERAHU © GETTY IMAGES