14.06.2013 Views

Jurnal FWI

Jurnal FWI

Jurnal FWI

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

<strong>Jurnal</strong> Mahasiswa dan Alumni Pascasarjana se‐Indonesia<br />

Volume 1, Nomor 1, Desember 2009<br />

dirinya (Tenner, Gerstenberger dan Keller, 1989). Pengalaman depresi lebih lanjut akan<br />

dapat mempengaruhi motivasi yang dibutuhkan untuk meningkatkan kebebasan<br />

fungsional, karena kegagalan untuk ikut berpartisipasi dalam komunitas akibat<br />

kemampuan verbal yang rusak, sering menghasilkan perasaan-perasaan kesendirian dan<br />

isolasi. (Wahrborg, 1991).<br />

KONSEP ISOLASI DALAM TEORI EGO PSIKOLOGI FREUD<br />

Konsep dari ego psikologi digunakan oleh pakar ego psikologi (Freud, 1966;<br />

Blanck dan Blanck, 1974) untuk menjelaskan proses-proses mental dimana perasaanperasaan<br />

terpisah dari pikiran. Isolasi sebagai sebuah karakteristik personal dalam<br />

kenyataanya dapat menjadi hal yang problematis, tetapi disisi lain juga merupakan sebuah<br />

sumber penting dalam momen-momen ancaman dan panik. Isolasi perasaan-perasaan<br />

sepertinya menjadi kemungkinan yang dapat mengesampingkannya untuk bertindak<br />

dalam suatu cara yang rasional. Orang akan menjadi sadar akan afasianya saat dia sedang<br />

sendiri dirumah, atau ditempat rehabilitasi saat perawat meninggalkannya sendiri.<br />

Kemampuan pengetahuannya dengan segera menunjukkan bahwa dia harus menekan<br />

perasaannya untuk mendapatkan bantuan orang lain dan memakai kemampaun isolasi dan<br />

rasionalitasnya sebagai sebuah strategi sadar. Hal ini berlawanan dengan teori mekanisme<br />

pertahanan psikologi tidak sadar dimana menghadapinya dengan penyingkapan dan<br />

pembebasan perasaan-perasaan tertekan yang telah diasingkan pada bagian pikiran yang<br />

berbeda (Breuer dan Freud, 1895)<br />

TEORI FENOMENOLOGI HUSSERL<br />

Teori fenomenologi dari intensionalitas membantu memahami penangkapan<br />

realitas non verbal dan pre reflektif semacam ini. Dengan memakai konsep<br />

“intensionalitas”, Husserl tidak meragukan tentang kekuatan bawaan dari apa yang<br />

disebut sebagai “sikap alami” yaitu “terbenam setiap hari dalam keberadaan dan<br />

pengalaman seseorang, dimana kita meremehkan bahwa dunia adalah seperti apa yang<br />

kita terima, dan bahwa orang lain mengalami dunia seperti yang kita alami” (Husserl,<br />

1970; Dahlberg et al., 2001). Dalam tindakan intensionalitas, kita tidak merefleksikan<br />

secara kritis, kita hanya ada dalam dunia keseharian dimana kita tinggal.<br />

Saat terjadi afasia, maka terjadi kehilangan kemampuan untuk bergerak dari<br />

sebuah sikap alami ke sebuah sikap yang lebih reflektif. Dunia sekitar dipahami dalam<br />

86

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!