Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
Potensi Daerah Karst Mikrokontinen Buton‐Tukangbesi<br />
dalam Pengembangan Pariwisata Berbasis Alam dan Budaya<br />
Burhan dan Jalil<br />
Selanjutnya, muncul blok-irisan gugusan kepulauan Tukang Besi yang berasal dari Buton<br />
bagian tengah yang berarah tenggara. Palung Buton ini membujur sejajar (parallel)<br />
dengan blok-blok kepulauan Tukang Besi yang dipisahkan kurang lebih oleh tiga sifat<br />
(triangular blok) yang berbeda dengan pulau Hagedis (Batuatas) dan pulau Kabia. Blokblok<br />
ini berakhir pada bagian selatan Buton dan alas blok ini menerus dari arah barat<br />
hingga berakhir pada cekungan banda bagian selatan. Daerah ini mempunyai kedalaman<br />
kira-kira 2000 m. Pada pulau Batuatas terdapat lipatan coral muda pada ketinggian 193<br />
diatas mean sea level (msl). Pada daerah Buton selatan-barat terdapat punggungan yang<br />
memanjang ke barat daya melalui pulau-pulau kecil yang dimulai dari pulau Kadatua dan<br />
Siompu menerus hingga teluk Bone.<br />
Rata-rata orogenic daerah ini sangat aneh, karena susunan sayatan kerak berarah<br />
radial (beberapa di antaranya terangkat seiring waktu, terjadi tumbukan antar blok hingga<br />
sampai pada kedalaman ribuan meter). Menurut Hamilton (1979) dan Katili (1978), Pulau<br />
Buton dan Kepulauan Tukangbesi merupakan salah mikrokontinen yang berasal dari<br />
batas bagian utara benua Australia yang akibat adanya lempeng tektonik sehingga Pulau<br />
Buton berada pada posisinya saat ini. Mikrokontinen–mikrokontinen yang diduga kuat<br />
berasal dari batas bagian utara benua Australia bukan hanya pulau Buton saja, tetapi juga<br />
adalah mikrokontinen Banggai-Sula, Seram, Buru dan Kepala Burung Papua. Hal ini<br />
dilihat dari kandungan hidrokarbon yang berlimpah di daerah-daerah tersebut (Tobing,<br />
2005; Satyana et al., 2008 dan Tanjung, et al., 2008).<br />
PARIWISATA ALAM DAERAH KARST MIKROKONTINEN BUTON-<br />
TUKANGBESI<br />
Singer (2006) mengemukakan bahwa sebelumnya, banyak orang lebih mengenal<br />
Buton sebagai penghasil aspal alami terbesar di Asia yang hingga saat ini diperkirakan<br />
masih terdapat deposit aspal sekitar 650 juta ton. Saat ini, Pulau Buton tidak hanya<br />
dikenal dari aspal alamnya, tetapi juga dikenal sebagai pintu gerbang wisata di Sulawesi<br />
Tenggara. Buton dan pulau-pulau disekitarnya memiliki potensi wisata alam kelas dunia<br />
jika dikembangkan. Potensi alam tersebut antara lain : wisata bahari Pantai Nirwana,<br />
wisata bahari Taman Nasional Wakatobi, wisata bahari Pulau Kabaena, wisata bahari<br />
Basilika (Batuatas, Siompu, Liwutongkidi, Kadatua), wisata alam hutan alami<br />
Lambusango, Suaka Margasatwa Buton Utara, Wisata alam karst Wasampuarona, wisata<br />
alam daerah bekas penambangan aspal, dan wisata gua karst Buton (Purwanto, 2006).<br />
Pada tulisan ini, penulis hanya akan menulis sedikit contoh kekayaan wisata alam di<br />
29