14.06.2013 Views

Jurnal FWI

Jurnal FWI

Jurnal FWI

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

<strong>Jurnal</strong> Mahasiswa dan Alumni Pascasarjana se‐Indonesia<br />

Volume 1, Nomor 1, Desember 2009<br />

sebagai aturan baku yang sudah ada. Kedua, anggaran hanyalah urusan proyek-proyek<br />

pembangunan dan sumber finansial lainnya. Ujung-ujungnya pada keengganan<br />

pemerintah untuk keluar dari kungkungan cengkeraman indikator-indikator yang<br />

mengaburkan implikasinya pada kelompok masyarakat yang rentan. Kaum miskin dan<br />

warga rentan justru menjadi pemikul beban dari implikasi anggaran. Ketiga, anggaran<br />

adalah semata-mata urusan yang boleh dimonopoli pemerintah. Setidaknya sejak merdeka<br />

hingga saat ini pemerintah selalu mendudukkan anggaran sebagai persoalan yang sangat<br />

eksklusif di wilayah monopoli mereka, tanpa ada ruang keterlibatan bagi masyarakat<br />

(Fuady, 2002)<br />

Salah satu unsur yang penting yang harus dipenuhi dalam penentuan anggaran<br />

adalah tersedianya ruang yang luas bagi rakyat atas akses seluruh proses sosial, politik<br />

dan ekonomi. Terpenuhinya unsur keterbukaan dalam pengelolaan anggaran oleh<br />

merupakan syarat terpenting bagi terwujudnya demokrasi anggaran. Sebab aspek inilah<br />

yang dituntut oleh mekanisme kerja sistem politik yang demokratis, dimana keterbukaan<br />

atau transparansi menjadi penting disediakan oleh negara (Irianto, 2005).<br />

Penyimpangan yang terjadi akibat dari ekonomi politik anggaran, maka<br />

diperlukan cara-cara baru dalam merumuskan dan mengelola anggaran agar dapat<br />

memberikan pelayanan kepada rakyat. Cara-cara sepihak, memperjuangkan golongan,<br />

institusi sendiri adalah pengkianatan terhadap rakyat. Menurut Syafii (2004) sebagai<br />

moral politik kotor yang dapat merusak institusi negara yang telah diberikan mandat oleh<br />

rakyatnya. Rakyat telah memberikan kewenangan kepada negara untuk mengatur<br />

kehidupan bersama yang beradab, sekalipun dilingkungan masyarakat sendiri terdapat<br />

pihak yang apriori. Sikap demikian perlu dihadirkan dengan wajah yang menyejukkan di<br />

era saat ini untuk mencapai kesejahteraan umum dengan mengarahkan semua tindakan<br />

politik untuk kepentingan bersama (Suseno, 2003).<br />

Upaya untuk menemukan formulasi yang tepat dalam penentuan anggaran adalah<br />

mengenai keadilan anggaran, yang terkait dengan erat dengan usaha negara dan<br />

pemerintah memberikan jaminan sosial yang tepat bagi rakyat terutama pada lapisan<br />

masyarakat yang rentan. Pola hubungan yang transparan, terukur, serta demokratis antara<br />

pemerintah dan masyarakat akan mereduksi rasa curiga manakala negara melalui<br />

pemerintah di eksekutif dan dewan di legislatif mampu melakukan proses dengan baik<br />

dan memerhatikan kepentingan rakyat yang secara nyata dapat dirasakan rakyat.<br />

102

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!