14.06.2013 Views

Jurnal FWI

Jurnal FWI

Jurnal FWI

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Menyoal Ekonomi Politik Anggaran: Telaah Era Demokrasi di Indonesia<br />

Suraji<br />

referensi nilai yang sama, mana yang boleh dilakukan dan mana yang tidak boleh<br />

dilakukan.<br />

3. Manajemen Otonomi<br />

Secara konseptual dalam membangun kemandirian daerah pasca otonomi<br />

daerah, harus mengacu kepada kaidah-kaidah perencanaan strategis, manajemen<br />

strategis, dan evaluasi strategis dalam rangka mengelola, dan memanfaatkan seluruh<br />

potensi sumber daya yang dimiliki daerah.<br />

Terdapat empat hal utama yang harus diperhatikan dalam menyusun Rencana<br />

Strategis Pembangunan, yaitu sistem informasi, manajemen tata ruang wilayah,<br />

sistem jaringan kerjasama, serta pedoman operasionalnya. Dalam sistem informasi<br />

pembangunan dilakukan kajian yang meliputi proses identifikasi dan analisis<br />

terhadap potensi, kendala, peluang, dan tantangan pembangunan, berikut kajian<br />

terhadap potensi pengembangan sumber daya, tingkat produktifitas, kelayakan<br />

pengembangannya, serta kerangka waktunya. Dalam kajian ini sebaiknya juga<br />

meliputi informasi dan akses jaringan pemasaran sumber daya dalam lingkup lokal,<br />

regional, nasional, dan internasional. Perencanaan yang berkaitan dengan manajemen<br />

tata ruang wilayah akan bertumpu pada kajian yang meliputi proses identifikasi dan<br />

analisis terhadap perencanaan, pemanfaatan, dan pengendalian tata ruang wilayah<br />

daratan, lautan, dan udara.<br />

Kecenderungan organisasi jejaring (network organization) yang melanda<br />

dunia bisnis juga patut diterapkan dalam organisasi pemerintah daerah. Kajian<br />

mengenai jejaring ini meliputi proses identifikasi dan analisis terhadap sistem,<br />

pola/bentuk, dan mekanisme kerja sama yang dapat dilakukan oleh semua pihak,<br />

dalam lingkup lokal, regional, nasional, maupun internasional.<br />

Sejauh ini terdapat tiga mistifikasi terhadap anggaran. Pertama, anggaran adalah<br />

persoalan rumit dan rewel. Untuk memahaminya, seseorang harus memiliki kecakapan<br />

dan tingkat pendidikan tertentu. Tidaklah mudah mementahkan anggapan yang mendarah<br />

daging itu karena anggaran memiliki struktur, sistem dan mekanisme yang biasanya<br />

hanya dimengerti oleh mereka dengan kecakapan khusus. Dan sialnya, (atau untungnya?)<br />

akses terhadap dokumen-dokumen yang terkait dengan anggaran tidak dimilik semua<br />

orang. Dalam banyak kasus terutama di negara-negara berkembang, termasuk Indonesia,<br />

anggaran masih dipahami sebagai aturan formal dan sesuatu yang mengntungkan pihak<br />

aktor atau institusi kelembagaan negara dan secara yuridis anggaran sekedar dipahami<br />

101

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!